13. PENGKHIANAT

211K 19.4K 1.5K
                                    

"Kita perlu sakit dahulu, demi mendapatkan bahagia."

***

Mau tanya, dong, kalian team Pre-Order atau beli di Gramedia?

***

RAUT wajah keseriusan Dewa adalah tanda bahwa saat ini cowok itu sedang menahan amarah. Sejak tadi, cowok itu terus mendengarkan berbagai spekulasi yang disampaikan teman-temannya.

Bukan tanpa alasan hari ini mereka berbicara serius, itu karena rencana Dewa dan teman-temannya yang ingin balas dendam ke Geng RAJAWALI tiba-tiba gagal karena rencana itu bocor sampai ke telinga Axel-ketua RAJAWALI.

"Gue jamin seratus persen, dah. Waktu kita ngerencanain itu, cuman ada anak inti sama beberapa anggota EAGLE yang lain," ujar Tama dengan raut wajah bingungnya.

"Jangan-jangan," Bagus menggantung ucapannya, membuat seluruh perhatian terpusat padanya.

"Lo ngomong jangan digantung-gantung napa? Udah tau digantungin itu sakit!" Indra menepuk keras bahu Bagus.

"Sabar, njing!" Kesal Bagus, "jangan-jangan di sini ada mata-mata RAJAWALI?!"

"Mungkin," sahut Arjuna yang sejak tadi hanya memperhatikan.

"Gila, nyari mati banget tuh orang. Belum tahu EAGLE gimana?" ujar Reonaldo.

"Gue cabut duluan," Arjuna bangkit dari posisinya, memancing perhatian Dewa.

"Mau ke mana lo?" tanya Dewa.

"Gue ada urusan yang nggak bisa gue tinggal sekarang," jawabnya, "gue harap lo semua paham."

"Tumben amat tuh anak diem aja, terus balik duluan," ujar Tama.

Dalam diam, mata Dewa memincing tajam menatap punggung Arjuna yang kian menjauh.

"Nggak mungkin," gumam Dewa.

**

"Emang, siapa pacar lo, Star?" tanya Natasya penasaran.

"Intinya dia cowok, punya mata, punya hidung. Bisa makan, mandi, tidur, ya manusia," jawab Starla asal.

"Ish, maksud gue tuh, siapa gitu loh sosok cowok yang bisa tahan sama cewek bar-bar macam lo ini," ujar Natasya bercanda.

"Wah, ngatain gue bar-bar!"

"Emang bener. Siapa coba yang berani sama Dewa dan temen-temennya kalau bukan lo? Gue jadi penasaran, cowok lo modelannya kayak apa, dah."

"Jangan penasaran." Starla terkekeh, "gue bukan orang baik."

**

Dewa sedang terlelap ketika dering ponsel membangunkannya. Cowok itu berdecak karena ia lupa mematikan bunyi ponselnya, ia meraih benda pipih itu, kemudian mengernyit ketika deretan nomor tidak dikenal muncul di layar ponselnya.

"Siapa?" sahut Dewa dengan suara serak khas bangun tidur.

"Bos," sahut seseorang di seberang sana. Dewa sangat hapal suara gadis yang akhir-akhir ini sering mengganggunya itu.

"Ngapain lo nelpon gue malem-malem? Gada kerjaan?"

"Laper, nih. Ajakin gue makan, dong."

"Lo pikir lo siapa?"

"Gue bos lo kan, mulai nih lupa ingatan." Di seberang sana, Starla sedang menahan tawa.

"Mending lo ke toko nasi padang," ujar Dewa.

"Gue lagi nggak pengen nasi padang, pengennya nasi goreng, nasi bakar sama nasi ketan."

"Bukan buat beli nasi padang, bego!"

"Terus?"

"Beli otak!"

"Heh, gue gini-gini tuh pinter! Oh jadi lo nggak mau ke rumah gue, nih? Oke, gue yang ke rumah lo sekarang!"

"Jangan ngaco, ngapain lo mau ke rumah gue?"

"Mau bilang sama orangtua lo kalau lo udah cabulin gue, biar lo kena masalah." Sahut Starla yang berhasil memancing Dewa.

"Ini cewek bener-bener sinting, ya?" ucapnya.

"Gue denger loh, Wa! Jadi, gimana? Gue yang ke rumah lo, atau lo yang ke rumah gue?"

Dewa menggeram kesal. "Tunggu di sana!"

Di seberang sana, Starla menarik seulas senyum.

*Scelus*

Setelah sekian lama tidak update, hehe. Rindu Mba Bintang dan Mas Dewa?

Pendek dulu, ya hehe

Dewa : Scelus (Tersedia di Gramedia)Where stories live. Discover now