"Ya masihlah. Okey, kapan-kapan gue ajak ketemu sama dia. Ini udah sore, yuk pulang bareng gue." Ucap Dimas.

Felix mengangguk dan mereka berdua langsung turun dari rooftop dan menuju keparkiran untuk mengambil motor Dimas. Setelah itu Dimas segera mengantarkan Felix menuju ke rumahnya.

"Thank Dim. Salam ya buat Fina," ucap Felix.

"Okey, see you ya." Ucap Dimas lalu langsung pergi dari hadapan Felix.

Felix masuk kedalam rumahnya. Tiba-tiba ia merasa ada yang mengikutinya. Ia langsung menoleh namun tidak ada siapa-siapa.

"Apaansih iseng banget," gerutu Felix.

Ia melanjutkan jalannya menuju ke rumahnya. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang.

"Apaan--" ucap Felix

"Aaaa..." teriak Felix langsung berlari masuk kedalam rumahnya.

"Ada apa sih Dek?! Ribut banget," ucap Davin kakak sulung Felix.

"I..tu.. di depan ada orang serem banget.. aku takut.." ucap Felix.

"Udah gak papa. Mungkin kamu cuma halusinasi. Kamu kecapekan." Ucap Davin sambil memeluk adiknya itu.

"Tapi tetep aja Felix takut Kak. Felix malam ini tidur bareng Kakak ya," ucap Felix.

"Okey deh," ucap Davin.

Ya hari ini Mark sedang tidak dirumah. Ia sedang kemping di lereng gunung merapi. Dua hari lagi dia pulang.

_________________

Keesokan harinya, Felix berangkat dengan Kakak sulungnya yang kini sudah kuliah di jurusan kedokteran.

Awalnya Felix tak mau diantar oleh Davin. Sebenarnya Felix masih takut jika Kakaknya kenapa-napa. Ya karena wajahnya mirip dengan orang yang disukai Anne. Tapi apalah daya, Felix tak bisa mengengkang kakaknya. Kakaknya terlalu keras kepala.

Felix berjalan menuju lorong kelasnya yang masih sepi. Dia berjalan sendirian karena ini bisa dibilang masih terlalu pagi.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Felix dari belakang. Felix spontan langsung menoleh.

"Astaga, Renjun." Ucap Felix sambil mengelus dadanya.

Renjun hanya nyengir kuda dan kini berjalan bersama dengan Felix.

"Tadi Kak Davin ya," ucap Renjun.

Felix mengangguk.

"Kak Mark kemana?!" Ucap Renjun.

"Ehm, Kak Alfi lagi kemping di gunung. Kemungkinan besok pulang." Ucap Felix.

"Kemarin di rooftop ngapain?!" Ucap Renjun.

"Kok tahu?!" Ucap Felix lalu langsung menatap Renjun dengan lekat.

Semakin lama Felix menatap Renjun. Wujud Renjun semakin berubah. Kini ia berubah menjadi sosok Anne.

"Anne?!" Ucap Felix kaget.

"Iya, Kakakmu tampan ya,"

"Hm, iya." Ucap Felix sambil berjalan mundur kerena ketakutan.

"Dia mirip dengan cinta pertamaku. Kenapa kau tak pernah cerita padaku?!"

"Maaf aku tak sempat menceritakannya," ucap Felix ketakutan.

"Kau kenapa?! Kau takut denganku?! Tak apa. Aku tak akan melakukan apapun padamu. Kau masih mau menjadi temanku."

"Hm, bukan begitu. Tentu saja aku mau jadi temanmu." Ucap Felix berusaha menetralkan rasa takutnya.

"Jadi temen siapa Lix?!" Ucap seseorang yang berada dibelakang Felix.

Felix menoleh ternyata Chan dan Renjun.

"Kalian?!" Ucap Felix.

Chan dan Renjun menatap Felix bingung. Sedangkan Felix langsung berjalan kearah mereka.

"Renjun, ini benar kamu kan?!" Ucap Felix sambil meraba badan Renjun.

"Ish, ngapain sih?! Geli tahu gak," ucap Renjun.

"Kenapa sih Lix?!" Ucap Chan.

"Tadi pagi aku ketemu Renjun disini. Ternyata bukan Renjun." Ucap Felix dengan polos.

"Hah? Lu ngelantur ya, tadi gue lihat lu juga ngomong sendiri." Ucap Chan.

"Nggak ngomong sendiri dia mah. Tuh, si Anne masih disini. Hai Anne," ucap Renjun sambil melambaikan tangannya kearah Anne.

"Mana gak ada siapa-siapa juga, udah kalian gak usah ngelantur. Mending kekelas." Ucap Chan.

Felix dan Renjun mengangguk dan mereka segera menuju kekelasnya masing-masing.

______________________

Vote comment gaes


Moonlight || Lee FelixWhere stories live. Discover now