Situasi sulit yang beruntun

6 1 0
                                    

"Kak.. kakak!"

Vio mendengar suara lalu mendongak ke bawah.

"Waktunya ayah dan ibu pergi ke kota arlos. Kakak tidak ingin melihat kepergian mereka?"

Vio menggeleng cepat.

"aku tidak ikut"

"Eumm,baiklah. Tapi kali ini kita dibolehkan ikut sampai bandara loh,yakin kak?" Ucap sang adik sedikit berharap.

Tiba tiba bunyi sebuah pesan dari hp vio.

Setelah melihatnya, dia lagi lagi menggeleng. "Tidak bisa, pacar kakak mau ngajak ketemuan,"

Sang adik pertama berdecak kesal, mendengar jawaban sudah pasti dari kakaknya. "Apa kami tidak penting bagi kakak? Hanya pacar kakak saja yang selalu kakak penting kan. Kakak memang tidak menyayangi kami!" Bentak sang adik pertama marah seraya menarik pergi adik kedua vio.

Vio yang melihat kepergian mereka dari balik jendela kemudian bersiap siap pergi menemui pacarnya.

- Ditempat ketemuan, taman-

"Bill,hal apa  yang ingin dibicarakan?" Ujar vio langsung to the point.

"Aku tidak bisa menjalani status kita lagi,vio."

Vio terkejut,lalu menatap kecewa bill.

"Alasanmu?"

"Sejujurnya, aku sudah tidak cinta lagi sama kamu.

mavela! Aku mencintai dia" panggil bill, seorang wanita mulai menggenggam lengan bill.

"Kita putus, vio.

Aku harap kamu tidak mengganggu mavela, dia tidak salah apa apa"

Vio menatap kedua pasangan itu, angin berhembus membuat rambutnya berterbangan. Air mata yang tidak bisa di bendungnya keluar setelah senyum senang mavela melihatnya, menyedihkan dan bill yang membawa pergi mavela dengan rangkulan lembutnya.

Menjauh dari arah balik, sehingga mereka tidak melihat tangisan seduh vio.

"Bill, kamu jahat" vio nangis terhisak hisak di taman yang yang sepi.

- Di kafe mooka, tempat biasa vio menenangkan diri-

Vio memulai awal perpisahannya dengan menghapus kontak bill.

Kontak'pacarku tersayang'deteled.

Matanya yang kebab karena nangis, dia terus merenungi kesedihannya.

"Mau curhat sama lia dan radin. Tapi takut mereka marah ke bill dan mavela.

Tidak usah deh, minum cofee saja udah mendingan. "

Cofee yang dibicarakannya datang dengan keharuman yang sangat enak.

"Terima kasih ya, master."

Kakek yang dipanggil master hanya mengangguk tidak menanggapi.

Sepuput coffe seakan menyegarkan dahaga vio, "hm~"

Seusai keluar dari kafe, vio pulang ke rumah.

-sepulangnya malam gelap, Di rumah tampak sepi-

Jelas saja, semua keluarga vio pergi tanpanya ke bandara.

Itu kesalahan vio sendiri, dia menyalakan lampu rumahnya yang terbilang megah.

Vio duduk di sofa, tidak berniat menonton tv.

Diluar terdengar hujan deras, vio mulai bersedih kembali. Mengingat kenangannya bersama bill selama 3 thn ini.

Shall halfحيث تعيش القصص. اكتشف الآن