3| 121U's effect : Dangerous

316 45 31
                                    

"Gak bisa gini, Om!"

Bentakan keras yang diiringi gebrakan meja itu membuat sepasang mata sipit itu terperanjat kaget.

"Jane, dengerin dulu" ujarnya coba menangkan amarah sang pacar.

Di siang hari yang terik, setelah beberapa bulan tak bertemu, justru konflik yang terjadi diantara mereka.

"Apa lagi yang musti didengerin?" tantang gadis itu sengit dengan kedua tangan terkunci di depan dadanya.

"Bukan git—"

"Apanya yang bukan gitu? Is it really intoxicated you? addicting, huh? " potong gadis itu sambil melotot.

"Ini masalah sepele loh... "

Jape masih berusaha sabar menengahi.

"Oh, gitu... Menurut Om ini sepele? Ini soal prinsip Om, PERINSIP!" bentaknya sambil menghentak meja makan di hadapannya dengan jemarinya.

"Fine... I know..."

"Ya jangan I know I know aja donk" protes gadis itu.

"Terus maunya gimana?" tanya Jape desperate.

"Ini soal komitmen. Kalo Om Jape curang, Janina juga bisa main curang."

"Curang gimana?"

"You are cheating! Janina liat sendiri!"

"Don't jump to conclusions. I-NEVER-DO-THAT!" bantahnya tegas.

"Fine kalo gak mau ngaku."

Gadis itu hanya membuang pandangan, malas berargumen lebih lanjut.

"Jane, please... Lo tau, gue udah berusaha nolak. But, I can't resist it!"

"Owh gitu, jadi dia lebih penting daripada Janina?"

"Enggak gitu."

"Om Jape sendiri tau kan dia itu hanya kenikmatan sementara duniawi, masih gak mau nyerah? Masih tetep ingin memiliki?" tanyanya memastikan dengan nada tajam.

"Shit... " umpat Jape sambil mengacak rambutnya.

"Yaudah lah, malesin kalo udah kaya gini."

Janina walk out dari ring pertandingan.

"Ok, stop. Fine, you have it."

Lelaki itu akhirnya menyerah, menahan Janina sebelum ia sempat pergi jauh.

"Owh gitu doank effort nya, huh?"

"Gue ngotot gak lo kasih, gue nyerah lo katain. Maunya apa sih?"

"Ya habisnya, gitu aja nyerah. Cemen" cibir Janina

"Demi Tuhaaannnn!!!"

Jape menjambak-jambak rambutnya sendiri. Gemas pingin smacked down tapi sayang itu pacarnya sendiri.

"KUNING TELORNYA CUMA SATU, JANE!"

"Mana kecil pula. Pake acara lo aduk segala sih!" protes Jape

"Gak usah ngegas bosque."

"Yaudah mau lo gimana?"

"Bagi dua?" saran Janina.

"Ogah!"

"Yaudah. Biar adil, ini solusinya..." saran gadis itu sambil berdiri menghadap Jape dengan mengangkat sebelah tangannya yang terkepal.

"Apa?"

Jape langsung waspada melindungi kepalanya, berjaga-jaga sebelum Janina sempat memukulnya.

"Suit. Jepang apa Indonesia?"

"Sri Lanka!!!"

"Dih, ngambekan" ejek Janina.

"Cepet susut umur gue kalo tiap hari kaya gini" keluhnya sambil males-malesan tapi dilakoni juga.

"Batu kertas gunting!" seru Janina

Janina : ✋
Jape : 🙏 *sekadar mengingatkan*

"Hiihh! Yang bener donk!"

"Ulang! Batu Kertas Gunting!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ulang! Batu Kertas Gunting!"

Janina : ✊
Jape : ✋

"Gue menang. Mau apa lo?" seru Jape jumawa.

"Yaudah buat Om aja. Aku kan sportive orangnya. "

Jape menyendok telur yang ada di panci itu. Memamerkan di depan hidung Janina.

"Look, Jane.. Uughhh... Kuningnya menggoda banget.. Bayangin betapa empuk, kenyal, gurih.. Bercampur sama kuahnya di mulut lo... Mmmmmhh, It's drive me crazy!" sulutnya sambil perlahan mengarahkan sendok itu menuju rongga mulutnya.

Aroma micin dan gurihnya kuning telur mendominasi ruang dapur kontrakan kecil itu. Membuat Janina menelan ludah.

"Say good bye dulu" goda Jape.

Sebelum sempat masuk ke mulutnya, ia justru menyodorkan sendok itu ke hadapan Janina.

"Aa.. "

"Apa?"

"Buka mulut."

Janina menurut begitu saja ketika Jape menyuapkan ke mulut Janina.

"Tutup. Kunyah. Telen" perintahnya.

"Mmmptapi kan ini jatah Om Jape" jawab Janina masih sambil ngunyah.

"Punya gue kan? Terserah gue donk mau kasih siapa" jelasnya santai sambil menyeruput sisa kuah langsung dari pancinya.

"Uwww pacarkuu" seru Janina yang langsung memeluk(menubruk lebih tepatnya) Jape erat.

"So I just, kimi ga suki desu~" lantunnya bahagia.

"Kalo disogok makanan aja bilangnya 'suki desu'."

"Perut kenyang hati senang, Beb 😘"

"Norak emang prinsip hidup lo!"

"Biar norak tapi sayang kan?"

Kecupan ringan mendarat di bibir Jape.

"Lo mirip iklan air minum di tipi-tipi itu deh" ujar Jape.

"Apaan? Yang manis-manis itu ya?"

"Ada amis-amisnya."

"SYALAAND!"

FIN

"Dangerous! You are so addicting, but I don't want to want you, Beb. I can't let you win over my honey,
Dear kuning telur"
—Javaries Septario—

Akibat ketidaksinkronan otak dengan lagu. Jadilah wan tu wan yu ala-ala.

Jaka sembung naik ojek,
gak nyambung jek!
😝😝😝

Remember Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang