Prolog

337 35 2
                                        

"Hyung! Kau tidak bisa menghindariku lagi," suara bariton milik pria tampan dengan nama Jackson membuat Mark menghentikan langkahnya.

Ia tahu, Jackson tidak sebodoh itu untuk dibodohi mengenai kejadian semalam. Kejadian dimana Mark yang tak jago dalam hal minum meminum dengan beraninya menantang Jackson--king of drunk--menelan 3 isi botol wine.

"Itu hanya kecelakaan" tukas Mark tanpa berani menoleh ke arah Jackson.

Mendengar bahwa tadi malam hanyalah sebuah kecelakaan, Jackson menggertakan gerahamnya. Ia sudah muak, ia tidak bisa diperlakukan sebegitu tak pentingnya oleh Mark. Apakah sejauh ini hubungan mereka masih dikatakan sebuah kecelakaan? Atau, mungkin lelucon?

Entah Jackson yang begitu bodoh atau Mark yang terlalu tolol untuk sekadar memahami isi hatinya sendiri satu sama lain. Entah mereka yang tak menyadarinya atau salah satu dari mereka yang tak ingin menerima takdir tentang virus merah jambu yang memang benar adanya.

Cinta.

Semua orang mengatakan kalimat itu. Semua orang mengaku pernah menyentuh benda kejam macam cinta. Cinta yang sebenarnya tak memiliki salah apapun. Hanya pada akhirnyalah, semua orangpun mengatakan bahwa cinta adalah sesuatu yang amat buruk jika dikonsumsi. Dikonsumsi hati misalnya.

Kembali pada adegan, dimana lengan kokoh Jackson yang kini tak terasa telah mengepal erat. Rahang tegasnya mengeras bersama sorot mata yang tersirat marah sekaligus sendu. Ia tak paham, bagaimana bisa Mark mengatakan semua itu hanyalah kecelakaan sementara racauannya tadi malam benar-benar terdengar sangat jujur. Bukankah orang mabuk akan selalu mengatakan yang sebenarnya?

"Hyung--"

"Bisakah kita melupakannya? Anggap saja itu bukan diriku"

Deg!

Seketika dunia Jackson enyah, bertambah dengan hilangnya Mark dari tempatnya berdiri.

Scripted [MarkSon]Where stories live. Discover now