1

43.2K 1.7K 26
                                    

matahari telah bersinar namun tak cukup untuk menghangatkan tubuh gadis berambut pirang itu. sekarang masih musim dingin di wilayah jersey, dan dia masih harus bekerja di salah satu café milik seorang pemuda tampan berumur 27 tahun yang kalau menurutnya terlalu muda untuk menjadi seorang pemilik café yang cukup terkenal itu.

di eratkannya jaket yang ia kenakan berharap dapat melindunginya dari cuaca dingin ini. ia menelusuri terotoar dan kemudian berhenti di suatu tempat dan membuka pintu yang berada di hadapannya. terdengar lah suara lonceng ketika ia membuka pintu.

"kau terlambat lagi arabella." kata seorang gadis berambut ikal berwarna coklat dan terlihat seumuran dengan arabella. arabella hanya melenggang melewati seseorang yang baru saja berbicara dengannya.

"sorry mir, aku hanya tak tahan dengan musim dingin. jadi aku kelamaan di balik selimut dan....sedikit terlambat." kata arabella sambil mengganti pakaiannya dengan seragam waitress yang ada di dalam lokernya.

"Arabella Maverick! kau sudah terlambat 15 menit dan kau bilang sedikit terlambat!? kalau manager tau tentang ini ku jamin kau akan langsung di pecat." pekik gadis itu sedikit histeris tak percaya apa yang telah di katakan sahabatnya ini.

"Miranda Bryson, buktinya sampai sekarang aku belum di pecatkan?" jawab arabella sambil menutup lokernya dan meninggalkan temannya yang masih terdiam memijat pelipisnya yang mulai berdenyut karena jawaban sahabatnya itu.

"dimana Savannah?" tanya arabella setelah melihat ke seluruh ruangan tetapi salah satu sahabat nya itu tak terlihat juga.

"dia sedang di gudang menghitung persediaan. lebih baik kau cepat bekerja, ku dengar pemilik café ini akan datang. sebaiknya kau bekerja dengan baik kali ini kalau tidak ingin benar-benar di pecat." kata miranda sambil sibuk mengotak-atik mesin kasir yang memang tugasnya.

"yaya, aku layani meja disana dulu ya." miranda hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya pada mesin kasir.

arabella pov

tanpa memperdulikan jawaban miranda yang 'seperlunya' itu aku mulai melangkah mendekati meja yang berada di pojokan. terlihat lelaki yang cukup tampan, sangat tampan malah sedang duduk memperhatikan keluar jendela.

aku melangkah mendekati meja tersebut. semakin aku mendekat semakin cepat jantungku berdebar. tak biasanya aku begini, mungkin karena dia terlalu tampan bahkan hampir sempurna. dia memiliki tubuh atletis, dan rambut coklatnya yang terlihat lembut. aku terus memperhatikan tiap lekukan tubuhnya, tanpa ku sadari aku sudah berdiri di meja tempat dia duduk. dengan segera ku hilangkan pikiran aneh ku tentangnya.

"anda ingin sesuatu tuan?" ucap ku sedikit bergetar, dengan sekuat tenaga aku meredam suara ku yang bergetar. dia mengalihkan pandangannya dari jendela dan menatap ku dengan mata biru sapphire nya yang mengintimidasi. dia menatap ku dalam. terlihat dia sedikit terkejut ketika melihat ku di hadapannya. tiba-tiba sebuah senyum terukir di bibirnya.

"aku menginginkan mu."

My Beautiful MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang