Mars - Chapter 4

680 34 24
                                    

Dancing on Mars
I don’t want anything else
Let’s make a breathtaking kiss
Dancing on Mars
I’m gonna take you
Be drawn to each other in a world without gravity

On Mars

We’ll be dancing
Just the two of us up on Mars
We’ll be dancing
Secret love is up on Mars

"Hyung...temani aku...sebentar saja",
mata cantik Taemin menatap mata obsidian Minho penuh rindu.

Minho menghembuskan nafas. Menatap Taemin dalam. Determinasinya menguat. Dia akan terjun bersama Taemin malam itu.

Dia menarik Taemin lembut mengajaknya ke kamar tidur. Semuanya begitu perlahan. Seolah saat Taemin memintanya untuk menemani dirinya waktu terhenti untuk mereka berdua.

Jendela kamar Taemin menampakkan pemandangan Sungai Han. Lampu-lampu gedung pencakar langit bersinar cantik di seberangnya. Minho meredupkan penerangan otomatis di kamar tersebut, menyisakan siluet mereka berdua berhadap-hadapan dengan latar lampu kota Seoul.

Penerangan yang temaram cukup bagi Taemin untuk melihat wajah Minho di hadapannya. Dia masih bisa mengenali kulit wajah Minho yang berwarna agak gelap darinya. Seolah-olah sudah dirancang sejak awal, warna kulit Minho yang agak gelap  serasi dengan kulit putih susunya.

Matanya mencari mata Minho berusaha menemukan keyakinan di sana bahwa mereka berdua sama-sama menginginkan ini.

Jari-jari mungil Taemin menyusuri rahang Minho, membelainya lembut. Jari tersebut menari di atas bibirnya yang bulat kemudian membelai pipi Minho. Minho memejamkan matanya perlahan. Sentuhan Taemin demikian lembut dan membuatnya terbakar. Nafasnya bergetar saat ibu jari Taemin mengusap pipinya lembut. Minho menyentuh lembut tangan yang membelai pipinya. Menginginkan tangan itu lebih lama di sana.

Taemin menarik bagian bawah sweater Minho dan menariknya ke atas. Minho menurut. Sweater itu terlepas dan menyisakan Minho dalam balutan t-shirt putih. Taemin mendekatkan dirinya dan menatap sayu mata Minho. Minho paham bahwa jika dia lebih lama lagi menatap mata itu maka dia akan jatuh dan tidak bisa kembali. Dari sekian banyak fitur Taemin yang Minho kenali, tatapan mata merupakan senjata terkuat Taemin. Mata Taemin sanggup melumpuhkan akal sehat dirinya jika Taemin mau. Minho mengalihkan pandangannya sesaat. Dia harus menjaga kesadaran dirinya.

Setelah merasa cukup stabil Minho kembali menatap Taemin. Matanya mencari izin Taemin dan Taemin memberikannya. Kini giliran Minho menyentuh Taemin. Kedua tangannya menangkup lembut wajah cantik itu. Ibu jarinya yang panjang membelai lembut bibir Taemin. Dia mengingat bagaimana dirinya menjadi yang paling beruntung bisa merasakan bibir itu dari sejak awal. Bagaimana bibirnya dan Taemin bertemu baik sengaja maupun tidak sejak masa mereka debut. Minho merindukan itu. Perlahan dia mendekatkan wajahnya. Matanya memandang teduh mata Taemin. Bibir mereka pun bertemu.

Minho menempel lembut dan Taemin menyambutnya. Ciuman itu dimulai tanpa terburu-buru tapi lembut dan manis. Tangan Minho yang panjang masih menopang wajah Taemin. Kedua tangan Taemin bersandar pada dadanya.

Minho memutus ciuman itu.

"Bimbing hyung, Taeminah",
ucap Minho lembut. Minho membiarkan Taemin memimpin. Taemin tersenyum lembut. Dia menarik bagian bawah t-shirt Minho dan mengangkatnya ke atas. Bersamaan dengan itu jari-jari sebelah tangannya menari lembut menelusuri perut Minho hingga dada. Nafas Minho bergetar lembut. Taemin memutarinya. Jemarinya masih setia menelusuri bukit dan lembah otot punggung dan pundak Minho. Taemin selalu kagum akan tubuh hyungnya itu. Demikian gagah sekaligus anggun. Perut dan pinggangnya yang kecil dihiasi enam kotak bukit. Happy trail mengukir lembut dari pusar dan terbenam di balik jeansnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang