1

52 5 0
                                    

Saya tahu kalian tahu lagunya siapa ini :')

---

Rem diinjak, Kimmon melambatkan mobilnya lalu berhenti tepat di depan gerbang. Setelah mematikan mesin, ia membuka pintu, melangkahkan kakinya keluar.

Sembari menutup pintu mobil, diraihnya smartphone di saku lalu mulai mengetik pesan.

Sudah selesai?

Aku diluar.

Sebentar lagi P'

Hari ini jadwalku piket.

Oke, aku di depan gerbang.


Tanpa menunggu balasan lagi Kimmon mengunci layar smartphonenya. Bersandar pada mobilnya, ia mendongak. Pukul 3 sore, langit sangat bersih tanpa setitik pun awan terlihat jarak pandang. Matahari masih bersinar hangat di ufuk barat.

Senyuman tipis terukir di wajahnya. Matahari, indah sekali. Yah, matahari selalu mengingatkanya pada sang kekasih.

Keberadaan paling sempurna di kehidupannya. Pemberian dari surga. Yang telah melengkapi dirinya.

Mereka bertemu dua tahun lalu dalam sebuah casting drama. Keduanya lolos audisi dan menjadi aktor utama dalam drama tersebut bersama empat orang lainnya.

Seiring dramanya berakhir, mereka berpisah untuk menempuh jalan yang berbeda-beda. Tiga diantaranya masih harus melanjutkan kuliah. Sementara yang paling muda dari mereka justru memilih untuk tetap berada di hadapan kamera dan menerima lebih banyak tawaran peran. Sementara Kimmon dan seorang lagi, sebagai yang paling tua, memilih untuk mendapatkan pekerjaan mereka sendiri. Pada akhirnya Kimmon mendirikan sebuah restoran barbeque tepat di sebelah bar milik kawan mantan artist-nya.

Meski begitu, mereka semua tetap saling berbagi kabar. Dua dari tiga anak kuliahan telah lulus belum lama ini. Keduanya memutuskan untuk melanjutkan berkarir di dunia hiburan, sebagai model dan juga aktor.

Sementara yang satunya, satu-satunya yang sangat Kimmon kagumi dan puja, akan lulus beberapa bulan lagi.

Lucu sebenarnya, memikirkan bagaimana mereka dapat bersama hingga saat ini. Apalagi dengan jarak usia yang hampir delapan tahun.

Awalnya Kimmon hanya menganggapnya bocah. Tapi di kala kamera mulai merekam, bocah itu jugalah satu-satunya yang terlihat di mata Kimmon. Seakan-akan ia memiliki banyak kepribadian dan bisa mengendalikan semuanya.

Mulai dari saat itu, Kimmon selalu mencoba mengakrabkan diri.

Untungnya, ia benar-benar seorang 'bocah' hingga mendekat sebagai sesosok kakak yang akan menjaganya, sangat memudahkan Kimmon. Tapi itu saja tak cukup.

Di hari perpisahan mereka, merupakan hari dimana Kimmon merasa seolah-olah telah melepas sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya.

Karena itu, ia tak akan membiarkan kesempatan apapun lolos. Sebulan setelah Kimmon sukses sebagai pemilik restoran, seseorang ber-lesung pipi datang sebagai pelanggan.

"P'Kim? Aku baru tahu kalau P' bekerja di sini...?"

Kimmon terkekeh. "Aku pemilik tempat ini nak."

"Baiklah manager, kalau boleh, adakah menu yang anda rekomendasikan."

Mereka tertawa bersama, Kimmon bahkan menemaninya makan. Begitu selesai makan, Kimmon menawarkan diri untuk mengantarnya pulang kalau ia mau menunggu sebentar lagi.

Tak satupun kata dapat menggambarkan betapa bahagia Kimmon ketika anak itu mengiyakan tawarannya.

Malam itu juga, Kimmon menyatakan perasaanya. Malam itu, ia menciumnya.

Sejak malam itu juga, mereka sepasang kekasih.

Tak seharipun dilewatkan Kimmon tanpa bertukar senyum, salam, hingga ciuman dengan kekasihnya. Hidupnya sempurna. Ia telah lupa bagaimana hidupnya dulu sebelum bertemu dengan anak itu.

Kini ia bahkan tak bisa bayangkan apa yang akan terjadi pada kehidupan Kimmon tanpa dirinya.

Ia benar-benar bersyukur memiliki sosok itu di sisinya. Satu-satunya yang ia miliki kini.

"P'Kim?" Sebuah suara menyadarkan Kimmon dari lamunannya. Ia menoleh ke kanan.

Senyuman terukir, Kimmon merendah untuk mempertemukan bibir mereka. "Ayo pulang, Ter." 

---

Ini cerita pertama yg di publish ke Bahasa Indonesia. Semoga ga gaje2 amat...

Ada dua chapter lagi yang tinggal di koreksi ;). Silahkan menanti kalau penasaran...

Terimakasih yang sudah baca...

[Indonesia] SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang