Taemin membuka dompet miliknya, mencari sesuatu.

"Ah, ini kartu namaku. Aku harap kau bisa menghubungiku jika ada waktu. Sekali lagi aku minta maaf, tak bisa mengajakmu berbincang sebentar atau sekedar minum coklat panas"

"Aku mengerti Oppa. Dan aku akan menghubungi mu jika ada waktu luang" tutur Seulgi diiringi senyuman.

"Anak pintar" ucap Taemin seraya mengacak rambut Seulgi

"Hey, rambutku jadi berantakan" ucap Seulgi kesal

Taemin hanya tertawa mendengar perkataan wanita di depannya.

"Aku pergi dulu. Maaf tak bisa mengantar mu pulang"

"Sudah berapa kali kau mengatakan kata maaf Oppa? Aku paham" balas Seulgi tertawa

Setelah itu, mereka mengucapkan kata perpisahan. Kemudian keduanya melanjutkan langkahnya masing-masing

Seulgi kembali melihat jadwal kereta  di telepon genggamnya. Tiba-tiba sebuah tangan besar menariknya. Seulgi terkejut dengan apa yang barusan terjadi, ia tak sempat berfikir karena kejadian itu berjalan dengan cepat.

"Nona..."

"Kau masih menunggu disini?" Tanya Seulgi terkejut. Ia tak menyangka seorang Kim Jongin akan bertahan menunggunya disini

"Seperti yang sudah saya katakan, saya akan menunggu Nona, apa Nona tak sadar melewati mobil yang mengantar Nona kesini?"

Seulgi menggelengkan kepalanya

"Tidak" Seulgi baru tersadar dengan apa yang dikatakan Jongin.

"Pulanglah dengan saya Nona" kata Jongin seraya menggenggam jemari Seulgi.

Akhirnya Seulgi menuruti perkataan Jongin untuk kedua kalinya. Lagi pula ia sudah terlambat ke stasiun, dan harus menunggu kereta berikutnya.

"Ternyata Nona tak pulang dengan teman Nona. Keputusan saya menunggu anda tak salah rupanya" Ucap Jongin sambil membukakan pintu mobil untuk Seulgi.

"Temanku ada urusan mendadak, jadi tak bisa mengantar ku pulang" balas Seulgi.

Jongin bersiap melajukan kuda besi yang ia tunggangi, lelaki itu mulai memakai sabuk pengamannya.

"Apa terjadi sesuatu Nona?" Tanya Jongin menatap Seulgi lewat kaca yang menggantung di dekatnya

"Tak tahu, dia bilang ada urusan mendadak"

Kini Seulgi memasukan kartu nama Taemin ke dalam dompetnya.

"Maksud saya, anda Nona"

Seulgi mengerutkan dahinya ketika mendengar kalimat yang Jongin ucapkan.

"Maksudmu?"

"Mata anda terlihat habis menangis. Apa terjadi sesuatu?"

"Apa aku terlihat habis menangis?" Bukannya menjawab pertanyaan Jongin justru Seulgi berbalik bertanya.

"Bisa dibilang begitu. Apa lelaki tadi melakukan sesuatu kepada anda Nona?"

"Kau melihatku bertemu seseorang?"





















•●•

Malamnya, Seulgi mencoba menghubungi nomor yang tertera di kartu nama yang Taemin berikan. Seulgi mulai menekan deretan angka di ponselnya. Jantung Seulgi berdegup kencang ketika nada tersambung masuk ke indera pendengaran Seulgi. Dan bertambah kencang ketika suara berat Taemin terdengar dari seberang sana. Senyuman lebar menghiasi wajah cantik Seulgi. Seulgi merasa dunianya kembali. Detik itu juga, ia bisa melupakan apa yang terjadi pada dirinya selama ini. Ia melupakan tentang kehidupannya yang pelik. Lee Taemin, mampu melakukan itu semua hanya lewat telepon.

Dari percakapan itu Seulgi tahu, bahwa lelaki yang ia duga Taemin saat di bandara ketika ia hendak terbang untuk bulan madu keduanya adalah benar Taemin. Tuhan mendengar doa'nya ternyata. Dan sisa percakapannya adalah ketika mereka tidak bertemu untuk sekian tahun, dan ketika mereka di Ansan dulu. Seulgi sungguh lega ketika Taemin tidak menyinggung kehidupannya sekarang. Ia takut Taemin akan menjaga jarak ketika tahu dirinya adalah istri sah seseorang.

Kini mereka membuat janji untuk tak hilang kontak seperti apa yang terjadi pada mereka dulu. Rasanya merindu pada seseorang tapi tak tahu dimana orang tersebut, dan entah  kapan akan bertemu lagi sungguh menyiksa batin. Taemin dan Seulgi pernah merasakannya.

Percakapan berakhir, menyisakan senyuman yang semakin merekah di wajah Seulgi. Suara bariton Taemin yang menjadi alasan itu semua.

Setelahnya, Seulgi melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Ia memandangnya lekat. Sejurus kemudian, Seulgi menarik laci nakas di sebelahnya guna mengambil kalung di kotak yang ia simpan disana. Seulgi membuka kotak yang berisi kalung pemberian Sehun dulu. Lalu, ia memasangkan kalung itu di leher jenjangnya. Seutas senyum terbentuk di wajah cantik Seulgi.

Bersambung . . .

■■

Haii! Balik lagi nih sama chapter baru. Semoga suka yaaa.
Makasih buat yang udah baca, komen, dan vote di chapter ini 💕

C I N T ADonde viven las historias. Descúbrelo ahora