20 | A Wolf in the Mirror

Mulai dari awal
                                    

Hingga sampailah mereka di tujuan. Nyonya Jeon dengan tega tak tega membangunkan dua pemuda yang tengah tertidur cukup pulas. Suara lembutnya membuat Taehyung bangun yang pertama.

Taehyung melihat ke sekitar. Lalu mendapati Jungkook yang sayup-satup bangun di dekapannya. Taehyung mengerjap, rautnya tampak sedikit kebingungan.

"Taehyung, kita sudah sampai di rumah sakit," ujar nyonya Jeon.

"A-ah.. ya.."

"Jungkook? Sayang? Ayo, turun ..." Nyonya Jeon membelai rambut Jungkook dan si empunya mengangguk.

Kini mereka berjalan menuju ruang Jungkook dirawat. Nyonya Jeon mendorong kursi roda putranya dan berjalan di depan. Sedang dua pria lainnya berjalan di belakang.

"Taehyung..." Tuan Jeon memanggil lirih.

Taehyung menoleh kaku. "Y-ya?"

Tuan Jeon menghela napas. Ia menghentikan langkahnya ketika beberapa langkah lagi sampai di ruanh inap Jungkook. "Terimakasih dan... maaf."

"Y-ya..?" Taehyung menggaruk tengkuknya kikuk. "Untuk apa, paman?"

"Terimakasih sudah menjaga Jungkook. Terimakasih sudah menenangkan dirinya. Dan... terimakasih sudah mencari pelaku sebenarnya," Tuan Jeon menghela napas. "Dan maaf karena telah berburuk sangka padamu, memaki, bahkan menamparmu."

Taehyung sedikitnya menjadi linglung. Ia mengerjap bingung dan kikuk. Lagi-lagi ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Namun satu yang ia berhasil cerna, bahwa tuan Jeon yang terlihat sekarang bukan tuan Jeon yang tegas seperti biasa melainkan tuan Jeon yang sedang berada di titik lemahnya.

"Sekarang, pulanglah. Kamu sudah sejak pagi berjalan dan menemani kami," Tuan Jeon menepuk pundak Taehyung. "Pasti kamu lelah."

"A-ah.., ya..." Taehyung menghela napas, mengusir kegugupannya. "Izinkan saya berpamitan dengan Jungkook dulu sebelum pulang. Boleh?"

Tuan Jeon mengangguk mempersilahkan. Taehyung berjalan memasuki ruang inap Jungkook dan menemukan pemuda itu telah tertidur. Maka Taehyung hanya berjalan mantap menuju pemuda itu untuk membelai rambut Jungkook dan membisikkan selamat tidur.

"Jungkook titip terimakasih untukmu, Taehyung," Nyonya Jeon berujar.

Taehyung memberikan senyumnya dan mengangguk sekilas. "Sampaikan terimakasih juga dari Taehyung untuk Jungkook saat nanti ia bangun," ujarnya dan nyonya Jeon menjawab dengan anggukan.

Lalu ketika Taehyung baru akan melangkah melewati pintu, tuan Jeon bersuara. "Kemarilah besok lagi, Taehyung."

Taehyung menoleh dan tersenyum simpulㅡia mengangguk. "Pasti."

...

Sepanjang perjalanan pulang, sembari mengendari mobilnya-- Taehyung memijat pelipisnya. Otaknya tengah berkerja keras. Ia tengah mengingat-ingat.

Tak kunjung mengingat sesuatu yang ia rasa lupa, Taehyung mencengkram rambutnya. Kepalanya tiba-tiba bersuara membisikan kalimat yang tak jelas. Membuat Taehyung sakit kepala.

Apa yang terjadi?

Apa yang terlupakan?

Ada apa sebenarnya?

Taehyung memacu mobilnya lebih cepat. Membelah jalanan ibu kota yang mulai ditimbun salju-salju yang berjatuhan. Dan ketika Taehyung melihat kaca spionnya, ia menepikan mobilnya secara mendadak.

Napas Taehyung tak beraturan. Seakan ia baru saja dikejar-kejar anjing liar. Ia perlahan mendongak untuk kembali melihat kaca spionnya.

Hazelnya berkedut terkejut. Lama ia menatap spion itu dengan dahi berkerut hingga pandangannya mengabur akibat air mata yang menggenang dan siap untuk meluncur. Bibirnya bergetar hendak mengucapkan sesuatu.

"...kamu... siapa?"

Dan sosok yang Taehyung lihat kini menyeringai lebar.

|To Be Continue|

▪▪▪

Gak semudah itu untuk kalian bermimpi indah, sayang.

Well, selamat malam dan selamat beristirahat♥🌻

Euphoria | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang