1|| Tiba-tiba

6.1K 209 8
                                    

— Vampire Prince —

BULAN tergantikan oleh Matahari. Sinar Matahari kini mulai menyinari Bumi, ditemani kokokan ayam dan kicauan burung di pagi itu. Theressa bangun dari tidurnya yang lelap setelah mengerjakan bertumpuk tugas yang diberikan gurunya karena ia sempat tidak bersekolah selama empat hari karena sakit. Belum lagi catatan yang harus ia lengkapi untuk ulangan harian mendatang.

Teringat hari ini adalah hari senin yang merupakan hari yang paling ia benci, keinginan There untuk sekolah sontak menipis. Lantas ia kembali menenggelamkan wajahnya di empuknya bantal seraya mencari posisi ternyaman. Namun baru saja There hendak kembali terlelap, teriakan dari Mama-nya yang menggema sontak membuat There menggeram kesal.

"There, sekolah!" There mencebikkan bibirnya kemudian bangkit dari tidurnya dengan kesal. Mengambil handuk yang digantungkan di belakang pintu, There berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, namun sebelum itu dengan kesal There mengambil bantal-bantalnya kemudian melemparnya kesembarang arah. Lantas senyum jail terukir di bibirnya.

Dua puluh menit yang There butuhkan untuk selesai mandi. Keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang melekat di tubuhnya dan rambut pendeknya yang masih basah, There membuka lemarinya kemudian meraih seragam yang telah ia setrika kemarin sore, kemudian memakainya.

Setelah memakai seragamnya, There melangkah menuju meja belajar guna membawa buku pelajaran yang akan ia bawa ditemani omelan sang Mama yang kini perlahan demi perlahan mulai terdengar jelas di pendengarannya.

"There ini udah siang, astaga." ucap Mama-nya dengan nada pasrah sambil menyender di pinggir pintu kamar There yang terbuka. Belum lagi decakan kesal Mama-nya kala melihat kamar There yang berantakan.

"Menurut Mama, There lagi ngapain?" tanya There dengan senyum jail-nya seraya memasukkan buku terakhir sebelum menutup rapat tasnya kemudian membawanya keluar, tidak lupa dengan ponsel yang ia cabut dari charger.

Lia —Mama There berdecak kemudian mengelus puncak rambut anaknya dengan gemas sambil terus berjalan menuju ruang makan. Sesampainya disana, Papa dan Abang There sudah duduk manis di kursinya sibuk berargumen. Entah apa, yang jelas pemandangan itu membuat rasa hangat menjalar di hati There.

"Hola, Abang Dylan." sapa There riang, memeluk Dylan kemudian mencium pipinya. Dylan yang sibuk berargumen lantas langsung tertawa kemudian mengecup pipi There gemas.

Sarapan pun dimulai.

❇🌑❇

Bel masuk sudah berbunyi dengan nyaring saat kaki There melangkah masuk kedalam kelas, hingga membuat anak-anak berlari ke tempat masing-masing karena mengira There adalah guru mereka yang killer-nya tidak bisa ditahan bak gunung api yang ingin memuntahkan lahar.

Sesaat mereka menyadari bahwa yang masuk adalah Theressa Frilona Aurora, bukan sang guru killer, wajah masing-masing dari mereka berubah menjadi datar. Sedatar triplek yang dipajang dengan indah didepan gudang sekolah.

"Lo ngangetin Re, gue pikir Pak Gio." ucap Lokanda —yang namanya sempat dipelesetkan There menjadi wakanda — dengan nada lega. There tertawa kecil seraya berjalan menuju tempat duduknya yang berada dibelakang Loka.

"Yakali, Pak Gio se-freak gue. Yang ada kalian gak akan sekalipun kumpul tugas, walaupun gue udah mau mati didepan kalian." Loka tertawa. Menciptakan suara yang merdu dan sukses menyihir seorang lelaki disamping There yang sedang menulis, berubah menjadi terdiam kaku dengan rona merah merambat di pipinya.

Vampire PrinceWhere stories live. Discover now