Part 11. Jatuh Sebelum Melompat

32 7 8
                                    

Part 11. Jatuh Sebelum Melompat

Selepas pernyataan break dari Sohee kemarin membuat Donghyun kehilangan semangat. Hari ini Donghyun bangun lebih pagi sehingga tiba di sekolah sebelum siswa yang lain datang. Alasan Donghyun bangun lebih pagi dari biasanya, karena Donghyun sebenarnya tidak bisa tidur. Semalaman Donghyun mengirim pesan pada Sohee, namun Sohee tidak menjawabnya dan bahkan tidak membaca pesan darinya. Donghyun ingin bicara sekali lagi pada Sohee, namun Sohee tidak memberinya kesempatan. Hal itu tentu membuat Donghyun patah hati. Ibarat sedang dibawa terbang, lalu dihempaskan ke tanah begitu saja. Sakitnya tidak terduga.

Karena belum ada yang datang, Donghyun menumpukan kepalanya pada meja. Selain kehilangan semangat, Donghyun juga jadi mengantuk.

Beberapa teman sekelas Donghyun mulai berdatanagan, termasuk Youngtaek. Pemuda tulang lunak itu tampak ceria seperti biasanya. Youngtaek ini definisi jomblo bahagia. Tidak ada yang mengganggu mood-nya selain matematika dan kalah main game. Youngtaek duduk di bangkunya, di samping Donghyun. Meletakkan tas di kolong meja, lalu memainkan ponselnya menuju aplikasi game online.

Donghyun membuka mata kala merasakan seseorang duduk di samping kirinya. Donghyun mendapati Youngtaek yang tengah sibuk memainkan ponsel, lalu Donghyun mendengus malas. Youngtaek sekolah hanya untuk main game, pikir Donghyun. Lalu memalingkan wajah ke arah kanan menghadap jendela.

"Kau kenapa?" tanya Youngtaek. Rupanya Youngtaek peka terhadap Donghyun yang tengah hilang semangat.

"Sohee," jawab Donghyun.

"Kenapa dengan Sohee?" tanya Youngtaek lagi.

"Dia memutuskanku," balas Donghyun. Posisi Donghyun masih dengan kepala tiduran di atas meja. Matanya memandang luar jendela tidak fokus.

"Kenapa?"

"Karena nilaiku turun." Donghyun mengangkat kepalanya dari atas meja, lalu menatap Youngtaek dengan mata lebar. "Taek, apa masuk akal kalau kami putus hanya karena nilai ujianku turun?" Pertanyaan Donghyun seolah menuntut jawaban pasti dari Youngtaek.

"Menurutku wajar saja. Kau tahu ini Korea. Pelajar harus berusaha mati-matian untuk mendapatkan nilai yang bagus, kalau tidak, kau tidak akan bisa bertahan hidup. Dia pasti memutuskanmu bukan karena tidak suka padamu, tapi karena dia sangat menyayangimu," kata Youngtaek panjang lebar.

"Sebagai seorang jomblo, kau bisa berpikir sejauh itu, aku salut padamu. Padahal kau sendiri sekolah hanya main game, juga kau terlalu melebih-lebihkan soal bertahan hidup," cibir Donghyun. "Banyak cara agar bisa bertahan hidup selain dengan nilai, aku percaya itu," timpal Donghyun lagi. Donghyun kembali merebahkan kepalanya di atas meja, kali ini menghadap ke arah Youngtaek. "Tapi aku tidak bisa jauh dari Sohee. Andai dia mau memberiku kesempatan, aku akan memperbaiki nilaiku supaya dia tidak terbebani. Ah, bagaimana ini. Mataku penuh dengan wajah Sohee." Donghyun menutup kedua matanya dengan telapak tangan, berusaha melenyapkan bayang Sohee di matanya, namun gagal.

"Kau harus menghargai keputusan Sohee. Beri dia waktu sendiri. Kalau dia memang benar suka padamu, nanti juga dia yang akan mencarimu," kata Youngtaek memberi nasihat.

"Begitukah?"

"Hem."

Percakapan keduanya tersela ketika Yoojung menghampiri mereka. Gadis itu duduk di bangkunya, yakni di depan Donghyun. Wajahnya juga ceria, seperti tidak terjadi apa-apa. Donghyun memerhatikan Yoojung lamat-lamat.

Dear You |Kim Donghyun|Where stories live. Discover now