Afterthought.

31.1K 806 94
                                    

Cast;
Aime as Kiko Mizuhara
Diel as Ibrahim Irsyad

***

"Aku tidak pernah melihatmu berkencan atau tertarik pada lawan jenis, Ai."

Aku gelagapan mendengar pernyataan itu. Memaksa untuk tertawa, aku mengalihkan perhatianku dari Diel.

"Aku menyukai Evan, El," kataku refleks begitu melihat Evan sedang bersama Lucy. Yah, setidaknya, aku bisa beralasan kalau ditanya kenapa tidak kudekati Evan dengan tidak mungkin kan aku merebut Evan dari Lucy karena Lucy sahabatku.

Diel menghela napasnya. "Menyedihkan, bukan?"

Aku menatapnya bingung. Diel terkekeh dan mengusap kepalaku.

"Aku mencintai Lucy dan kamu menyukai Evan."

Aku meringis. Ingin sekali berteriak pada Diel bahwa aku mencintainya. Tapi, aku tahu bagaimana perjuangannya hingga bisa mengenal Lucy lebih dekat.

"Kamu tidak ada keinginan untuk mendekati Evan, Ai?"

Dulu. "Tidak," kataku menggelengkan kepalaku. "Aku bahagia melihatnya bahagia."

"Ah, kupikir kau tipe perempuan yang egois. Aku harus kecewa kalau begitu."

Aku terkekeh. Andai Diel mengatakan hal ini dulu, saat aku masih menyukai Evan, tentu aku akan berani sedikit menggoda Evan. Tapi keadaannya berbeda. Aku merelakan Evan karena kutahu dia lebih bahagia bersama Lucy. Lalu dengan bodohnya aku membiarkan hatiku terperangkap oleh kehangatan Diel, sahabatku, dan saat aku siap untuk mengutarakan perasaanku padanya, aku tahu Diel mencintai Lucy. Sialnya aku juga tahu kalau Lucy juga mencintai Diel. Untuk itu aku memilih diam berpura-pura tidak tahu.

Diel salah. Aku perempuan yang sangat egois.

"Bagaimana menurutmu kalau aku menyatakan perasaanku pada Lucy?"

Jangan! Tidak boleh!

Aku memejamkan mataku. Berharap bisa mengendalikan diriku, lalu aku memilih tersenyum. "Kalau itu baik menurutmu, lakukan saja."

Diel menatapku penuh arti membuatku menoleh untuk membalas tatapannya. "Apa?"

"Bantu aku, Ai."

Aku menggeleng. Tidak akan! Aku tidak akan membantunya untuk bisa bersatu dengan Lucy yang akan membuatku hancur.

Bukan karena aku tak ingin melihat Diel bahagia dengan pilihannya, tapi di mana perjuangan Diel kalau aku memberi-tahunya bahwa Lucy memiliki perasaan yang sama dengannya lalu mereka bersama begitu saja.

Oke, aku memang mencari alasan. Tapi biarlah aku dengan sedikit waktuku agar bisa di sisinya sedikit lebih lama. Aku tidak yakin akan memiliki perasaan besar seperti ini lagi selain pada Diel.

"Aku tidak mau. Berusahalah dengan keinginanmu, Diel."

Diel menatapku, mencibirku. "Tidak seru."

Aku mengangkat bahu tak peduli. Aku tak mau dengan mudahnya membiarkan diriku sakit hati. Aku pernah merasakannya, dan aku tak ingin lagi merasakan perasaan itu.

"Oh, sial, mereka datang."

Aku tersenyum miris. Pasti Lucy yang mengajak Evan untuk bergabung denganku dan Diel.

***

"Aku mencintainya, El!"

Aku mengurungkan niatku begitu akan membuka pintu di depanku ini.

"Aku mencintai Lucy, bagaimana bisa kamu bilang kalau kamu juga mencintainya?"

Aku tercekat. Lucy, lagi. Memang akan selalu Lucy, kan? Sial, apa yang kuharapkan sebenarnya.

AfterthoughtWhere stories live. Discover now