5. Do You Wanna Make a Baby?

Start from the beginning
                                    

Helaan nafas keluar mulutnya, reaksi akan kecupan-kecupan dan juga tanganku yang sudah menyelinap masuk kedalam gaun tidurnya untuk meraba dan membelai perutnya yang rata.

"Seulgi..." ia melirih, tubuhnya sedikit terhenyak saat aku menggigit sisi lehernya yang hangat. "T- Tidak kah kau terlalu lelah untuk... ini?"

"Ani," jawabku cepat dalam bisikkan menggoda, mencium belakang telinga Joohyun yang membuatnya melenguh pelan. "Dan kau sudah menggodaku seharian selama aku di kantor, sayang. Apa kau tahu, aku sangat ingin cepat-cepat pulang dan menghabisimu diranjang?"

"I- itu..."

"Jangan bertingkah sok polos," ejekku, menggigit daun telinganya pelan. "Kau sengaja menggodaku, kan?"

Joohyun mengeluarkan desahan tertahan saat aku menyingkirkan helaian rambutnya kesamping lalu mengecup tengkuknya, menyingkap gaun tidurnya keatas agar aku bebas meraba kulit halusnya.

"Ayolah, sayang..." aku membujuk dengan bisikkan, "Kau harus bertanggung jawab karena sudah menghantui pikiranku dengan foto yang kau kirim itu."

Joohyun mengerang pelan, ia tiba-tiba menyingkirkan tanganku yang melingkari pinggangnya lalu memutar tubuh; mendorong bahuku hingga aku terlentang dengan ia yang langsung menduduki perutku.

"....."

"....."

Kami saling tatap, lalu saling melempar senyuman menggoda.

Dengan Joohyun berada diatasku; rambutnya yang berantakkan, gaun tidurnya yang tersingkap, serta mata gelapnya yang menatapku lekat, sudah cukup untuk membuatku terangsang.

Ia melontarkan tawa pelan yang anehnya terdengar sensual, jari tangannya yang lentik itu menyentuh wajahku perlahan sebelum ia mendekat dan memagut bibirku kedalam ciuman panjang yang memabukkan.

Bibir kami saling beradu, mengecap rasa masing-masing dengan tukaran saliva yang saling membasahi. Selagi berciuman, kurasakan ujung jarinya berpindah dari rahang menuju leherku.

Tangannya meraba, membelai leherku dengan begitu menggoda hingga membuatku tak tahan untuk melenguh nikmat kedalam ciumannya.

Bunyi kecupan nyaring tercipta saat Joohyun memutuskan sambungan bibir kami berdua, ia kembali terduduk tegap diatas perutku lalu mulai menyingkap gaun tidurnya semakin tinggi.

Nafas kami berdua sudah terputus-putus akibat ciuman barusan, dan rasanya aku semakin sulit untuk bernafas saat menyaksikan Joohyun melepas gaun tidurnya sendiri diatas tubuhku.

Ia bergerak dengan sedikit terburu; namun masih terlihat sensual. Kedua lengan kurusnya itu terangkat keatas selagi menyingkirkan kain sutera yang tak lama lagi menutupi kulit halusnya; mempertontonkan perut kencang, juga buah dadanya yang lembut.

Jantungku mulai berpacu cepat.

Aku bahkan mencengkram kedua paha Joohyun yang bertengger disetiap sisi tubuhku erat; pandanganku teliti menyapu setiap inci kulitnya yang sekarang terpampang cukup jelas dalam kegelapan.

Saat gaun tidurnya terjatuh ke lantai, Joohyun lanjut menabrakkan bibirnya pada bibirku untuk ciuman yang lebih panas; kedua tangannya yang mulai nakal menyelinap masuk kebalik kaos yang kukenakan untuk meraba-raba otot perutku.

Oh, aku selalu tahu jika Joohyun sangat menyukai abs-ku.

"Mmm," gumamku disela ciumannya, Joohyun sedikit mendesis sebelum memindahkan kecupan dan ciuamannya turun ke leherku; menggigitinya pelan lalu menjilatnya kemudian.

"Sssh, Joohyun," ringisku saat kurasakan mulut hangatnya menghisap sisi leherku dengan cukup kuat dan begitu bernafsu; tangannya yang semakin nakal menyentuh kulit perutku menggelitik dan membuat tubuhku menggeliat gusar. "Ah, fuck."

[M] Into You 2Where stories live. Discover now