14

1.6K 106 25
                                    

Eve kini sudah berada di lantai dasar rumah sakit tersebut.
Tinggal berbelok kearah kiri ia sudah sampai di ruang IGD dan di sebelah nya adalah ruangan rehat yang Gracia tempati, ruangan yang disediakan untuk pihak keluarga yang menunggu pasien di ruang IGD.
Belum sempat berbelok ia sudah di tabrak oleh Gracia yang sepertinya terburu buru akan mencari keberadaan Shani.

Brak

Brug

"Awww!!

"Eh...maaf....Eve ?!"
Teriak Gracia.
Ia membantu Eve untuk kembali berdiri.

"Maafin mami sayang, mami ngak lihat jalan tadi' ujar Gracia penuh rasa bersalah karena sudah menabrak Eve.

"Eve ngak apa apa kok mi '
Kata Eve pelan. Ia masih merasa kalut saat berhadapan dengan Gracia.

"Eve...??"
Celline yang baru saja tiba di tikungan itu pun kaget dan bersyukur karena adiknya sudah di temukan.

Jadi setelah sang mami sadar dan mendapati papinya sudah di pindahkan hal yang pertama di cari adalah Eve, adiknya yang sejak mami mereka pingsan tidak ada keberadaannya disampingnya.
Celline sangat bersyukur sang adik sudah berada di depannya sekarang.

"Ya ampun ip, akhirnya kamu ketemu.'
Ungkap Cindy yang juga baru tiba. Ia juga bersyukur anak itu di temukan setelah ia ikut mengkhawatirkannya.

"Sayang kamu dari mana ?. ' tanya Gracia dan dengan lembut ia membelai pipi Eve.

"Papi ...kamar papi' jawabnya takut takut.

"Dimana papi ip ??"
tanya Celline.

"Lantai lima, nomer 48'
Jawab Eve.

"Ya sudah kita kesana ka' ucap Jinan.

Gracia mengangguk setuju.
Mereka pun pergi ketempat dimana Shani kini dirawat.

Ceklek.

Pintu putih itu terbuka, membuat Shani yang tengah melamun menoleh kearah pintu dan mendapati Gracia yang tengah tersenyum haru.

Gracia mulai berjalan kearah ranjang Shani beserta Celline, Jinan, Cindy. Eve dan Zarki tak nampak ikut masuk.

"Kamu ya !! buat aku khawatir tahu. Kenapa keras kepala banget sih pengin pindah ! Kondisi kamu kan masih lemah !!.' Omel Gracia dengan berlinang air mata.

Saat ia sadar setelah bermimpi saat pingsan Gracia langsung bangun dan mencari keberadaan Shani di ruang IGD, namun nihil karena dokter memberi tahu bahwa Shani yang keras kepala itu sudah di pindahkan.
Maka Gracia marah marah sekarang.

Shani hanya mampu tersenyum kecil.

"Maaf sayang, justru aku minta pindah supaya kamu dan anak anak tidak khawatir tentang keadaanku, aku juga merasa baik baik saja kok' ungkap Shani.

Perlahan Gracia lebih mendekat ke arah Shani lalu mengusap perban yang melingkar di kepala Shani.

"Sakit banget ?"
Tanya Gracia.

"Ngak sama sekali. Cuma pas kamu raba raba tadi agak nyeri tapi cuma sedikit kok, kamu ngak usah khawatir.'

Gracia pun kini merasa lega bukan main.

"aku bersyukur cici baik baik saja, kalau ngak aku akan merasa sangat bersalah disini.' ujar Jinan.

Namun Jinan berdiri di sebelah kiri bangsal Shani yang menyusahkan Shani untuk menatapnya, maka Shani hanya bisa meliriknya sebentar.

"Jinan ? Itu kamu ?"
Tanya Shani tanpa menoleh kearah kirinya.

"Iya ci, ini aku ada Cindy juga. Cici ngak usah repot repot noleh, Jinan ngerti kok.'

GRESHAN FAMILY ( Final )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang