Bagian 4

19K 843 11
                                    

*Masa Lalu*

Brukk.. aku terjatuh tepat di depannya.

"Maaf kak aku..." Kalimatku terhenhenti ketika aku mengetahui siapa yang aku tabrak. Rasanya dunia betul-betul sempit.

"Nayla, ini benar kamu Nay...." Tanya pemuda yang aku tabrak yang tak lain adalah Wahyu mantan pacarku saat SMA.

"Aku tidak kenal kamu. Kamu jamgan sok kenal."

Aku langsung mundur untuk menghindarinya, namun pergelangan tanganku lebih dulu ditariknya.

"Nay, aku bisa jelasin. Kamu hanya salah paham." Cegahnya.

"Tidak, aku sudah tidak ada urusan sama kamu jadi jangan ganggu aku lagi." Bentakku menghempas kuat tangannya.

Saat aku berhasil melepaskan diri darinya, tiba-tiba kak Fahmi datang dan entah kenapa dia seolah sudah kenal dekat dengan Wahyu. Namun aku tidak peduli dengan mereka.

"Nayla tunggu dik, biar aku antar." Kak Fahmi mengejarku.

Tidak menunggu waktu lama, kak Fahmi berhasil menarik tanganku dan membawaku masuk kedalam mobil.

*POV Anton Wijaya*

21 tahun bukan waktu yang singkat atas pencarian terhadap putri kami. Mungkin Tuhan telah membalas apa yang telah kami lakukan dimasa lalu. Saat itu pikiranku maupun bunda hanya terfokus pada perusahaan yang nyaris bangkrut. Hingga kami mengorbankan bayi kecil kami untuk orang lain.

Setelah putri kecilku diambil oleh pasutri yang baru saja kehilangan anaknya, kami sekeluarga meninggalkan kota menuju luar negri. Disana aku hanya terfokus pada perusahaan, begitu juga dengan bunda dan Dirga putra sulungku.

Saat perusahaan membaik, aku dan Ayu istriku, segera terbang ke Indonesia untuk mengambil kembali putri kecil yang telah kami sia-siakan. Bukan, lebih tepatnya kami lindungi agar tetap terurus.

"Yah, dimana kita akan menemukan anak kita?" Tanya bunda padaku.

"Kita coba ke rumah sakit tempat kamu dan ibu Sri melahirkan dulu, mungkin kita bisa dapat petunjuk dimana mereka tinggal" Jawabku pada Ayu.

Tidak butuh waktu lama, kami bisa menemukan alamat ibu Sri. Ayu kelihatan tidak sabar untuk menemui putrinya kembali. Rasa bersalah dan juga rindu terpancar jelas dari wajahnya.

Tok...tok..tok..

"Assalamu'alaikum.." Aku langsung mengetuk pintu ketika mendapati rumah ibu Sri.

Rumah dengan halaman sederhana namun tertata rapi sehingga menimbulkan rasa nyaman bagi siapa saja yang melihatnya.

"Wa'alaikumsalam." Jawaban dari dalam bersamaan dengan terbukanya pintu coklat itu.

Nampak wajah kaget ibu Sri ketika melihat kami mengunjungi rumahnya. Namun dia bersikap biasa saja layaknya kami adalah tamu biasa.

"Pak Anton, bu Ayu.. mari masuk pak, bu.." ajaknya ramah.

"Silahkan duduk pak, bu." Ibu Sri mempersilahkan kami duduk.

Kami terlibat obrolan santai dengan bu Sri, sedangkan suaminya belum pulang. Hingga suasana jadi canggung ketika kami mengutarakan maksud kedatangan kami ke rumahnya.

"Maaf bu, kedatangan kami kesini untuk mengambil putri kami kembali." Ayu mulai mengutarakan keinginannya.

"Maaf, Nayla anakku bukan anak kalian." Bentak bu Sri tidak terima.

Seketika Ayu berlutut dihadapan bu Sri.

"Bu, aku mohon bu. Aku tidak bisa hidup tanpa Nayla, aku khilaf bu. Dia putri yang aku dambakan setelah kelahiran Dirga..hiks..hiks."

Pernikahan PaksaWhere stories live. Discover now