Selamat Ulang Tahun Pernikahan!

119 6 2
                                    

Hari minggu kali ini aku ditemani hujan untuk merayakan hari bahagia kami. Suasana diluar sangat sepi, berbanding 180° terbalik dengan hatiku. Wah hari yang dinanti!

"selamat pagi, sayaaaangggg!"

Mungkin kalian akan menanggap gila, melihat tingkah seorang lelaki berteriak sambil mencium foto kening istrinya yang selalu tersenyum. Biar kukenalkan, namanya Marandita Indri Sulistyo (sudah hak milik) perempuan asal Bandung, kelahiran 1996 yang doyan pelihara bunga tulip warna warni, serta pandai melukis. Suka pelajaran sejarah karena suka kata 'sejarah' katanya. Beberapa buku tebal yang isinya sejarah daerah di Indonesia sudah dibaca, dan dia selalu kagum entah karena maskot patungnya, rumah daerahnya, atau kata kata aneh dari bahasa daerah tertentu. Salah satu buku yang paling kuingat adalah The History Of Java yang ditulis oleh Thomas Stamford Raffles. Maranditaku disini disebut Ara, karena tubuhnya yang kecil, berambut pendek se bahu lengkap dengan hitam lekat pigmen rambutnya, serta berponi. Cocok!

Oke kembali, hari ini adalah hari mengingat terulangnya sejarah saat memakai gaun dan jas terkeren sambil duduk berdampingan, bersalam salam dengan banyak halayak, lalu memotong kue yang banyak warna pastelnya. Ini bukan resmi, tapi kami punya ritual wajibnya,
yang pertama, membuat pesta kecil dengan ribuan bunga tulip di semua sudut rumah putih kami seharian penuh. Tanpa balon tentunya, karena Ara sangat tahu bahwa aku akan terlihat ingin pingsan saat berhadapan dengan balon, apapun itu macamnya.
yang kedua, membuat blackforest sendiri dirumah, tanpa peduli mau bantet atau tidaknya. Karena kami (aku dan Ara) akan berencana membuat restoran makanan manis yang membuka cabang di Jepang.
yang ketiga, acara terpenting yaitu masuk ke ruang abu abu tempat tersalurnya kreatifitas a.k.a seni kami berdua.
Kalau kalian berfikir kami adalah seniman, kalian diizinkan untuk benar. Sebutan seniman ini biasanya dilontarkan dari lisan kami masing masing setelah satu karya terpajang disana. Paling banyak puisi picisanku, berarti paling sering juga Ara memuji. Puisi itu dipajang sebaris paling atas dekat langit langit menggunakan bingkai kayu oleh Ara, lalu tulisannya di tebalkan biar dari jauh masih bisa terbaca. Baris kedua adalah beberapa lukisan wajah makhluk hidup langka intuisi nya Ara. Serta banyak barang hasil patungan waktu kami pacaran.

Salam hangat dihaturkan oleh foto sepasang pengantin sedang nyengir.
Lukisan gaun cream cantik itu merekat ditubuh idealnya sambil menggenggam erat jemariku tanda cinta yang amat besar. Itu wefie di mobil sesaat setelah pesta pernikahan kami selesai, 2 tahun lalu.

Beberapa langkah setelah menutup pintu, ada sebuah foto ketika aku tengah melamar Ara dengan kemeja putih didepan sepuluh teman kantor besarnya saat malam sabtu 30 Juni 2017 lalu. Wajah panikku, dan pipi merona Ara terpampang di sana, lengkap dengan kenangan yang akan terus manis.

"Kepada ananda Ara tersayang. Dengan hormat, saya Tedy Aditya Sulistyo ingin melamar anda untuk jadi tukang pijit saat saya pegel ketika pulang kerja abis cari uang untuk hidup kita, bersedia?"

Itu pertanyaan spontan yang keluar dari mulutku saat merasakan betapa lelahnya sepulang kerja, menyiapkan keberanian sebagai lelaki ketika ingin melamar wanitanya, lalu menjadi koki dadakan yang bau asap habis bakar BBQ. Sambil membuka tempat cincin yang kubeli setahun sebelumnya, Ara membantu mengambil alih teplon yang sedari tadi masih kupegang. Dia tertawa, dan aku selalu suka cara dia tertawa, sangat manis.

"lamaran diterima!"

Aku tersenyum, dia juga. kami sama sama senyum, memang jodoh! Segera ku pasangkan cincin dengan ukiran bunga tulip ke jemari manisnya, dan lanjut kukecup dahi perempuanku tanda romansa akan tercipta. Pikiranku mengambang liar ketika aku tepat didepannya. Menatap sihitam matanya yang indah, menggenggam jemari lentik lengkap dengan cat kuku warna peace di kuku kukunya. Nanti, yang ia peluk bukan guling biru dongkernya lagi. Lalu, yang dia cium ketika ingin tidur bukan teddybear nya lagi, melainkan aku, Tedy beneran! Aahh, senangnyaaa, (mendekap Ara dan harum shampo jeruk khasnya.) Sorak sorai memenuhi rooftop apartement dengan orang orang kantor yang berbangga karna rekannya akan segera di halalkan.

Kembali tersadar dan tersenyum saat ditemukannya buku '30A'
30 puisi dan harapan untuk Ara, kuputuskan untuk berhenti di puisi ke 30 karna itu angka kami. Agustus 30 angka kelahirannya dan Desember 30 angka kelahiranku. Angka yang tepat, saat menikahinya di Oktober 30, 2017.

"Selamat 30 untuk yang ke-2, Ara. Aku mencintaimu."

MaranditaWhere stories live. Discover now