Epilog : Dari Oh Seunghee

203 24 10
                                    

Menurutku, hubungan sepasang kekasih adalah privasi yang harus dihargai. Tidak perlu membiarkan orang lain tahu. Mengenai apa yang dilakukan, apa yang mereka rasakan, ya.. apapun.

Namun Seungmi berkata lain.

"Setidaknya, jangan biarkan saudaramu ini buta tentang dirimu!" ketusnya padaku suatu hari.

Aku mulai belajar bahwa tidak selamanya aku harus menutupi diri dan sok kuat menyelesaikan masalah seorang diri. Aku punya Ibu, aku punya beberapa teman - meski tidak banyak - dan bahkan aku punya saudara yang terlahir lima menit setelahku.

Oh Seungmi yang cerewet, namun amat kusayangi itu.

Ada beberapa bagian dari dirinya yang tidak kumiliki, salah satunya adalah kejujurannya dalam mengekspresikan isi hatinya.

Baiklah, memang kemarin ada hal menggelikan yang terjadi diantara kami - kami pernah menyukai seorang lelaki yang sama dan bahkan bertengkar hebat karenanya.

Tapi kini kejadian itu malah menjadi sebuah kenangan konyol yang sesekali kami tertawakan bersama.

Kami memang tidak banyak berubah dan masih senang ribut oleh hal-hal kecil. Namun itulah yang membuat kedekatan hati kami terbentuk hari demi hari. Jarak yang dulu terbentang antara aku dan adikku kian menipis. Rentetan masalah di akhir masa remaja itu menjadikan kami lebih dewasa di kemudian hari.

Terimakasih Seungmi, kau sudah membuat hidupku jadi terasa lebih mudah!

Mungkin Tuhan memang menakdirkan kami dilahirkan berbarengan agar kami saling melengkapi satu sama lain.

Senang sekali melihat Seungmi kini berkencan dengan Minhyuk Oppa yang sejak lama menyukainya. Meski aku tidak bisa melupakan ekspresi Ayah ketika Oppa tiba-tiba datang ke rumah dan mendeklarasikan dirinya sebagai kekasih Seungmi, astaga, Ayah seketika membeku seperti patung es! Haha.

Aku harap Oppa selalu menjaga dan menyayangi satu-satunya adikku yang cerewet dan kekanakan ini.

Satu semester terlewati, kini kami menikmati liburan musim panas yang cukup panjang. Seperti janjinya, Ibu membelikanku sebuah keyboard baru untuk kupakai di apartemenku di Seoul.

Aku ingin menghabiskan waktuku di kampung halaman. Jiyeon terus memintaku untuk berlibur bersama dan traveling ke luar kota, ah, tapi aku belum bisa seterbuka itu dengannya.

Jung Ilhoon Sunbaenim sedang sibuk mempersiapkan album musik terbarunya, dan ia memintaku untuk mendatangi konser solo perdananya di akhir tahun. Ya, kami mungkin akan semakin jarang bertemu karena ia semakin sibuk dengan pekerjaannya.

Aku harap dia tidak melupakanku meski sudah lebih sukses, hehe.

Sementara, Hyunsik Oppa..

Kini ia fokus mencari kebahagiaan di jalan yang berbeda denganku. Meninggalkan kekosongan yang masih belum terisi juga di hatiku. Tidak, aku belum berniat mencari penggantinya - baiklah, jujur saja, sampai sekarang aku masih yakin bahwa dia tidak akan pernah tergantikan.

Namun aku tidak mau ambil pusing. Lebih baik aku fokus pada studiku dan menikmati hidup dengan orang-orang terdekat. Begitu juga dengannya.

Lebih baik membiarkannya mengalir alami seperti air.

Karena mungkin saja kami bisa bertemu lagi di sebuah persimpangan di depan sana? Mm..

Ah, sudahlah. Dah!

*

Terimakasih sudah berkunjung dan mengapresiasi :)

B[L]ACKSTREETWhere stories live. Discover now