Neji hanya bisa pasrah. Duh, kenapa sih ibu dan ayahnya membuat adik yang menyebalkan seperti ini.

Walaupun menyebalkan tapi sayang:)

。 。 。 。 。

Dua hari yang lalu sasuke mengatakan bahwa ia masih sayang sama hinata.

Hinata lieur

"Pusing aing mah mikirikuen wae si babang sas yang suka baperin tapi gak mau memberi kepastian" gumam hinata.

Kini hinata tengah belajar, didalam kamarnya. Tapi ia malah memikirkan hal lain daripada belajar.

Iya belajar, belajar ngikhlasin bang sasu sama yang lain.

Hinata semakin pusing! Udah besok ujian fisika yang dilanjutkan oleh ujian matematika.

Bisa-bisa kepala hinata pecah gegara mikirin bang sasu teros:v

Gimana ya? Orang udah cinta mah gak mandang apapun.

Tok tok tok~

"Kak! Makan malam dulu!" Teriak hanabi dibalik pintu kamar hinata.

"Iya sebentar hana!" Sahut hinata tak kalah suaranya dengan hanabi.

Lebih baik hinata makan dulu daripada mikir yang lain. Dan gak jelas gitu.

Hinata merapikan buku yang tadi berantakan, karena belajar yang gak karuan.

Segera hinata membuka pintu dan menuju ruangan makan. Sesampai disana semua keluarganya sudah siap menyantap makanannya masing-masing.

"Nak, sini" ajak mamah hikari.

Hinata duduk disamping hanabi dan mengambil makanan yang tersedia didepan mata.

"Itadakimasu!"

Mereka makan dengan aman, nyaman, dan tentram tanpa adanya gangguan dari apapun dan siapapun.

"Eh, kak gimana lo sama bang sasuke?" Bisik hanabi disela-sela makannya.

"Paan sih gak gimana-gimana" ucap hinata.

Selesai makan saat hinata hendak pergi kekamar namun mamah hikari menahannya.

"Hinata"

"Iya, mah"

"Duduk dulu mamah mau bicara sama kamu" ucap mamah hikari.

Hinata yang berdiri kembali duduk menatap wajah ibunya serius.

"Hm…gimana ya? Seminggu lagi sehabis ujian selesai mamah akan mengajak kamu kepesta pernikahan temen mamah" ucap mamah.

"Pasti akal-akalan mamah biar hinata mau diajak menikah dengan topeng acara pesta" batin hiashi.

"Ok, deh kalo gitu nata setuju" ucap hinata.

"Papah juga setuju!" Seru papah hiashi. sambil mengacungkan tangannya seperti orang demo.

Hinata kembali pergi kehabitatnya ralat kamarnya. Sama seperti hanabi san neji.

Sedangkan papah hiashi tertawa, tertawa jahad. Dan diikuti mamah hikari.

"Hahahahahaha…"

"Hahahahahaha…"

Seketika papah hiashi menghentikan tawanya dan menatap istrinya. Dan mamah hikari semakin bingung? Apa maksud papah pikir mamah hikari.

"Pasti itu rencana mamah iyakan? Jujur hayoo?" Tanya papah hiashi dengan nada menggoda.

"Hehehe kok tau sih bapakmu dukun ya?" Tanya mamah hikari dengan malu-malu.

With My Way-sasuhina [Lengkap]Where stories live. Discover now