Chapter VIII

1.5K 176 26
                                    

Derap suara mesin ketik memenuhi ruangan bergaya klasik dengan lemari tinggi berisi puluhan atau mungkin ratusan buku, lampu kerja menyala membelah suasana remang dalam ruangan. Seorang lelaki berparas rupawan tengah serius memainkan jarinya di atas mesin ketik, sedikit terlihat aneh karena dijaman modern ini dia memilih untuk menggunakan mesin ketik daripada komputer. Alasannya sederhana, ia tidak ingin sakit kepala karena kehingan tulisannya jika sewaktu-waktu listrik di rumahnya mati, meski kemungkinan itu sangat kecil mengingat rumahnya juga menggunakan panel surya sebagai sumber listrtik.

Tangan kurus itu sesekali menarik gandaran* untuk memulai baris baru, sedikit menyusahkan, namun itu menyenangkan untuknya. Chae Hyungwon, anak tunggal dari pemilik rumah sakit terkenal Asian Hospital memang menyukai hal-hal klasik. Itu bukan berarti dia tua, usianya masih pertengahan dua puluh, masih terlalu muda untuk dikatakan tua. Anggap saja hobi unik karena hampir seluruh barang yang ada disekitarnya merupakan barang keluaran tahun tujuh puluhan, bahkan lebih.

Konsentrasi Hyungwon sedikit terganggu oleh suara ketukan pintu, dengan malas ia beranjak dari singga sananya dan berjalan menuju pintu. Ia kesal karena dua jam lalu; sebelum dirinya memasuki ruang kerja ya ia berpesan pada seluruh maid di rumahnya jika ia tidak ingin diganggu. Dan sekarang, siapa yang berani mengganggu kesenangannya?

"Oh, kau lama sekali, Sayang!"

Kedua sudut bibir Hyunwon terangkat, mendapati seorang lelaki berbadan kekar kini tengah berdiri disampingnya dengan sebuket bunga lili putih ditangan.

"Aku hampir memecat orang karenamu!"

Hyungwon memejamkan matanya saat lelaki itu mengecup keningnya lembut.

"Jangan terlalu kejam. Aku sengaja mengganggumu karena ku yakin jika seharian ini yang kau lakukan hanya duduk sembari memainkan mesin usang itu."

Hyunwon memukul lengan kekasihnya lembut, ia selalu cemburu dengan mesin ketik kesayangannya.

"Aku harus mencari uang agar bisa makan." Canda Hyunwon.

"Setelah kita menikah, aku tidak akan mengizinkanmu menggunakan benda usang itu lagi."

"Hei, itu sumber uangku!" Protes Hyunwon.

Lee Hoseok, lelaki kekar itu terkekeh mendengar protes dari lelakinya. "Denganku, kau tidak akan pernah kekurangan."

"Hentikan mulut manismu, sekarang masuklah."

Hyungwon menggeser tubuhnya, mempersilahkan Hoseok untuk masuk ke dalam. Namun lelaki itu menggeleng, enggan memasuki ruangan yang menurutnya sangat membosankan itu.

"Aku kemari untuk mengajakmu berkencan, bukan memandangimu menyelesaikan pekerjaanmu dan mati bosan di dalam."

Hyunwon melipat tangannya di dada, lelaki itu masih mencoba mencari alasan kenapa kekasihnya itu begitu membenci ruang kerjanya.

Alasannya sederhana, Hoseok benci mesin ketik dan bau buku.

"Tapi deadline-ku tinggal satu bulan lagi, Hyung."

"Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu, kau bisa melanjutkannya nanti."

"Baiklah, jangan pulang terlalu larut karena aku masih harus bekerja."

Hyungwon memilih mengalah, kekasihnya tidak akan berhenti merajuk jika keinginannya tidak dipenuhi. Bahkan ia akan lebih menyebalkan dari beta betina yang sedang dalam masa periodnya.

Dasar alpha kekanakan!

Hanya itu yang bisa Hyungwon katakan pada alphanya yang kini sedang menarik tangannya dengan riang.

STIGMA [SON HYUNWOO x YOO KIHYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang