part 2

28 3 0
                                    

Tidak terasa matahari telah berganti dengan sang bulan. Andrea mengajakku untuk makan malam di rumahnya. Dia berkata orang tuanya telah menyiapkan makan malam buat mereka berdua. Dia berbicara seolah-olah tahu semuanya.

Aku selalu bergidik setiap anak ini mengatakan sesuatu yang aneh dan terdengar seperti ucapan cenayang. Dan benar saja, banyak makanan yang menggugah selera telah tersaji di meja makan. Tapi anehnya, tidak nampak kehadiran kedua orang tua Andrea.

"kemana ayah dan ibumu Andrea? Sejak kemarin malam aku tidak melihat mereka" sambil mengambil potongan ayam dan beberapa potongan jangung dengan kuah danging

"mama dan papa pergi untuk membeli sesuatu"

Aku mengkerutkan dahi. Rasanya sejak kemarin mereka pergi untuk membeli sesuatu yang entah apa itu. Tapi sekali lagi aku tidak menggambil pusing. Aroma makanannya membuat perutku semakin lapar. Makanan buatan mama Andrea sangat lezat, aku sampai tidak henti-hentinya makanan. Andrea yang sembari tadi melihat tingkahku tertawa.

Paginya aku kembali tertidur dan tidak sadar kalau aku sudah satu hari lebih berada di sini. Dengan kehadiran Andrea membuatku benar-benar lupa akan waktu. Aku tidak ada pikiran jika nyonya Rose dan lainnya akan mengkhawatirkanku.

Seperti biasanya bermain dan menghabiskan waktu di taman. Malamnya Andrea mengajakku makan di rumahnya. Aku tidak pernah menolak ajakknya. Aku heran sudah beberapa hari ini tidak melihat kedua orang tuanya.

Andrea seolah-olah bisa membaca pikiranku dan berkata "mama dan papa sedang tidak ada di rumah, setiap malam mereka memang jarang sekali berada di rumah. Siang mereka ada di rumah kok"

Sontak saja aku kaget, dia bisa membaca pikiranku. Aku jadi semakin takut berada di sini. Aku mencoba untuk menenangkan diri sambil menghilangkan semua pikiran-pikiran negatifku. "owh pantas saja aku tidak bertemu mereka, hmm Andrea aku sudah dua hari berada di sini. Aku ingin pulang aku takut mereka semua mengkhawatirkanku"

"mereka tidak akan mengkhawatirkanmu Alfi, tenang saja"

Aku tidak bisa terus menerus berada di sini, aku harus katakan tidak dan segera pulang. Sebelum aku hendak berbicara terdengar suara dentuman keras. Seperti bom yang meledak. Andrea berlari dan menyuruhku untuk cepat-cepat melarikan diri. Aku menurutinya, setelah berada di luar aku melihat orang-orang berlarian.

Terdengar suara benturan keras dari arah kepalaku yang membuat aku terjatuh tersungkur. Penglihatanku berubah menjadi hitam. Aku tidak sadarkan diri, setelah berjam-jam lamanya aku pingsan. Akupun terbangun, mencoba untuk berdiri walau kepalaku terasa agak sakit akibat sesuatu yang membentur kepalaku.

Aku melihat sekelilingku berubah menjadi sangat kacau tak terkendali. Jalan yang retak-retak, pohon-pohon yang kering dan terlihat seperti terbakar. Kemana perginya orang-orangnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, apa yang telah aku lewatkan. Perumahan ini seketika berubah menjadi sangat suram, dan menakutkan.

Aku mencoba mencerna setiap kejadian demi kejadian yang aku alami. Akankah yang bersama denganku selama ini tidak ada?? apakah mereka hantu? atau aku hanya berhalusinasi selama ini. Jadi selama ini aku hanya sendirian. Aku menelan ludah, dan mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi di sini. Di ujung perumahan ini ada sebuah sungai, dan seberangnya ada sebuah pabrik besar.

Aku tidak tahu parbrik apa itu. Saatku mendekatinya ada aroma menyengat yang tidak sedap di sungai ini. Airnya bewarna hijau pekat kehitam-hitaman, dan tanah disekitar pabrik bewarna orange kemerah-merahan. Di sungai aku melihat ada tong-tong yang berisi bahan kimia.

"apakah ini pabrik nuklir?"

Aku kembali mencerna semuanya. Sulit bagiku untuk mencerna semua yang telah terjadi. Karna semuanya terlihat begitu nyata bagiku. Mustahil ini hanya halusinasiku saja. Akankah ini sebuah kilasan sebelum sesuatu yang besar menimpa perumahan ini?. Otakku terus berpikir dan mencoba memahami semuanya. Butuh waktu lama untuk memahaminya. Hingga akhirnya aku mendapatkan sebuah jawaban.

Dulu penduduk "Royal House's" hidup dengan damai, sebelum pembangunan pabrik nuklir besar-besaran. Awalnya mereka tidak mengizinkan pabrik itu didirikan seberang perumahan ini. Mereka takut limbahnya akan mengalir kesungai dan membuat mereka keracunan bahkan bisa lebih parah dari itu. Karna bahan kimianya lebih berbahaya dari radioaktif dan bahan kimia lainnya.

Tetapi pemilik "Royal House's" mengizinkan mereka untuk membangun pabriknya dengan iming-iming mereka akan membagi penghasilan dengan pemilik perumahan megah ini. Tidak ada alasan yang pasti kenapa mereka membangun pabrik nuklir ini. Pabrik ini tidak memiliki izin dari negara, mereka membangun pabrik secara ilegal. Penduduk "Royal House's" tidak bisa berkutip, mereka tidak bisa membatah pemilik perumahan ini.

Tepat pada puncak festival terjadi bencana yang menakutkan, limbah itu telah menelan penduduk perumahan megah itu tanpa tersisa. Mereka seperti lenyap begitu saja tanpa jejak. Pemilik perumahan ini menutup "Royal House's" untuk sementara waktu dan kembali membukanya. Tidak ada orang membeli perumahan ini. "Royal House's" tampak begitu sepi dan terbengkalai, pemilih perumahan ini memutuskan untuk menutup "Royal House's".

Aku pikir cerita anak-anak di sekolah tentang perumahan itu hanya dongeng belaka. Ternyata perumahan yang teman-temanku ceritakan adalah "Royal House's". aku sedih ketika melihat keadaan perumahan ini. Berarti Andrea telah meninggal, anak kecil yang menggemaskan. Aku sangat merasa terpukul, orang-orang yang tidak bersalah menjadi korban akibat pembangunan ilegal itu.

Aku baru menyadari sesuatu, aku harus kembali dan pulang. Saat berjalan menelusuri bukit tempat festival kemarin diadakan, aku tercengang festival itu masih ada, aku melihat jam dan tanggal. Ini masih tanggal yang sama saat aku pertama pergi ke perumahan itu hanya saja waktu telah menunjukkan pukul hampir dua belas tepat.

Apa yang telah terjadi. Otakku penuh dengan tanda tanya, aku tidak bisa mencerna kejadian ini. Apapun itu telah membuka mataku, aku tidak lagi merasa kesunyian telah menjadi bagian dari hidupku. Aku harus membuka diri dan mencari kebahagianku.

Aku mencari nyonya Rose dan lainnya, aku sangat merindukan mereka. Aku mataku mengalir dengan deras. "Nyonyaaaaaaa....." aku mendarat dipelukan nyonya Rose, aku sangat merindukannya.

Nyonya Rose tampak kebingungan melihatku "kau kenapa sayang? Apa yang telah terjadi?"

"tidak ada, aku hanya ingin terus bersama kalian. Kalian adalah keluargaku, aku tidak ingin terus menerus menyendiri. Aku harus bahagia"

Para pengasuh dan anak-anak lainnya menatapku dengan heran, hantu apa yang sedang merasukiku pikir mereka. Di puncak festival, aku dan yang lainnya melihat kembang api meriah. Malam ini tidak akan pernah aku lupakan, dan juga saat bersama anak kecil yang manis itu.

****

Hari sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Tidak ada yang berbeda dari panti ini. Yang berbeda hanya Alfi pemurung berubah menjadi Alfi yang ceria. Kejadian semalam seperti mimpi bagiku, mimpi yang sangat indah. Dengan perasaan gembira aku menuruni anak tangga. "selamat pagi semuanyaaa"

"pagi Alfi, aku ingin bicara denganmu"

Para pengasuh dan anak-anak lainnya menatapku, rasanya aku tidak melakukan kesalahan apapun.

"duduklah sayang, ada kabar gembira. Sepasang suami istri ada yang ingin mengangkatmu menjadi anak angkat mereka. Mereka orang yang sangat ramah, pasti akan meraawatmu dengan penuh kasih sayang. Mereka tidak akan seperti kedua orang tuamu"

Aku terdiam, teringat kata-kata nyonya Rose waktu itu. Inilah rencana Tuhan selama ini. Akhir yang mengembirakan, berkat malam itu aku sadar akan suatu hal. Masa lalu bukan membuatmu menjadi seseorang yang selalu tidak merasa beruntung, dan menyendiri.

Tetapi, masa lalu menjadikanmu sosok yang kuat dan tegar. Harus menghadapi bukan lari dari masa lalu. Temukan kebahagiaan bukan kesedihan yang berkepanjangan.

"terima kasih, terima kasih banyak, terima kasih telah sabar menghadapiku. Kalian semua adalah keluarga yang berharga. Aku tidak akan pernah melupakan kalian semua"

****

Aku telah hidup bahagia dengan keluarga baruku. Mereka sangat ramah dan penyayang. Sesekali aku mengunjungi panti untuk melepas rindu. Aku telah tumbuh menjadi pribadi yang sangat hangat dan bersahaja.

Tidak ada yang pernah tahu misteri malam puncak festival. orang-orang yang mengunjungi perumahan itu juga mengalami hal yang sama denganku. Sesosok anak kecil bernama Andrea telah membuka banyak mata. Entah apakah itu, dia telah menyelamatkaku dari kesendirian dan kesunyian.

TAMAT

sunyi [ SELESAI ]Where stories live. Discover now