Mulai Akrab

43 9 2
                                    

Sebenarnya aku bosan duduk dekat dengan mereka, rasanya kupingku akan hancur, mereka sangat berisik dan tukang bikin onar. Mereka semua gila aku bingung apa mau mereka, sebenarnya mereka sangat ramah kepadaku, akunya saja yang malas menanggapi. Mereka semua aneh itu lah yang ada di benakku sekarang.

Tringgggggg........
( bel istirahat berbunya )
Aku pergi ke kelas X- MIPA 3 untuk menemui dua sahabatku, tp aku kesal tiap aku masuk ke kelas merek, selalu  ada si mak lampir yang suka mengusik dan menyindirku.
" eh guys liat deh ada cewe stres masuk klas kita, jangn deket deket yang ada lu dismekdon sama dia hahahh ", sindir zalfa adityana. Dia adalah kembaran si Gabriel aditya.
Aku tidak memperdulika dia dan teman temanya yang menggosipi aku, aku malas berurusan dengan mereka buang buang waktu saja menurutku.
" eh mak lampir bacot lu jaga dong, mulut kaya mercon aja bangga lu ", bentak Adinda.
" elu tuh yang harusnya diem, kita nyindir siapa lu yang riweh ", ucap malka.
" berisik ya lu semua, pusing ga dengernya yang ada kelas ini bisa ancur gagara lu lu pada, dasar sinting! ", bentak Berlian.
Aku salut dengan kedua temanku mereka selalu membelaku, apalagi si Adinda dia temanku yang paling tidak suka jika ada temannya di sindir sindir atau di jelek jelakan oleh orang lain. Kalau Berlian adalah orang yang diam diam menyakitkan, jika sekali dia berbicara semuanya tak ada yang berani bicara juga, karena sekalinya dia bicara langsung menusuk ke hati, itulah karakter teman temanku, walaupun aneh tapi aku sangat menyayangi mereka, karna memang mereka orang yang paling bisa menerima sifat sifat buruku.

Tringggggg.......
( bel masuk berbunya )
Aku kembali ke kelas, ah aku bosan sebenarnya aku ingin melakukan hal hal yang menarik. Ketika di depan pintu aku melihat cowo cowo sinting itu menaruh permen karet di meja dan kursi guru. Memang mereka benan benar sinting pikirku. Aku kembali duduk di kursiku, karena guru sudah datang, guru itu bernama pa anwar dia guru yang aneh, menurutku dia sedikit tidak jelas. Makin saja aku bosan karena guru itu bicara tak henti henti seperti kereta api, jam pelajaran sudah selesai.
Ketika pa anwar akan bangkit dari kursi, dia merasa ada yang menempel di celanannya dan dia memegang bagian bokongnya.
" hey kalian, siapa yang menaruh permen karet banyak skali di kursi saya! ", bentaknnya.
Anak anak yang ada di kelas bukanya menjawab, malah tertawa terbahak bahak termasuk aku dan cowo cowo itu. Saking kesalnya guru itupun pergi dan memaki maki anak kelas, katanya dia akan memberikan nilai C pada semua anak klasku.
" gila itu lucu banget, dia kaya orang bego hahahah ", kata bagastian sambil tertawa puas.
" cabut yu, ke kantin mang ucup sambil sebat ", kata Daniel.
" bayarin ya boss ", cibir Fadilah.
" yeh kebiasaan lu anjg ", kata Daniel sambil menjitak kepala Fadilah.
" eh gua ga ikut ah, gua takut di alfain ", kata luis.
" ah kebiasaan lu ", kata eggy.
" ayo lah, massa lu gasolit si sama temn temn lu yang ganteng ini ", sindir Gabriel.
" iya iya gua ikut ", ucap luis.
Ah mereka berisik sekali, tapi sebenarnya aku juga bosan di kelas karena setelah ini ada pelajaran guru kiler.
" Atlanta lu mau ikut kita ga, ke kantin blakang sambil sebat, santuy ada kopi juga ", ajak Daniel.
Sebenarnya aku ingin ikut dengan mereka tapi aku berpikir dua kali.
" ayo lah ikut biar kita makin akrab, yoi ga  ", rayu bagastian.
Aku hanya termenung, sebenarnya aku gengsi main bersama mereka tapi apa salahnya, sepertinya mereka asik pikirku.
" ayo cepet neng, mau ikut ga? ", ajak eggy.
" yudah gua ikut, tapi gua anti sebat, gua mau ngopi aja ", kataku.
" okeee siap neng santuy aja sama kitamah hahaha ", cibir fadilah.
" diem lu brengsek ", bentaku.
Sebenarnya aku masih kesal atas kejadian beberapa hari yang lalu. Tapi yasudah lah lupakan saja aku pun malas mengingat hal yang menurutku sangat sial.

Akhirnya aku bersama cowo cowo itu ke kanting blakang, mereka membeli rokok magnum dan membeli kopi. Merereka mengajak ku ke DPR ( dibawah pohon rindang ) itu adalah tempat persembunyian mereka yang cukup strategis menurutku karena tempatnya tertutup pepohonan jadi tidak ada guru yang mencurigainya.
" woi atlanta, ambil nih kopi lu, gua mesennya kopi torabika susu gua gatau lu suka kopi apa jadi samain aja sama kita kita ", kata Daniel.
" iya santuy, kopi apa aja gua minum asal jangan sianida aja lu masukin situ ", cibirku.
Gelak tawa pun mulai mengisi perbincangan kita, ah ternyata tidak buruk juga bermain bersama mereka.

Makin lama mereka semua makin akrab denganku, tapi ternyata mereka menunjukan sikap asli mereka secara terang terangan di depanku, aku sih tidak masalah malah itu membuatku semakin senang dan semakin asik bermain bersama mereka.


Baca kelanjuta ceritanya makin hari makin menarik loh.

THE RUDE GIRL Where stories live. Discover now