Thalhah ibn 'Undaidillah dan Aisyah

4.8K 402 0
                                    

“Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka.
Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”

Ayat ini muncul ketika Thalhah ibn Ubaidillah bergumam dalam hatinya.“Akan kunikahi Aisyah jika Nabi telahwafat.”

Siapakah Thalhah itu? Thalhah masih terbilang sebagai sepupu dari Aisyah binti Abu Bakar istri Rasulullah.

Suatu hari Thalhah sedang berbincang dengan Aisyah. Kemudian Rasulullah datang menghampiri keduanya dengan air muka tak suka melihat pemandangan tersebut. Rasulullah meminta Aisyah dengan isyarat untuk masuk ke dalam bilik. Kemudian wajah Thalhah memerah dan ia pergi meninggalkan Rasulullah dengan gumam di dalam hatinya karena kesal.

“Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”

Karena kejadian inilah ayat tersebut turun. Dan ketika ayat itu dibacakan, Thalhah menangis menyesali perbuatannya.
Ia bertobat kepada Allah dengan memerdekakan budaknya dan menyumbangkan sepuluh untanya di jalan Allah, selain itu ia juga menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki.
Ketaatannya kepada Allah dan Rasulullah tidak dapat dikalahkan oleh perasaan lain yang haram baginya.

Namun kasih yang tak mungkin sampai ini masih tetap ada sehingga ia melimpahkan kasih sayang itu kepada putrinya, sehingga menamai putrinya dengan nama Aisyah binti Thalhah.

Banyak hadits juga yang menceritakan kecemerlangan Aisyah binti Thalhah pada zamannya. Ia memiliki kecantikan dan kepintaran yang hampir sama dengan Aisyah binti Abu Bakar.

Cinta Romantis Di Zaman RasulullahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang