After Promises

1.7K 232 99
                                    

"So I travelled back, down that road. Will he comeback?
No one knows."

.

.

.

.

Jika ada satu hal yang paling Tony sesali, maka itu adalah lisannya yang terkadang begitu tajam. Mengatakan A meski yang ia maksud adalah B. Mengatakan ia tak butuh siapapun saat nyatanya ia sangat butuh seseorang. Ia sadar itu salah, terlebih setelah teman-temannya pergi satu persatu meninggalkannya.

Tak apa.

Tony menarik nafasnya sedalam yang ia bisa, menghembuskannya perlahan sembari berharap semua sesak dalam dadanya akan ikut terbawa pergi. Jemarinya yang semakin kurus menekan tombol play untuk kesekian kalinya, memanjakan telinganya dengan ratusan voice note seorang bocah yang beberapa bulan ini selalu ada dipikirannya.

Peter.

Peter.

Peter.

Ini pukul delapan pagi, ia baru terbangun dari tidurnya dan ia tak mengerti kenapa semua sudah terasa begitu menyedihkan. Bahkan matahari belum terlalu panas dan kedua bola matanya sudah terbakar.  Dalam hati berharap mendengar kericuhan dari ruang makan yang teman-temannya sebabkan, namun nihil.

Kau sendirian, Tony.

Kau yang mengusir mereka.

Salahmu.

Salahmu.

Semua salahmu.

"Sial." Tony kembali menghela, sesak kembali meraja lela bukannya hilang entah kemana. Pikirannya seketika kacau. Terutama setelah mendengar ketukan pintu yang lebih pantas disebut percobaan pendobrakan dibanding mengetuk.

"Demi Tuhan, Barton! Kembalilah ke rumahmu!"

Hening.

Ketukan itu tak lagi terdengar, membuat sesak kembali berkuasa. Tony berdiri dari sofa, memilih untuk membuka pintu hanya untuk mendapati tak ada siapapun disana. Tony menghela nafas lagi untuk kesekian kalinya.

Benar, ia sendiri.

Lalu, siapa yang mengetuk pintu tadi?

Hebat, Tony sudah gila sampai-sampai berhalusinasi. Jelas, ratusan botol alkohol merusak kepalanya. Merusak Tony Stark dari luar dan dalam. Tapi, hey? Ia bahkan belum mulai minum, seharusnya tak ada efek apapun. Terlebih ia adalah peminum berat, tak mungkin ia mabuk saat tak meminum apapun.

'Sebuah pesan suara baru dari Peter, Sir. Apa anda ingin saya membukanya?'

Tony mengerjap, berbalik secepat yang ia bisa. "Peter.. Parker?"

'Peter Quill, Sir.'

Bodoh.

Lagipula apa yang Tony harapkan?

Promises ;SPIDERMANWhere stories live. Discover now