Kenyataan

169 7 0
                                    

Hawa membantu Atun untuk menyiapkan sarapan.

Selang beberapa menit,Rahman turun dengan snelli yang sudah melekat di tubuhnya dan Adam di sampingnya yang menggendong Ilyas dan Rahman menggendong Kilah..

Hawa menatap Adam.
Sekarang ini kenyataannya adalah,bahwa Hawa masih hidup.Alasan dia membohongi Adam karna ia ingin Adam bahagia bersama Putri namun tanpa ia ketahui bahwa Putri sudah meninggal tiga bulan yang lalu saat melahirkan Kilah.Sebelumnya Rahman dan Atun tidak memberitahukan tentang kematian Putri kepada Hawa.Hawa mengatahuinya setelah Adam menceritakannya di mobil saat mereka pertama kali ketemu dengan Hawa yang menyamar sebagai Salwa.

Adam duduk di sofa bermain dengan putranya.

Rahman menghampiri Atun dan Hawa yang sedang memasak.

"Sampai kapan kamu akan menyamar sebagai Salwa?" Tanya Rahman.Hawa menghentikan aktivitasnya yang sedang memotong timun.

"Mengapa kalian tidak pernah cerita jika Putri sudah tiada?" Tanya Hawa dengan suara pelan.

"Karna kami ingin menjaga perasaan mu Hawa,kami tahu bahwa rencanamu yang ingin menyatukan mas Adam dan Putri itu ingin terwujudkan.Makannya kami berbohong jika Putri baik-baik saja."Jelas Atun memegang lengan Hawa.

"Seandainya kalian jujur,pasti aku tidak akan pernah menyamar sebagai Salwa di mata kak Adam." Kata Hawa.

"Maaf,tapi tolong hentikan semua ini." Kata Rahman lirih dan pergi menuju Adam yang sedang bermain dengan Ilyas.
Hawa memejamkan matanya,ia meneteskan air matanya.

Bayang-bayang Rahman timbul di pikirannya.Ia mengingat perkataan Adam dulu saat ia bersama Adam di mobil dengan menyamar sebagai Salwa,dimana Rahman pernah menyukai Hawa,namun Rahman rela melepaskan Hawa demi Adam.

Atun merangkul Hawa dan menenangkan Hawa.

"Aku tahu jika perbuatan ku sangat salah dan akan menyakiti kak Adam.Tapi seandainya aku tahu Putri sudah meninggal sejak itu,pasti aku tak akan melakukan hal seburuk ini." Kata Hawa pelan.

"Kami mengerti Hawa.Maafkan kami." Kata Atun lagi.

"Aku ingin ke kamar." Kata Hawa dan pergi meninggalkan Atun sendiri di dapur.

Hawa berlari naik ke lantai dua,Adam kebingungan dengan tingkah Hawa yang tiba-tiba seperti itu tak seperti biasanya.

"Hentikan semua ini Hawa,saya mohon jangan sakiti mas Adam lagi.Mas Adam sangat mencintaimu jadi hentikan ini."

Kata Rahman dalam benaknya menatap punggung Hawa yang berlari menaiki tangga.

Hawa melepas cadarnya.
Ia menangis.Hawa berlutut di pegangnya dada yang terasa sakit itu.

"Kenapa aku begitu bodoh ya rabb.
Mengapa aku harus seperti ini?
Mengapa aku harus menyakiti perasaan suami ku sendiri." Lirih Hawa,ia sangat merasa terpuruk.
Ia merasa jika dirinya sudah sangat dosa karna membohongi dan menyakiti suaminya sendiri.
Isak tangisnya semakin kuat.
Ia sudah sangat berdosa kepada Allah dan suaminya.

"Salwa." Suara itu menghentikan tangis Hawa.Ia sangat kenal suara itu.

"Kak Adam." Ucap Hawa pelan.Ia menutupi wajahnya dengan jilbab,Hawa melirik Cadarnya yang ia lempar dekat nakas samping pintu kamar.Ia memejamkan matanya.sungguh ia sangat takut untuk mengambil cadar yang berada dekat dengan Adam.

Adam memandang cadar Hawa yang di simpan begitu saja.
Ia mengambil cadar itu dan memghampiri Hawa yang masih duduk mematung.

"Kamu kenapa?" Tanya Adam.
Hawa masih diam tidak menjawab.

BLACK ANGELOù les histoires vivent. Découvrez maintenant