Epilog

2.5K 44 4
                                    

Senja berpendar indah di atas langit Lombok. Burung-burung kecil menari bebas di cakrawala, menembus angin sore. Kesiur ombak pantai menjadi nyanyian indah di tiap telinga yang mendengarnya. Batu cadas di ujung pantai berdiri gagah, memperindah sisi pantai. Atas seizin Tuhan, tiap manusia berhak menikmati ini. Tua, muda, anak-anak, selalu terpesona atas apa yang Tuhan torehkan di atas bumi pertiwi ini.

Sepasang manusia berpegang tangan menyisi bibir pantai. Tersenyum dan tertawa. Angin pantai yang sejuk menghangatkan jiwa mereka. Angin itu juga membuat rambut sang gadis menari indah. Sang lelaki tersenyum bahagia melihat sang gadis di sampingnya.

Inilah yang ia cari selama ini. Gadis inilah sumber kebahagiannya, bukan yang lain, dan bukan adiknya. Memang, tidak salah kalau ia memiliki seorang adik perempuan. Tapi untuk jatuh cinta dan ingin memilikinya seutuhnya, itu kesalahan yang besar.

Memang benar kata orang, cinta pertama tidak selalu berhasil. Lebih banyak gagal karena mereka menyerah. Mereka menyerah dengan keadaan. Mereka menyerah karena mereka sadar, bukan dirinya sumber kebahagiannya. Maka yang menyerah harus ikhlas merelakan dia yang mereka cintai pergi memilih sumber kebahagiaannya sendiri.

Sepasang kekasih yang lain duduk di balkon villa. Mereka memilih menikmati senja sore itu dari atas balkon ditemani dua cangkir teh dan satu kotak biskuit gandum. Gadis itu menyeruput cangkir teh miliknya. Hari ini sungguh diluar dugaannya. Tidak pernah terpikir olehnya hari ini akan seperti ini jadinya.

Kakaknya menyukai dirinya.

Fakta mengejutkan itu membuat semuanya terjadi. Awalnya ia sama sekali tidak percaya. Ini tidak masuk akal. Bagaimana bisa kakaknya sendiri mencintai dirinya, maksudnya mencintai melebihi sebagai adik?

Ia sungguh tidak marah ataupun kecewa. Tapi seharusnya kakaknya tahu betul kalau mereka hanya sebatas kakak-adik. Tidak lebih dan tidak kurang. Tapi sekarang sudah berubah. Kakaknya sudah menemukan cintanya.

Cinta akan jatuh kepada siapa saja dan kapan saja. Cinta akan berlabuh di dermaga yang tak pernah kita duga. Cinta akan terus tumbuh, seiring berjalannya waktu, terus bersemai di dalam hati kita hingga suatu waktu ada yang menyadarkan kita kalau itu tidak tepat.

Kita bebas memilih kepada siapa kita jatuh hati. Tapi alangkah baiknya kita berpikir realistis. Kita boleh mencintai seseorang, tapi ingat diri sendiri terlebih dahulu. Apakah kamu merasa bahagia dengan mencintai dirinya yang sama sekali bukan ruangmu untuk kamu cintai?

Hal itu yang laki-laki pikirkan ketika ia memutuskan berhenti mencintai adiknya lantas memilih mencintai gadis lain. Lihatlah, gadisnya saat ini terlihat begitu bahagia bersanding dengannya. Entah bagaimana jadinya kalau saat ini ia masih bersikeras mencintai adiknya. Ia hanya melukai dirinya sendiri. Hanya membuang-buang waktu. Bahkan menambah beban adiknya.

Diujung pantai matahari sudah bersembunyi. Ingin tidur dahulu agar besok bisa kembali bersinar terang. Sore itu, Dimas tetap menyayangi adiknya tanpa berambisi memilikinya. Ia akan mencintai Silvia sepenuh hati, membuatnya menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini. Sedangkan Thea, gadis itu akan bahagia bersama Rio. Semoga semesta mengizinkan insan itu berbahagia selalu.

Tamat


You're My Oxygen Where stories live. Discover now