SP - 2

219 31 54
                                    

SANG PENGAWAL

Chapter - 2

Woohyun melirik jam tangannya, pukul 09;15 pagi dan mereka tengah di perjalanan menuju kantor.
Sunggyu bahkan hanya sarapan roti dan beberapa biji buah anggur. Pantas saja tubuhnya kurus begitu. Meski menyetir, Woohyun masih sempat melirik sekilas CEO muda itu seolah tak akan cukup meski telah menatapnya lama tadi ketika di Kondo.

"Hari ini kau akan ada pertemuan dengan klien di perusahaan mereka 'kan?" Woohyun memastikan lagi jadwal kliennya itu.

Sunggyu mengangguk. Woohyun mengingat-ingat kembali lokasi di mana Sunggyu akan melakukan pertemuan, ia sudah meneliti lokasi itu kemarin malam melalui media online. Rekan kerja Sunggyu yang akan bekerja sama dengan penanaman chip silikon pada sarung tangan medis merupakan keluarga pemilik rumah sakit terbesar di Seoul. Mereka juga saling mengenal, meski begitu Woohyun tak boleh lengah. Jika memang keamanan Sunggyu terancam bisa saja hal yang mengancam itu hadir tanpa butuh cela sekali pun. Ia harus benar-benar fokus.

Sunggyu turun dari mobilnya ketika petugas parkir membukakan pintu untuknya. Ia berjalan dengan tegap dan cepat tanpa menunggu Woohyun untuk menyamai langkahnya. Entah mengapa, Woohyun malah terlihat begitu keren padahal ini baru di hari kedua mereka bertemu. Tadi pagi pengawal itu malah memaksanya untuk sarapan. Selama ini Sunggyu memang sering melewatkan sarapan karena ia anggap hanya membuang-buang waktu saja.

Perilaku Woohyun juga sungguh amat sangat memalukan bagi Sunggyu. Ketika Sunggyu keluar kamar dan siap untuk menuju kantor, Woohyun telah duduk di sofa di hadapan pintu kamarnya dengan segelas kopi yang masih mengepulkan asap lalu berucap,"Selamat pagi, tampan! Kau mau sarapan?"

Mereka baru saling mengenal kemarin, dia sudah berani menyapa Sunggyu dengan 'tampan' dan nada menggoda seperti itu. Sunggyu juga baru tersadar bahwa Woohyun tak pernah menyapanya dengan formal. Sungguh makhluk menyebalkan.

"Pagi Daepyonim! Saya akan membacakan jadwalmu hari ini," sambut Sungyeol antusias.

"Tak perlu, HyunWoo sudah memberitahu ku."

Sungyeol terlihat kecewa. Woohyun yang telah duduk di sisi meja Sunggyu menatapnya lekat, entah mengapa perasaan mengganjal itu enggan menghilang dari benak pengawal itu.

Waktu berlalu dengan cepat, kini pukul 3 sore sehingga Sunggyu harus mendatangi pertemuan di gedung rumah sakit rekan kerjanya. Sungyeol kali ini menyetir dan Woohyun duduk di sisinya sementara Sunggyu di kursi penumpang belakang.

Woohyun lantas dengan cepat meneliti keadaan di sekitar bangunan rumah sakit ketika ia telah melihat papan nama Asan Medical Center. Mereka langsung parkir di sisi lain agar bisa menaiki lift khusus menuju ruang pertemuan. Ketika berada di hadapan lift, mereka di sapa oleh sosok yang terlihat lebih muda dari pada Woohyun, mengenakan jas putih berlengan pendek yang menandakan bahwa ia masih koas. Woohyun hampir tertipu bahwa ia seorang wanita sangking bagusnya kulit yang ia miliki dengan perpotongan tubuh yang tak terlihat sebagai seorang pria. Untung Woohyun melihat jakunnya dan suara khas pria yang di miliki sosok itu.

"Selamat datang, saya Sungjong anak dari Lee Kookmin. Silahkan ikuti saya," sapanya formal. Sunggyu mengangguk di ikuti Woohyun dan Sungyeol.

"Saya sangat mengidolakan anda," ucapnya lagi kepada Sunggyu. "Ayahku juga mengagumi ide cemerlang yang anda cetuskan! Apa saya boleh meminta tanda tangan? Anda tidak keberatan 'kan?"

Woohyun tersenyum melihat Sunggyu bersikap ramah kepada Sungjong, mengatakan bahwa tentu saja ia akan memberikan tanda tangannya.

Mereka tiba di ruang pertemuan dan di sambut oleh Lee Kookmin yang memeluk Sunggyu dengan antusias.

SANG PENGAWALWhere stories live. Discover now