3

240 10 2
                                    

Sudah tiga hari sejak Jericho pergi, sampai sekarang belum ditemukan. Diane dan Elizabeth adalah orang yang paling cemas dengan keadaan Jericho. Bagaimanapun mereka sudah menganggap kalau Jericho adalah bagian dari keluarga Nanatsu No Taizai.

Lagipula, kepribadian Jericho itu cukup menyenangkan. Apalagi kalau sudah bertengkar dengan Ban, seakan-akan dunia ini milik mereka berdua. Diane dan Elizabeth merindukan gelak tawa mereka dan segala perkelahian kecil mereka.

"Aku menemukan sebuah titik dengan sihir tingkat tinggi." Celetuk Merlin setelah cukup lama dia berkutat di ruangan pribadinya.

"Apakah Jericho-san ada di tempat itu??" Tanya Elizabeth dengan penuh harap.

Merlin menggeleng. "Aku tidak yakin. Kekkai dari sihir tingkat tinggi ini susah ditembus. Untuk mendeteksinya saja sudah cukup menghabiskan tenaga dan konsentrasiku."

"Merlin-san, apa kau butuh makan atau minum?" Escanor dengan tubuh kurus dan kecil itu mendekat.

Merlin menatapnya dengan tersenyum. "Kalau boleh, tolong air minum saja." Pintanya sopan.

Escanor dengan semangat yang membara berjalan menuju dapur untuk memilih gelas paling bersih dan cantik untuk diisi air minum. Merlin tersenyum geli. Escanor-nya tidak berubah walau mereka sudah terpisah selama bertahun-tahun.

Ingatkan Merlin, selesai misi pencarian Jericho, dia harus menjawab perasaan Escanor.

"Bagaimana kalau kita datangi tempat itu dan mengeceknya secara langsung?" Ucap Meliodas untuk memecah keheningan. "Yoss!! Ayo kita ke sana!!" Seperti biasanya yang terjadi, dia selalu melakukannya dengan spontan dan to the point.

"Meliodas-sama! Saya ikut." Elizabeth mengejar Meliodas yang sudah keluar bar duluan.

"Ayo, King!"

"Ya, Diane."

Gowther masih duduk dan menatap mereka bingung. "Apa aku harus mengikuti mereka?"

Merlin menggeleng. "Tidak perlu. Kau sebaiknya tetap di bar. Biar aku dan Escanor yang akan membantu mereka."

Gowther membenarkan letak kacamatanya. "Baiklah. Bagaimana dengan Ban? Apa dia tidak ikut?"

Merlin baru ingat, makhluk abadi satu itu sempat ia lupakan karena sekarang dia jarang ikut berkumpul dengan yang lainnya. Saat Merlin hendak beranjak dari tempatnya, seekor babi pink muncul.

"Lupakan saja dia. Ban si kampret itu tidak akan sudi meninggalkan kamar Elaine." Ucap Hawk. "Sebaiknya kau dan Escanor segera pergi, aku dan Gowther akan menjaga bar ini."

Setelah menunggu Escanor muncul dengan air minum pesanan Merlin tadi, bahkan Escanor sudah terlihat berbeda. Bajunya sudah hilang entah kemana, otot-otot tubuh Escanor terlihat begitu sempurna, tangan kanan memegang secangkir minum dan tangan kiri ada senjata kebanggaannya.

Escanor terlihat sempurna. Kumis itupun menambah nilai keindahan dan kesempurnaan Escanor. Merlin berdeham dan menerima gelas itu. Setelah meneguknya hingga sisa setengah, Merlin dan Escanor segera menyusul Meliodas dan yang lainnya.

"Kemana yang lain?" Suara berat dengan nada super malas itu akhirnya muncul.

Gowther menolehkan kepalanya, melihat ke arah Ban yang baru saja muncul. "Oh. Kupikir kau sudah mati."

"Hah? Apa katamu?" Tanya Ban sewot.

Gowther kembali menatap buku bacaannya. Mendengus lelah.

"Habisnya aku seperti sudah tidak merasakan hawa keberadaanmu. Sebenarnya yang mati itu Elaine atau kau?" Begitulah mulut Gowther yang lebih blak-blakan dan terdengar kejam dibanding mulut blak-blakan Meliodas.

ENOUGHWhere stories live. Discover now