5. Melepaskan

34.7K 1.1K 123
                                    

Jangan lupa vote dan komennya biar eike semangat nulis 😊

Sebab ku tak bisa memberimu anak.
_____

Alvian mendengus kesal. Tak ia dapati siapa pun di teras rumahnya. Ia tadi diberitahu Ijah jika ada perempuan yang mencari dirinya. Namun setelah ia keluar, kosong, hanya rintik hujan yang ia temui tengah membasuh bumi.

Setelah menutup pintu gerbang, Alvian kembali masuk rumah.

"Bik!" panggil Alvian.

"Ya, Pak." Ijah datang tergopoh.

"Benar, tadi ada yang cari saya?" tukasnya.

"Benar, Pak. Tadi orangnya nunggu di teras. Memangnya orangnya udah gak ada, Pak?"

"Udah pergi."

"Bibik tau namanya?"

"Maaf, Pak. Saya lupa tanya namanya."

"Ciri-cirinya?"

"Eum ... orangnya cantik, tinggi, putih, hidungnya mancung, rambutnya hitam pan ...."

'Sial, itu pasti Maharani.'

Tanpa pikir panjang lagi, Alvian menyambar kunci mobil di atas nakas dan berlari ke halaman. Mendadak hatinya gelisah. Terbayang betapa remuknya perasaan Maharani saat ini.

Susan yang tiba-tiba keluar dari kamar buru-buru mengejar Alvian. "Mas mau kemana?"

"Aku pergi dulu ada urusan," jawab Alvian dari dalam mobil. Ia tetap melajukan mobil, tak perduli Susan yang meneriaki namanya berkali-kali.

Wanita itu cemas mendapati suaminya mendadak pergi. Alvian sudah berjanji akan tinggal seminggu di rumahnya.

Mobil meluncur ke arah jalan raya. Matanya mengamati setiap sudut jalan. Alvian yakin jika Maharani belum begitu jauh melangkah.

Dan benar dari jarak beberapa meter Alvian trenyuh, melihat seorang wanita tengah berjalan sendirian dibawah guyuran gerimis sambil sesekali mengusap lelehan air matanya.

Alvian memelankan laju mobil. Nyeri di dada tak bisa ditahan. Laki-laki berjambang tipis dirahangnya itu sedih menyaksikan wanita yang dicintai menangis karena keegoisannya.

Lalu pemandangan di depannya membuatnya kesal. Dari arah berlawanan muncul mobil yang ia kenali berhenti tepat di samping Maharani. Tak lama pengemudi mobil itu turun dan mengajak Maharani menaiki mobilnya.

Seketika dada Alvian bergemuruh melihat sang istri semobil dengan lelaki lain.

"Awas kau, Ndre!" umpatnya.

"Aaaarrrgggghhh!" Alvian menumpahkan kekesalannya dengan memukul kemudi.

••••

Di dalam mobil tangis Maharani semakin pecah. Bahunya terguncang hebat. Dadanya begitu sesak mendapati Alvian berbohong untuk kesekian kali.

Maharani yang awalnya ingin menemui Alvian dan Susan nyatanya memilih pergi sebelum bertemu mereka. Nyalinya tak sebesar lukanya. Sempat menunggu beberapa saat di teras rumah, tapi akhirnya Maharani berlalu setelah mendengar suara berat Alvian dari dalam rumah Susan tengah bercanda dengan anak-anak mereka.

Andre terdiam, bibirnya seolah terkunci. Ia turut merasakan sesak yang tengah di rasakan wanita berparas ayu di sampingnya.

Mobil bergerak di tengah guyuran hujan. Andre mengarahkan kemudi menuju rumah Maharani. Lelaki berbadan tegap dengan lesung pipit di kedua pipinya sesekali menatap Maharani yang menatap kosong ke jalanan.

"Bu, sudah sampai," ucapnya pelan setelah sampai di rumah yang dihuni Alvian dan Maharani.

"Terima kasih, Dok."

Air Mata Maharani ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang