35. "Aku akan melakukan sesuatu."

Mulai dari awal
                                    

"Lalu bagaimana caranya membuka segel tersebut?"

"Hanya yg menyegel saja yg bisa membukanya tapi sayang aku tidak tahu siapa." Entah mengapa Zhao Fei merasakan sesuatu yang aneh, dari Hyun Woo, seperti ada yg sedang disembunyikan. "Apakah kau tahu sesuatu?"

"Tidak." jawab Hyun Woo.

"Malam sudah semakin larut,  jadi lebih baik, kalian beristirahat." ucap Zhao Fei. Hyun Woo dan Kihyun langsung bangkit berdiri.  "Kita akan bertemu besok sebelum kalian pulang." Kihyun hanya mengangguk lalu berjalan pergi bersama Hyun Woo.

"Ada apa, mengapa kau terlihat gelisah?" tanya Xiao Nai.

"Aku hanya sedang mencemaskan Kihyun. Seperti ada yg sedang disembunyikan Hyun Woo, dan aku yakin sekali bahwa dia pasti tahu sesuatu."

"Biar mereka menyelesaikan masalah sendiri, dan kita tak perlu ikut campur, atau suasana akan jadi semakin bertambah rumit." Zhao Fei mengangguk sambil menghela nafas panjang.

🦋🦋🦋

"Kihyun, aku ingin mengatakan sesuatu." Hyun Woo menghela nafas berat tahu cepat atau lambat Kihyun harus diberitahu.

"Katakan saja tapi jika kau belum siap, tidak perlu dikatakan, jangan terlalu dipaksakan."

"Tetap akan kukatakan, sekarang juga..." Hyun Woo menggenggam tangan Kihyun yg melihatnya dengan tatapan heran.  "Yg dikatakan oleh Zhao Fei, tentang dirimu yang sebenarnya memang benar,  karena aku pernah bertemu dengan kakekmu, yaitu, Yang Mulia Pangeran Zhao Yan."

Kihyun sungguh terkejut mendengar ucapan Hyun Woo. "Bagaimana bisa?!"

FLASHBACK

"Tidak!"

"Yeo Joo, tenang, tolong relakan saja dia."

"Tidak bisa kubiarkan anak kita mati begitu saja! Aku baru saja melahirkan dirinya!" Tangisan Yeo Joo terdengar sungguh keras.

Di sebuah ruangan rawat rumah sakit, seorang wanita terlihat sungguh frustasi karena bayi yg baru saja dilahirkannya wafat dan tentu saja dia tidak bisa terima. Baru saja menjadi seorang ibu tapi harus kehilangan bayinya saat itu juga?

"Bagaimana aku bisa tenang Jun? Aku adalah ibu yg sudah melahirkannya, dia adalah anakku. Aku bahkan belum menyentuhnya."

"Dan aku adalah ayahnya, aku juga bisa mengerti perasaanmu, tapi tolong jangan menyakiti dirimu sendiri. Ini semua adalah kehendak tuhan, karena mungkin kita masih belum dapat dipercaya untuk menjadi orangtua."

"Bayiku..." Yeo Joo sungguh sedih atas kepergian bayi yg bahkan belum diberikan sebuah nama.

Tiba-tiba terdengar bunyi deringan ponsel. "Yeoboseyo, appa?"

"Bagaimana keadaan Yeo Joo? Apakah, baik-baik saja? Dan bagaiman dengan bayi kalian? Apakah dia lahir dengan selamat?"

"Maaf appa bayi kami wafat setelah dilahirkan dan semua ini adalah salahku." Jun berusaha untuk tak menangis.

"Semua ini bukan merupakan salahmu melainkan salah appa. Maaf Jun, karena, darah terkutuk ini, bayi kalian tidak dapat bertahan tapi tenang saja karena appa akan melakukan sesuatu." Sambung telepon terputus.

"Bagaimana sayang? Apakah cucu kita telah lahir dengan selamat?" Seorang wanita paruh baya yg sedang duduk di sampingnya terlihat heran saat melihat perubahan raut wajah suaminya.

Bride of The Demon | Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang