2.13

2.6K 660 45
                                    

jisung menangis, perasaannya kacau. entah, ia sedang tidak memperdulikan gendernya saat ini. ia dengan bodohnya menjelaskan pada hansol, dimana ia dan teman-temannya tinggal selama ini.

tetapi pemuda itu juga tak bodoh ketika dirinya disuruh memilih antara ditembak di bagian kepala atau membeberkan segalanya. suara pistol yang sewaktu hansol tembakkan itu bukan main-main.

kini jisung menyesali perbuatannya, ia harusnya membiarkan dirinya tertembak. mati— menyusul orang tuanya.

jisung digeret seketika oleh beberapa polisi dan memborgolnya kembali. terlihat sekilas di mata jisung, hansol memakai baju anti peluru dengan warna khas hitam.

pemuda ini mulai berpikiran aneh-aneh, ia takut bahwa teman-temannya akan mati tertembak. atau parahnya— mungkin mereka akan ditangkap untuk dihukum mati.

ia didudukkan pada sebuah mobil polisi, jisung duduk ditengah, diapit oleh beberapa polisi berbadan besar.

jisung tak hanya sesak, air matanya yang terus mengalir membuat ia pening. tak luput juga pergelangan tangan yang mungkin tambah lecet.

tiba-tiba sebuah handy talkie dihadapkan pada jisung, ia mengangkat kepalanya. "ada pesan terakhir untuk teman-temanmu, park jisung?" itu suara hansol, entah kenapa untuk yang pertama dan terakhir jisung tak ingin mendengar suaranya lagi.

"jangan bunuh mereka!" ucap jisung parau, lagi-lagi air mata jisung menetes.

"kita lihat nanti—"

tepat didepan rumah tuan zhang, semua mobil polisi berhenti. jisung bisa melihat semua polisi itu telah siap dengan senjata api mereka. demi tuhan, baru pertama kali ini jisung merasa ketakutan!

"tunggu disini," ucap hansol diluar mobil polisi, jisung diam.

setelah semua polisi itu turun, mereka segera menaiki pagar rumah tuan zhang. disitulah jisung memberontak.

"BAJINGAN!" teriaknya, tak hanya diborgol, ternyata kaki jisung turut diikat.

jisung panik, bingung, marah, semua perasaan negatifnya menjadi satu. "ah!" seru jisung saat menatap ada kunci borgol terjatuh di lantai mobil.

segera dijatuhkan tubuhnya ke lantai mobil, dan membelakangi kunci tersebut. jisung sedikit kewalahan untuk meraihnya, kuncinya benar-benar licin!

berhasil, jisung berhasil mengambil kuncinya. dengan susah payah ia menggunakan jari-jarinya, beruntungnya jisung terlahir dengan jari-jari yang lentur.

tak perlu waktu yang lama, borgolnya terbuka. kini jisung membutuhkan pisau untuk membuka ikatan di kakinya.

"berusaha melarikan diri ya?"

thief, nct [✓]Where stories live. Discover now