the night and the stars

613 59 5
                                    






Tengah malam.

Hembusan angin malam yang berlomba dengan suara jangkrik dan siulan burung hantu membuyarkan lamunan Changbin yang sedang terbaring diatas kasur sempitnya. Pemuda 19 tahun itu melirik jam tangan yang berada di meja kecil sebelah tempat tidurnya, dan mendapati bahwa waktu sudah menunjukan pukul dua kurang seperempat pagi.

Ia lupa kapan terakhir kali ia tidur nyenyak sejak Ia sampai di kemah pada awal musim panas tiga bulan yang lalu. Mungkin kecuali pada suatu kali ia tertidur di Kabin Hypnos selama tiga hari. Oke, itu mungkin cerita untuk lain kali.

Tinggal sendirian di Kabin 13 tidak membuat satu kali pun tidur malam milik Changbin terasa pulas.  Sering kali Ia iri dengan Felix Lee, beserta saudara - saudaranya yaitu anak Hermes yang tinggal di Kabin 11. Bagaimana rasanya punya saudara sebanyak itu? Berisik kah? Asyik kah? Beberapa orang mungkin benci tinggal satu atap dengan manusia sebanyak itu. Terlalu berisik. Namun tidak bagi Changbin. Memang Changbin suka sendirian, tapi Ia benci kesepian.

Tetapi sayang, Changbin hanya bisa bermimpi.

Tidak, tidak— bukan bermimpi secara harafiah, berhubung untuk tertidur saja sulit bagi Changbin. Haha, oke. Mungkin kalimat yang cocok ; Changbin hanya bisa berandai. Seperti yang selalu Ia lakukan.







Dunia Changbin berubah 180 derajat saat ia mengetahui bahwa ia adalah blasteran setengah dewa, anak dari dewa Yunani Hades, 'dewa alam bawah tanah', katanya. Memang, Ia selalu merasa ada yang berbeda dengan dirinya, tetapi kemungkinan bahwa Ia adalah 'manusia setengah dewa' tentu saja bukan salah satu dari opsi yang ia pikirkan.

Changbin berumur 15 tahun saat ia pertama kali datang ke Perkemahan Blasteran. Takut dan bingung, itu yang ia rasakan saat sebuah hologram bersimbol Dewa Hades tiba - tiba muncul di atas kepalanya. Pada waktu itu semua orang di kemah memandangnya dan berbisik - bisik, seakan ia adalah ancaman bagi mereka semua. Lalu setelah itu, semua 'teman' yang berkenalan dengannya pada hari pertama kemah berlagak tidak mengenal dirinya.

Keadaan semakin memburuk saat ia mengetahui bahwa kabin yang akan ia tinggali sudah lama kosong, penghuni terakhirnya adalah seorang remaja perempuan yang sekarang sudah pergi entah kemana, yang artinya ia harus tinggal sendirian. Rasanya ia ingin menangis dan pergi kembali ke rumahnya di Los Angeles, atau bahkan kembali tinggal di Seoul bersama kakeknya.

Selama satu musim panas, ia hanya mempunyai satu teman, yaitu Chris- atau Chan, anak dari Zeus. Sama - sama sendirian sepertinya. Tetapi, entah mengapa Chan sangat disegani oleh anak - anak di kemah. Walaupun Chan tinggal sendirian di Kabinnya, Ia masih mempunyai banyak teman, seperti Woojin hyung dari Kabin Demeter.

Changbin suka berandai tentang bagaimana jadinya jika Ia tidak pernah pergi ke Perkemahan Blasteran. Apakah Ia akan tetap di tetap tinggal Los Angeles?

Apakah Ia akan kembali ke Seoul, dan kuliah mengambil jurusan bisnis, seperti yang Ayah tirinya inginkan?

Mungkin Ia tidak akan ketinggalan pemakaman Mark—tetangga sekaligus teman masa kecilnya—yang meninggal karena keracunan makanan saat Changbin berada di Kemah. (Kau tidak bisa mengakses internet di Kemah.)

Mungkin Ia akan pindah sekolah lagi, entah karena berkelahi atau tidak sengaja membakar laboratorium kimia sekolahnya.

Mungkin Ia akan menghabiskan musim panas bekerja di taman hiburan yang sama sekali tidak menghibur, karena ia harus berurusan dengan ibu - ibu yang mengomel karena anaknya menjatuhkan hot dog yang ia beli—yang tentu saja bukan salah Changbin—lalu meminta refund.

only ones who know | binsungWhere stories live. Discover now