III

3.4K 601 120
                                    

reine hanya terdiam melihat orang yang ada di depannya. ia bingung apakah ia harus berjalan atau bertanya hal seperti 'lo yang di rumah sakit bukan?'

reine pun menghela nafasnya dan melewati pria itu. "eh bentar we" ucap pria itu sambil memegang lengan reine.

"apaan?"

"lo yang nolongin gue waktu gue kecelakaan ya?"

"lo yang waktu itu malem malem kecelakaan ya?"

mereka berdua mengangguk secara bersamaan karena pertanyaan yang dilontarkan mereka berdua sama-sama benar.

"kenalin, gue liu yangyang. panggil aja liu, yangyang, yang, atau sayang juga boleh" ucapnya dengan senyum lebar sambil menyodorkan tangannya di depan reine.

reine pun tersenyum dan langsung menjabat tangan itu. "gue azareine irsyahira. panggil aja reine, azarin, irsya, atau syahira juga boleh"

"kayaknya enakan reine deh manggilnya. lo manggil gue sayang aja"

"najong alaina bilkisti wa mamatin" ucap reine sambil memutar bola matanya.

liu hanya tersenyum memamerkan deretan gigi-giginya. "lo sekolah disini juga?" tanya liu.

"ya lo kira gue ob disini?" ucap reine sambil menghela nafasnya. ia kemudian berjalan melewati liu tanpa pamit, karena sebenarnya dari tadi najla bacot manggil manggil reine terus.

liu juga hanya memandanginya yang agak terburu-buru berjalan menuju najla.

liu sebenarnya kenal dengan najla, karena sewaktu kelas 11 mereka memang kebetulan satu kelas. tapi untuk makhluk bernama reine yang satu ini, baru pertama kali ia lihat setelah 2 tahun bersekolah.

sementara itu, najla dan reine duduk di meja taman sekolah mereka. sekolah mereka bisa dibilang cukup elit dibandingkan sekolah lainnya. keelitan sekolah mereka pun juga sudah terlihat dari seragam yang mereka pakai, seragam pendek didalam dengan outer blazer hitam beserta lambang sekolah mereka disebelah kiri dan rok hitam.

tapi, anak anak disekolah mereka malah lebih bobrok daripada sekolah biasa. anak anak disekolah ini juga sering tersandung kasus, terutama yang laki-laki.

"bosen hidup kaya dan dikekang", katanya.

YA TAU SIH MEREKA BOSEN HIDUP KAYA TAPI GAK GINI JUGA ANJIR.

beberapa dari mereka juga lelah dengan tekanan dari tugas sekolah. sudah mau ujian saja masih direpotkan dengan tugas akhir seluruh pelajaran, yaitu membuat semacam makalah rangkuman dari kelas 10 sampai kelas 12.

kadang reine dan najla juga ngerasa capek kalo kepikiran tugas itu. untuk masalah makalah, mereka berdua mengakalinya dengan sudah membuatnya dari kelas 1, sehingga ketika sudah dekat dengan ujian mereka hanya tinggal ngeprint dan ngejilid doang.

"la, lo kenal sama liu liu itu gak?" ucap reine sambil memakan batagornya.

"lah sekelas sama gue dulu waktu kelas 11, kenapa?"

"nggak, waktu itu dia kecelakaan gitu terus gue yang tolongin" ucap reine.

"hadeh pusing gue dengernye, liu kecelakaan liu kecelakaan liu kecelakaan ampe kelu kuping gue"
ucap najla dengan nada geregetan.

"emang dia sering kecelakaan?"

"banget anjir, lagian sok sokan balap liar aslinya mah bawa motor aje kagok bisanya cuma ngegas doang gabisa ngerem" ucap najla.

reine tertawa karena kepikiran betapa begonya sosok liu yangyang yang minta dipanggil sayang.

"lagian tolol juga ya gabisa ngerem, kacau ege ni kacau" ucap reine sambil mengunyah batagornya.

"untung nilainya bagus bagus sih, fast learning juga orangnya. dia kan waktu kelas 10 sebenernya anak social major, tapi pindah ke science. tapi adaptasinya cepet gila, makanya dia ga kena kena poin mulu. kalo kena juga poin min nya ketutupan sama poin plusnya" ucap najla.

emang sih kadang banyak orang orang ngomongin liu liu itu karena sering ikut olimpiade dan menang menang terus, tapi reine baru tau orangnya yang mana.

"wah wah wah, ngomongin gue ya? boleh ikut nimbrung ga nih?"

racing - liu yangyangWhere stories live. Discover now