00 | Prolog

16.8K 1.1K 20
                                    

Untuk kesekian kali, Taehyung melirik arlojinya. Di tempat ini, ia merasa waktu berjalan sangat lama. Taehyung tak tahanㅡmuak benar-benar merasuki hatinya.

Wajah-wajah gelisah, langkah tergesa-gesa, bau-bau yang menyengat indra penciuman, dan segala duka terasa kental di sana; rumah sakit.

Kim Taehyung benci rumah sakit. Sangat. Tak suka sekali.

Mata Taehyung mengikuti langkah seorang wanita yang lewat di depannya sembari mendorong sebuah kursi roda. Seorang gadis cantik duduk di sana, tatapannya kosong; begitu nestapa. Sedangkan wanita yang Taehyung perkirakan adalah ibunyaㅡberusaha tegar meski kesedihan bersemayam di balik kedua matanya.

Taehyung tersenyum tipis kala wanita itu duduk di sebelah dirinya dan melemparkan senyum sopan padanya. Setelahnya, wanita itu mengeluarkan ponsel dan mengetik sesuatu di sana. Namun kegiatannya terhenti ketika sang gadis di kursi roda bersuara; melontarkan sebuah pertanyaan.

"Eomma, kapan aku sembuh?" Taehyung dan wanita yang dipanggil 'eomma' menoleh bersamaan. "Aku nggak bisa begini terus, eomma! Aku nggak mau jadi gadis cacat!"

Taehyung mengernyit, merasakan hatinya berdenyut sakit saat mendengar penuturan sang gadis. Dada bagian sebelah kirinya terasa teriris ketika melihat sang gadis menangis. Taehyung berpikir, dirinya yang tak mengenal sang gadis saja merasa sakitㅡbagaimana dengan perasaan sang ibu tersebut? Pasti sedih sekali.

Taehyung tak ingin melihat lebih lama. Maka, Taehyung pun pergi tanpa pamit atau bahkan permisi. Taehyung berjalan lunglai di koridor yang sepi, berjalan tanpa arah meski ia sudah merasa letih.

Jiwa, pikiran, dan batinnya terasa lelah.

Melihat dua wanita tadi, membuat perasaan Taehyung semakin sedih. Taehyung mengerti dengan apa yang dirasa kedua wanita itu masing-masing. Sebab, Taehyung telah merasakannya sendiriㅡsaat ini.

Kedua kaki Taehyung berhenti melangkah di sebuah taman belakang rumah sakit. Jangan heran, Taehyung sendiri tak paham mengapa jadi bisa sampai di sini. Taehyung duduk di salah satu bangku taman yang tersedia; menyendiri.

Angin berhembus. Memainkan rambut Taehyung dengan lembut. Taehyung memejamkan kedua matanya, menikmati embusan udara yang membuat hatinya sedikit nyamanㅡwalau masih terasa sakit juga.

"Ku pikir, kamu itu euforiaku seorang. Setelah dipikir-pikir lagi, kamu itu seperti angin segar untuk semua orang. Ah, intinya kamu adalah sesuatu yang baik; untukku dan semua yang ada di sekitarmu."

Taehyung membuka matanya dan mendongakㅡmenatap angkasa. Maniknya mengkilat; berkaca-kaca. Dan tanpa diinginkan, air matanya mengalir begitu saja.

|To Be Continue|

▪▪▪

Hi, it's norsamora!

Mora temen IRL-nya Belle dan kami berkolaborasi dalam cerita ini. Untuk chapter prolog dan genap (akan) dikerjakan oleh Mora. Sedangkan chapter ganjil (akan) dikerjakan oleh Belle, ya.

Mora bukan penulis fanfiction, tapi kalian boleh mampir-mampir lucu ke lapak Mora, kok, HEHE.

Ini project kolaborasi pertama Mora dan Belle. Hope you all enjoy it!

Euphoria | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang