6. Agreement

12K 881 121
                                    

sesuripris! sebelum baca, ayo kita vote cerita ini supaya author-nya rajin update chapter baru!







Aku dan Joohyun bangun saat hampir tengah hari; terlalu lelah karena energi yang terkuras habis sebab kegiatan panjang semalaman penuh dan untungnya, ini hari Sabtu.

Walaupun matahari sudah meninggi dan panasnya menyeruak masuk kedalam kamar tidur, aku dan Joohyun tidak cepat-cepat turun dari ranjang untuk melakukan kegiatan produktif; memutuskan untuk bermalas-malasan disini bahkan tanpa perlu repot-repot untuk setidaknya memakai baju.

Dan disinilah kami berdua; berbaring diantara hamparan sprei yang sudah berantakkan dengan aku memeluk Joohyun dari belakang, mendaratkan kecupan-kecupan singkat di tengkukknya dari waktu ke waktu.

"Kau tidak mau keluar dari tempat tidur?" Joohyun bersuara dengan sekilas kekehan. "Ini sudah sekitar... dua jam sejak kita terbangun."

Aku hanya merespon dengan tawa kecil dan memeluknya semakin erat; menciumi bahunya yang terhiasi oleh bekas gigitan itu lembut. "Tidak mau. Aku tidak mau pergi meninggalkan tempat ini."

Ia tertawa lagi, tawa lembut yang tidak akan pernah bosan aku dengar itu berdering di kedua telingaku dan membuatku tersenyum.

"Hmm, aku harap kita bisa seperti ini selamanya." kataku.

"Aku juga," sahutnya lemah. "Tapi sayangnya kita harus pergi."

Aku mengerang manja ketika Joohyun menyingkir dari dalam dekapanku; hangat tubuhnya menghilang begitu saja seiring kepergiannya dari atas kasur.

Mataku terpaku pada sosok rampingnya yang sudah berdiri dilantai, tersenyum lagi saat melihatnya mencari-cari pakaian yang bercecer dilantai sambil menyelipkan helai rambutnya yang menghalangi.

"Ayo, bangun dan buat sara- ah tidak, makan siang." titahnya sembari memakai kaos yang kupakai semalam dengan santai.

Kenapa ia sangat suka memakai bajuku?

"Andweee~" rengekku malas lalu menutupi wajahku dengan selimut, kudengar Joohyun berdecak lalu melangkah mendekatiku untuk menarik selimut yang kupakai.

"Bangun~!" katanya seraya menarik-narik selimut yang aku cengkram erat tidak mau kalah, "Yah! Seulgi-ya~ kau harus makan sesuatu!"

"Arrasseo~!"

"Kalau begitu ayo ba-!" Joohyun tak dapat menyelesaikan omelannya itu karena menjadi yang lebih kuat; aku balas menarik selimut yang ia cengkram hingga membuatnya ikut tertarik dan sukses terjatuh keatas tubuhku dengan pekikan nyaring.

Aku tertawa selagi ia mengaduh, memeluk tubuhnya erat yang berusaha melepaskan diri. "Yah! Apa yang kau lakukan?!"

Joohyun lanjut meronta-ronta walaupun ikut tertawa bersamaku. "Kau bilang aku harus makan sesuatu? Kalau begitu aku akan memakanmu saja!"

"Yah! Hajima~!"

Ya, kira-kira begitulah kegiatan pertama di weekend pagi bersama Joohyun. Setiap saat bersamanya bak keajaiban yang tak mungkin terjadi dan aku tidak pernah merasa sebahagia ini sejujurnya.

-

Kami menghabiskan weekend dengan memasak makan siang bersama di dapur rumah yang jarang sekali aku gunakan karena sibuk bekerja. Bisa dibilang; ini area kekuasaan Joohyun karena aku bahkan masih kebingungan soal dimana letak-letak peralatan masak.

"Chagiya."

"Hm?"

"Bisakah kau mencicipi kuah ini?"

[M] Into You 2Where stories live. Discover now