The Vendetta | 1. Nǚwáng

6.5K 594 16
                                    

Kematian sang ayahanda beberapa bulan lalu membuat putera mahkota Qing Ghaozen segera mengambil tempat untuk mengisi posisi Raja dari kerajaan Qingsei dan juga menikahi Qian Yueyin dari dinasti Qian. Anak dari seorang wakil sekretaris dinasti, Qian Zhen.

Awalnya Qing Ghaozen hanya memberikan hadiah-hadiah kecil berupa hiasan rambut, gelang, dan hadiah mewah lainnya. Namun, semakin lama Qing Ghaozen justru memberikan pakaian bahkan cincin dan meminta kepada Qian Zhen untuk menjadikan puterinya sebagai Ratu dari negara Qingsei.

"Bagaimana dengan pemilihan gubernur baru, Qian Zhen?" Ghaozen menatap ayah mertuanya dari tempat duduk kebesaran miliknya. Disisi kiri dan kanannya terdapat patung naga yang melambangkan keberanian, keganasan, dan ketegasan keluarga Qing.

Qian Zhen, orang kepercayaan Sang Raja menunduk penuh hormat tanpa berani menatapnya. "Gubernur dipilih setelah anda naik menjadi Kaisar dari tiga kerajaan yang ada."

Qing Ghaozen terdiam dan tampak berpikir panjang. Kematian ayahnya sebagai Kaisar Qing Zhao banyak terjadi keributan yang tidak pasti. Bahkan, diam-diam ada yang melawan kepemimpinan Kaisar Qing Zhao sehingga ketika Ghaozen menjadi raja, dia menghabisi semua keluarga pengkhianatan hingga ke cucu-cucu mereka.

Qian Zhen kembali menundukkan pandangannya dan bergumam, "Pemilihan Kaisar diadakan pada malam bulan chén." Malam yang dipercaya malam paling baik diantara malam yang ada. "Dan itu berjalan satu minggu dari sekarang, Raja. Tapi, bagian selatan terdapat tanda-tanda pemberontakan untuk menggulirkan anda dari calon Kaisar, Yang Mulia."

Tentu saja kalimat itu tidak mudah di ucapkan oleh seorang wakil sekretaris seperti dirinya dihadapan Raja yang dikenal begitu kejam. Ia bahkan bisa saja dipenggal kepalanya saat ini walau posisinya adalah ayah mertua dari Qing Ghaozen.

"Panggilkan Jenderal Huang Fu!" titahnya sedikit menggeram karena rasa amarah akibat dari ucapan Qian Zhen baru saja.

"Baik, Yang Mulia," Qian Zhen menunduk hormat sebelum berpamitan untuk memanggil Jenderal Huang Fu yang terkenal sebagai pedang naga.

"Jenderal Huang Fu memasuki ruangan," gumam Kasim Chen dari luar ruangan.

"Hormat kepada Baginda Raja," Jenderal Huang Fu menundukkan kepalanya penuh hormat, "Semoga Yang Mulia panjang umur."

Ghaozen tidak mengatakan apapun sebelum penghormatan Jenderal Huang Fu selesai. "Aku ingin kau menyiksa mereka yang ingin menggulirkanku dari calon Kaisar, Jenderal. Cari tahu siapa dalangnya lalu bawa pengkhianat itu ke hadapanku!"

"Baik, Yang Mulia."

Ghaozen segera mengibaskan tangannya untuk mengusir Jenderal Huang Fu dari istana emas yang di gunakan untuk pertemuan dengan para pejabat penting. Sudah waktunya ia beristirahat mengingat sore sudah menjelang. Para pengawal setianya, pun dayang-dayang mengikutinya bergerak ke arah kediaman Sang Raja ke istana merah. Begitu pula dengan Jenderal yang berdiri tepat disamping Raja, mengawal Raja hingga ke kediamannya.

"Malam ini, aku akan beristirahat di kamar Selir Xin," gumamnya pada Jenderal Huang Fu sambil terus berjalan ke kediamannya.

"Baik, Yang Mulia."

Jenderal langsung menyuruh anak buahnya untuk memberitahukan Selir Xin bahwa Raja akan datang beristirahat di kamar Selir Xin.

"Selir Xin datang menghadap Ratu," seru salah seorang dayang senior yang mengenakan pakaian biru tua dengan tergesa.

Selir Xin adalah selir pertama yang dinikahi oleh Raja Ghaozen. Karena sikap dan sifat selir Xin yang terlihat begitu lemah lembut, membuat Raja Ghaozen luluh sehingga membiarkan Selir Xin mendampinginya kapanpun Raja butuhkan.

"Hormat saya kepada Ratu." Selir Xin menunduk hormat.

Yueyin yang sedang dibantu memakai pakaian lapisan terakhir untuk tidur menoleh sekilas, lalu kembali menatap lurus, membiarkan dayang-dayangnya kembali merapikan pakaiannya. "Ada apa Selir Xin?" tanyanya dengan penuh wibawa, menunjukkan bahwa statusnya memang lebih tinggi daripada Selir yang berasal dari dinasti Xin itu. "Bukankah kau harus bersiap-siap karena Raja akan menghabiskan waktu bersamamu?"

"Maaf, Ratu. Saya menginginkan ramuan subur milik anda." Selir Xin segera bersujud di depan Yueyin. "Mohon maaf, Ratu. Saya mohon kepada anda..."

Yueyin dengan wajah polos tanpa make up menatap datar pada Selir Xin. Para selir kenapa harus mengunjunginya seperti ini disaat mereka hendak menghabiskan malam bersama Raja? Tangannya bergerak mengusir dayang-dayang yang membenahi pakaiannya sejak tadi. Membiarkan keduanya tertinggal dalam keadaan canggung.

"Apa Raja yang menyuruhmu?"

Selir Xin bergerak duduk, tak lama mengangguk polos. "Ya, Ratu. Raja meminta saya untuk mengambil ramuan yang anda buat mengingat anda adalah ahlinya."

"Benarkah?" Yueyin bertanya tak percaya. "Bukannya keinginanmu sendiri yang ingin menusukku dari belakang?"

"Ratu!" Selir Xin bersuara sedikit keras, "Maaf... Tapi, saya tidak mungkin melakukan hal kotor tersebut."

Yueyin menatap seksama pada Selir Xin. Ia tahu betul apa yang Selir Xin inginkan adalah menjadi Ratu dari negara ini. Menjadi Permaisuri Sang Kaisar kelak, lagipula sebentar lagi adalah waktunya Raja akan mengisi tempat Kaisar yang saat ini masih kosong. Tapi, Yueyin tidak peduli karena memang sudah seharusnya ia pergi jauh dari istana dan hidup di alam bebas seperti keinginannya dulu.

Tangan putih dan lembut milik Yueyin bergerak mengambil sebuah kotak kecil dalam laci mejanya. "Ini adalah rempah-rempah yang bisa membuatmu subur. Suruh dayang atau tabib istana meraciknya untukmu dan jangan pernah kembali kepadaku."

Mata Selir Xin berbinar ceria sambil menerima kotak kecil tersebut. Dalam hati ia berdecih sinis, 'Ratu bodoh! Mau saja dimanipulasi. Ck, memang sudah seharusnya Ratu bodoh ini digulingkan.'

"Terima kasih banyak, Ratu. Saya akan membalas jasa anda." Selir Xin kembali membungkuk hormat sebagai tanda terima kasih. "Saya mohon undur diri."

Sepeninggal Selir Xin, Yueyin terduduk lemas. Air matanya mengalir begitu saja. Ia tak akan pernah sanggup tinggal di istana. Ia tidak akan pernah bisa bertahan dengan semua keadaan ini. Qing Ghaozen miliknya sudah berubah. Qing Ghaozen teman masa kecilnya yang hangat, ramah dan penuh kasih sayang sudah hilang. Tak ada lagi yang tersisa dari lelaki yang dulu sangat ia cintai.

"Jika aku menjadi Raja, kau akan menjadi Ratuku dan aku takkan pernah mau memiliki selir."

"Tapi, bukankah setiap Raja diharuskan memiliki selir, Putera Mahkota?"

"Aku akan menghapus hukum itu! Akan kujadikan kau Qian Yueyin menjadi wanitaku satu-satunya!"

Dan semua itu hanyalah sisa dari kenangan masa kecil yang tidak akan pernah bisa tergapaikan.

♚♚♚

The VendettaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora