Suatu Hari Bersama Kakek Sang Peramal

19 8 3
                                    

Suatu hari aku bertemu dengan seorang Kakek, dan kata orang Kakek itu Peramal. Aku yang penasaran mencoba meramal si Kakek, siapa tau Ramalanku benar karena aku punya bakat terpendam untuk menjadi seorang peramal. Namun sayang ramalanku salah, padahal saat itu aku hanya mencoba meramal dimana tempat si Kakek tinggal, dan ternyata beliau tidak tinggal dimana-mana (nomaden). Aku yang masih penasaranpun, mencoba bertanya tentang siapa jodohku kelak? Awalnya aku kira kakek itu tidak akan menjawab, namun ternyata dugaan ku salah, begini jawabnya

"Jodohmu pasti akan datang nak, tenang saja" ucapnya seraya menoleh kearahku. Awalnya aku bingung, bukankah tadi aku bertanya siapa Jodohku? Bukan kapan datang jodohku? Namun hal itu tak kuambil pusing karena tiba-tiba dipikiranku kini terbayang wajah kekasihku saat ini, hingga aku bertanya lagi pada sang Kakek

"Kakek tau siapa jodohku kelak?" ucapku

"Tak akan Kakek kasih tau, jodoh iu Rahasia" ucapnya. Baiklah sang kakek berhasil membuatku semakin penasaraan saat ini, jawaban yang ia berikan seakan membuatku harus terus bertanya padanya

"Aku tau ko kek jodohku seperti apa, dan aku juga tau dia siapa" ucapku penuh percaya diri, kulihat kakek itu melihatku sambil tersenyum

"Biar aku tebak, dia pasti tinggi" ucapku, si Kakek diam, mungkin ia sedikit bingung yang katanya tadi aku bilang bahwa aku tau siapa jodohku tapi sekarang aku malah menebaknya

"Dia berkulit putih" ucapku lagi, dan si kakek masih diam seakan mempersilahkanku untuk terus bicara

"Tentunya dia tampan" lanjutku, dan si kakek masih diam seperti tak ingin mengganggu argumenku

"Dia juga Pintar" ucapku lagi, dan terlihat si Kakek nampak menyimak seakan tak ingin tertinggal omonganku sedikitpun

"Dan dia adalah...... kekasihku" ucapku seraya tersenyum lebar, kulihat sang Kakek pun ikut tersenyum, namun sedetik kemudian ia bicara

"Dia bukan jodohmu nak" ucapnya yang sedikit menohok kedalam hatiku, namun dengan tenang aku menjawab

"Dia jodohku, dia bilang dia serius padaku, bahkan diapun sudah mengenal keluargaku, dan akupun ingin berjodoh dengannya" ucapku

"Jika dia bukan jodohku, maka siapa kelak yang akan menjadi jodohku?" lanjutku dengan intonasi suara yang lebih kecil dan wajah sendu

"Jodohmu pasti akan datang nak, tunggu saja" ucap sang Kakek persis seperti tadi

"Lalu dengan siapa kekasihku nanti akan berjodoh jika tidak denganku?" tanyaku sambil menatap sang Kakek, berharap akan  memberikan jawaban yang lebih jelas

"Dia akan berjodoh dengan orang yang lebih baik darimu nak" jawabnya, membuatku terdiam seketika, namun semenit kemudian senyumku merekah

"Benarkah?" kutanyaku lagi, dan si Kakek hanya mengangguk. Mungkin ia sedikit bingung dengan raut wajahku yang cepat berubah. Hingga ia bertanya seperti ini

"Apa kau sedih nak?" ucapnya yang kubalas dengan gelengan, dan sepertinya si Kakek ini tidak puas dengan jawabnku, hingga ia bertanya lagi

"Mengapa? Bukankah kau sangat ingin berjodoh dengan kekasihmu itu?" ucapnya. Dan lihatlah mengapa jadi si Kakek yang bertanya padaku? Bukankah dia yang peramal? Seharusnya dia tau alasanku tanpa aku ucapkan, karena sepengetahuanku seorang Peramal bisa membaca pikiran orang lain. Namun mungkin sang kakek ingin mengetehaui jawabannya langsung keluar dari mulutku

"Aku memang ingin berjodoh dengannya, namun mendengarkan kakek mengucapkan bahwa jodoh kekasihku kelak adalah orang yang lebih baik dariku. Aku mulai berfikir dua kali, jika benar jodoh kekasihku lebih baik dariku, pastinya kekasihku pun akan lebih bahagia dari pada bersamaku, karena seperti kata kakek ia lebih baik dariku. Dan aku ikhlas, karena memang ia pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku. Dia lelaki yang sangat baik, dan tentunya akan mendapatkan perempuan yang lebih baik pula" ucapku panjang lebar sambil tersenyum menatap sang Kakek

"Kamu benar nak, kamu memang gadis baik. Semoga apapun keinginanmu tercapai" ucap sang kakek sambil membalas senyum kearahku. Baru saja aku ingin menjawabnya lagi, tiba-tiba seseorang menepuk Bahuku, membuatku refleks menengok kebelakang. Ternyata orang itu hanya menanyakan dimana letak Toilet, setelah menjawab sekaligus menunjukan arah kepada orang asing itu, aku membalikan badanku berniat untuk melanjutkan perbincanganku dengan si Kakek. Namun sayang, aku tak menemukan si kakek, bahkan aku telah berlari mencarinya hanya untuk memastikan bahwa si kakek belum jauh. Tapi itu semua tetap sia-sia, karena aku tidak menemukan sang kakek dimanapun.

Dan aku berkesimpulan, hari itu, mungkin akan menjadi awal dan akhir perbincanganku dengan si kakek yang katanya peramal itu.  Aku tidak menyesal telah berbicara dengannya, justru aku sangat bersyukur, karena aku telah mendapatkan pelajaran dari perbincangan kami tadi. Bahkan rasanya aku ingin menamai hari ini dengan Suatu Hari bersama Kakek Sang Peramal.

Sepenggal Kata Dan CeritaWhere stories live. Discover now