Cinta Segitiga Sahabat Nabi

5.9K 387 15
                                    

Asma binti Abu Bakar. Kisahnya yang paling mahsyur adalah saat beliau mengantarkan makanan untuk ayahnya dan Nabi Muhammad ketika bersembunyi di Goa Tsur saat akan berhijrah ke Madinah.

Pada saat itu Nabi Muhammad dan Abu Bakar sedang dikejar-kejar oleh tentara Quraisy.  Asma begitu pemberani dalam mengantarkan makanan ini. Bukan tidak mungkin Asma ketahuan, dan langsung dihabisi oleh Quraisy, tetapi, disinilah terlihat cinta kasih Asma kepada ayahnya dan Nabi Muhammad serta keberaniannya.

Saat itu Asma diberi gelar dzaatun nithaaqain (perempuan pemilik dua selendang) oleh Rasulullah SAW karena selendangnya yang dibelah menjadi dua untuk membawa makanan.

Asma adalah sosok wanita yang shalihah. Beliau adalah teman sepermainan Zubair dan Thalhah juga ketika masa kecilnya. Sampai suatu ketika, Asma dan Zubair pun dipersatukan oleh Allah dalam suatu ikatan pernikahan.
Saat itu Zubair tidak punya apa-apa selain kudanya, dan miskin. Tetapi, cinta mereka memang telah ditakdirkan Allah.

Asma selalu menjaga perasaan suaminya yang pencemburu. Bahkan Asma enggan berjalan dengan rombongan Nabi Muhammad karena tahu sikap suaminya yang pencemburu. Meski Zubair menolak sikap Asma yang terlalu memberatkan dirinya sendiri karena cemburunya Zubair.

Kisah cinta Asma dan Zubair bertahan selama kurang lebih 28 tahun. Cukup lama juga. Mereka dikarunia banyak putra-putri, salah satunya adalah Abdullah bin Zubair.

🌹🌹🌹

Atikah binti Zaid. Ayahnya adalah Zaid bin Amr. Zaid bin Amr adalah orang yang bertahan tidak menyembah berhala dan tetap berpegang teguh pada ajaran Nabi Ibrahim. Zaid tidak ikut tradisi mengubur anak perempuannya, dan merawat Atikah sampai tumbuh dewasa.

Atikah tumbuh menjadi perempuan yang sangat sangat sangat cantik. Iya, mungkin sedikit berlebihan. Tapi, sejauh ini Atikah ini lah yang kisah kecantikannya mahsyur seperti ketampanannya Mushab bin Umair. Mungkin karena cantiknya Atikah ini yang membuat suami pertamanya, Abdullah bin Abu Bakar, menjadi lalai untuk berperang dan berjuang di jalan Allah sehingga lebih disibukkan dengan cintanya kepada Atikah.

Sampai saking kesalnya, Abu Bakar menyuruh anaknya, Abdullah, untuk menceraikan Atikah. Menyadari kesalahannya, Abdullah pun mencerai Atikah, meski masih sangat mencintainya. Abdullah pun sadar bahwa cinta kepada Allah adalah yang utama dibanding cinta kepada istrinya.

Abdullah kembali berjuang untuk agama Islam. Sampai akhirnya, perceraian ini menyebar luas dengan cepat di Madinah dan sampai ke telinga Nabi Muhammad dan merestui kembalinya hubungan mereka berdua. Abdullah pun rujuk kembali dengan Atikah. Kali ini dengan cinta yang berbeda. Mereka menundukkan cintanya dibanding cinta kepada Allah.

Ada sebuah pelajaran berharga juga yang terdapat dalam kisah Abdullah dan Atikah ini. Kisah yang mengajarkan tentang kedudukan cinta kepada Allah dibanding kedudukan cinta kepada pasangan.

Abdullah kemudian syahid meninggalkan Atikah. Atikah begitu bersedih atas kematian suaminya. Atikah bahkan bersumpah untuk tidak menikah lagi sepeninggalnya Abdullah. Atikah tidak menikah sampai lima tahun sejak meninggalnya Abdullah.

Umar bin Khatab yang saat itu menjadi khalifahtahu mengenai sumpah Atikah ini. Umar kemudian menjelaskan bahwa Atikah tidak boleh menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah. Umar terenyuh seorang muda yang cantik, shalihah, tetapi tinggal menjanda seorang diri. Umar pun menawarkan diri untuk menikahi Atikah. Dan, Atikah menerimanya.
Atikah lalu menikah dengan Umar. Atikah kemudian hidup mendampingi khalifah seperti ia mendampingi Abdullah. Ia pun mulai terbiasa dengan cintanya dengan Umar.

Sayangnya, saat cinta tersebut telah tumbuh subur, Umar dipanggil oleh Allah karena syahid dibunuh. Atikah pun kembali sangat bersedih atas kematian suami tercintanya tersebut.
Atikah pun membuat syair yang begitu indah karena kepergian Umar. Syair ini yang membuat Zubair bin Awwam tertarik dengan Atikah. Dan kemudian Zubair pun melamar Atikah. Saat itu Zubair sudah beristrikan Asma. Atikah menerima lamaran tersebut kemudian mereka menikah.

🌹🌹🌹

Dan disinilah kisah cinta antara Atikah - Zubair - Asma berawal.

Untuk status poligaminya, tidak ada masalah didalamnya. Poligami memang dibolehkan dengan syarat.

Hari demi hari dilalui mereka bersama. Zubair yang dikenal pencemburu melarang Atikah untuk keluar sekadar sholat di Masjid Nabawi. Mungkin karena begitu cantiknya Atikah, Zubair cemburu ketika istrinya dilihat banyak laki-laki ketika di luar.
Zubair menjaga dan memperhatikan Atikah dengan luar biasa.

Atikah ini sangat sangat sangat cantik, mungkin kecantikan inilah yang membuat Zubair begitu menjaga dan memperhatikan Atikah.

Di sisi lain, sejak kedatangan Atikah yang mendapat perhatian begitu besar dari Zubair, perhatian dan kecenderungan kepada Asma tentu saja menjadi berkurang. Sampai akhirnya, entah karena alasan apa Zubair menceraikan Asma. Dan selesailah kisah rumah tangga mereka selama 28 tahun.

Selanjutnya, Zubair pun syahid. Tentu saja, Atikah lah yang mendampingi kematian Zubair bukan Asma. Atikah kemudian menikah kembali dengan sahabat lainnya.

Kisah cinta Asma berhenti sampai di Zubair bin Awwam. Asma memutuskan tidak menikah lagi dengan laki-laki lain. Hal ini dikarenakan ia mengingat ucapan ayahnya, “Putriku, Sabarlah. jika seorang wanita mempunyai suami yang shaleh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga.”

Ini memperlihatkan begitu cintanya Asma dengan Zubair, sehingga ia hanya menginginkan Zubair di surga kelak.

Cinta Romantis Di Zaman RasulullahWhere stories live. Discover now