+09. that sly squirrel

Mulai dari awal
                                    

Hyunae masih saja menelan segala katanya di dalam mulut. Hatinya kalut, dan pandangnya hanya ia arahkan pada Jisung. Sorak sorai para peserta lain di bangku penonton tidak memecah hening dalam alam pikir Hyunae. Ia menutup matanya, mencoba, namun sia-sia. Ia tidak bisa mengosongkan pikirannya.

Jika begini, hasil pertandingan sebenarnya sudah jelas dan jernih. Namun Hyunae tetap mengambil pedang Jinyoung yang tertinggal di tanah tadi.

"Kalau begitu, habisi aku, Han Jisung."

Jisung tertegun. Walau sedetik kemudian batinnya terbahak.

"Kamu adalah seorang bodoh, Hyunae. aku kecewa." ujar Jisung di antara udara. "Saat kulihat kamu di antara pepohonan hutan semalam, kukira kamu adalah gadis pintar yang menarik. Ternyata tidak, kamu sama saja dengan para bedebah bodoh di sana."

Hyunae tertawa miris, terlalu lucu dan menyedihkan baginya. "Menarik? Jisung, aku tidak dilahirkan hanya untuk menjamu atau menghibur kamu. Jangan bersikap pongah seolah kamu memiliki dunia.

Kamu sendiri terlalu bodoh untuk berharap banyak pada manusia."

Jisung kembali terbahak kencang. Membuat para penonton penasaran sebenarnya apa yang mereka bicarakan. Si pemilik bintang tunggal di bawah mata, Hwang Hyunjin, terdiam di duduknya. Akhirnya ada sesuatu yang pantas ia tonton, pikirnya.

"Baiklah, baiklah." ujar Jisung, menaruh tangannya di atas udara. "Kupersilakan, untuk kamu menyerang duluan."

Dan dengan itu, Hyunae melesat ke depan.

Yang ada di pikirannya? Oh Tuhan, cepatlah berakhir.

Seharusnya sudah Hyunae duga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya sudah Hyunae duga. Dengan betisnya yang tadi sempat diserang oleh Jinyoung habis-habisan, ia sudah berakhir di situ. Tapi dengan gengsi setinggi langit dan ego yang terlalu sering ia turuti, ia tidak mungkin mau tunduk pada Han Jisung. Lelaki menyebalkan yang selalu ia sumpahi sialan.

Sekali lagi Hyunae ayunkan bilah berat di tangannya seraya mengosongkan pikiran. Tapi berkali juga Jisung membaca geraknya. Dan setiap kali Hyunae menyumpah diam-diam, Jisung mengetahuinya.

"Bukan—aku bukan begundal sialan. Namaku Han Jisung, ingat."

oooohhh sIALAN.

Hyunae memijit kepalanya, berhasil menahan jarak antara dia dan Jisung. Percuma, percuma sekali. Ia sudah berkali-kali berusaha tidak memikirkan apa-apa. Dan iya, berhasil. Namun di saat Jisung menyerang balik, konsentrasinya kembali buyar. Sebuah refleks dan pertahanan yang Jaemin ajarkan terlalu melekat rupanya.

"Aku bosan." ujar Jisung. hanya ada beberapa lecet dan goresan di tubuhnya. "Hyunae, begini saja.

Be my girl, and i will spare you."

Ngomong apalagi sih, sialan. Secara refleks juga wajah Hyunae berubah datar yang dingin dan pikirnya mengumpat pelan.

"Dilarang mengumpat." ujar Jisung, sepertinya habis mendengar pikiran Hyunae. "Aku serius."

"Maksud my girl itu apa bagi kamu, hah? Teman, pacar, atau bagaimana?" Hyunae akhirnya bertanya, ia penasaran.

"Entahlah." Jisung mengendikkan bahunya, semakin membuat Hyunae kesal. "I just wanna keep you close. Kamu menarik, benar."

Hyunae kembali pada posisi bersiap, "Aku. bukan. mainanmu."

Dan ia kembali melesat ke arah Jisung, sementara si pemuda mendecak kesal. "Ah, keras kepala!"

Berikutnya yang terdengar adalah pedang yang beradu nyaring, dan sebuah suara jatuh.

Hyunae, berhasil gugur. Bertemu dengan tanah kasar, sementara jantung berpacu cepat.

Jisung baru saja membuatnya gugur.

Dan si pemuda langsung mengungkungnya, berkata, "Sekarang juga, putuskan kamu ingin berkata menyerah—atau ya, untuk menjadi gadisku."

"Setan. " lirih Hyunae. matanya terlalu dekat dengan tanah dan ia benci ini. Ia benci sekali harus tunduk pada seseorang yang tidak ia hormati.

"Katakan." ujar Jisung lagi, mengarahkan pedangnya tadi pada leher telanjang Hyunae yang sudah ia singkirkan rambutnya. "Sekarang, Hyunae."

Kurang ajar, kurang ajar.

"Baiklah—" di saat Jisung mulai mengayunkan pedangnya di udara, bersamaan dengan Hyunae yang memanggil air dari dalam tanah, suara nyaring tanda pertandingan berakhir berbunyi.

Sepertinya, dewi fortuna masih menyayanginya.

tbc—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc—

ummm. aku ga tahu ya blessed ini bakal ada romance kan cOWOKNYA BANYAK. ada jeno, ada jaemin, ada haechan, ada hyunjin, ada jisung, ada hwall, ada banyak 00l ntar jadiannya sama siapa hshshshsh

jADIII aku ada rencana bikin side story blessed. kayak misalnya kemaren aku sempet publish PERFUME - huang renjun. jadi disitu ntar fokusnya cuman si putra aphrodite dengan si hyunae, anak athena.

tapi, ah— wacana lagi, wacana~

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang