vier

115 12 1
                                    

"dia meluk lo?!?"

ucap doyeon, kaget. namun nada suranya ia kecilkan agar tak didengar mark atau teman kelasnya yang lain. doyeon membulatkan matanya. tidak percaya dengan cerita somi tentang mark.

"biasa aja kali. peluk doang."

"hey mohon maap ni bu, ya? tapi kalo anak sekolahan tau lo abis dipeluk ama mark tuan, kayaknya umur lo ga bakal panjang."

"lebay banget si. emang mark tu seganteng itu hah di mata lo?"

"lo ga liat apa anak-anak yang lain kalo mark ada, reaksinya macem apa?"

sebelum somi merespon pertanyaan doyeon yang tidak penting itu, guru pelajaran terakhir masuk ke dalam kelas. mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti membahas mark dan fokus ke pelajaran.

mata pelajaran kali ini adalah bahasa inggris dan mereka diberikan tugas untuk debat dalam bahasa inggris. kelas tersebut sudah sangat akrab dengan kepintaran dan kelancaran somi dalam berbahasa inggris. tapi somi tahu, kali ini dia tidak bisa mengalahkan satu orang, yaitu mark tuan.

"baik. kalian akan di bagi tiga orang perteam. lima orang yang kemarin ujiannya dapat 100 akan jadi ketua team dan boleh memilih anggota masing-masing. oh iya. mark tuan, kamu juga jadi ketua team dan boleh memilih anggotamu. mengerti semua?"

"mengerti, pak."

akhirnya kelas selesai. somi telah memilih anggota untuk team debatnya, yaitu dia sebagai ketua, doyeon, dan yongbok, atau biasa dipanggil felix.

"kan besok sabtu, lo pada mau bahas tema debatnya besok, atau minggu?" usul somi ke doyeon dan felix.

"minggu aja deh, som. gue pengen tidur besok." jawab felix yang mendapatkan anggukan dari doyeon.

"yaudah, minggu, ya? rumah siapa, nih?"

"rumah gue aja." usul felix yang kemudian diiyakan oleh somi dan doyeon.

"okedeh, bok." felix memasang wajah yang penuh emosi ke arah doyeon. namun iya hanya bisa bersabar dan mengelus dada.

"felix, yeon, felix." ucap felix dengan pasrah.

"hehehehe bagusan yongbok kali. eh yaudah gue duluan, ya, guys? bye."

doyeon pulang mendahului somi dan felix. masih banyak teman kelasnya yang masih di kelas jadi somi tidak terlalu terburu-buru.

"som, mau gue antar pulang?"

"ga usah, lix. gue naik bus aja kayak biasa."

"ga usah sungkan lah sama gue. yuk?"

"ah? yaudah deh. lo maksa sih."

akhirnya somi dan felix pergi ke parkiran motor sekolahnya. somi menunggu di dekat gerbang sekolah.

"lo pulang sama felix?" suara dingin yang tidak asing tiba-tiba terdengar. mark tuan berdiri di samping somi.

"iya. emangnya kenapa? cemburu?"

mark tersenyum miring.

"geer banget, sih, lo?" setelah itu, mark keluar dari gerbang dan jalan menuju halte bus.

mark sebenarnya juga punya motor, tapi dia tidak punya sim korea selatan. urusnya juga sangat ribet. makanya dia lebih memilih untuk naik bus. menikmati suasana kota masa kecilnya dengan naik bus juga tak salah, kan?

"ini, som. helmnya."

"widih. lo emang udah niat ya buat ditebeng gue? dah ada helmnya pula. gils gils." felix hanya tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

prom night 웃 mark tuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang