4. we are done

1.4K 294 22
                                    

hyunjin berlari secepat yang ia bisa. tidak peduli dengan peluh yang membasahi kemejanya, tak juga peduli akan tatapan aneh yang orang lain lemparkan padanya. hyunjin sama sekali tidak peduli, karena hanya satu tujuannya sekarang.

datang ke rooftop sekolah secepat mungkin. ada seungmin yang menunggunya disana.

hyunjin awalnya tidak paham mengapa si bocah kim meminta bertemu, kendati hari ini mereka tidak memiliki janji apapun. ya, keduanya memang tidak bertemu setiap saat. hanya jika mereka sedang ingin, maka itu mereka pergi.

ada banyak cabang didalam otak hyunjin, mengenai apa sebenarnya hal yang ingin seungmin bicarakan padanya. namun, yang hyunjin yakini, hal itu bukanlah main-main. itu serius.

nafas hyunjin masih terengah kala ia mendapati tangannya membuka pintu rooftop, dan menemukan sosok kim seungmin didalam sana.

dengan langkah cepat, hyunjin menghampiri yang lebih muda, membuat pergerakannya disadari oleh si bocah kim. seungmin menoleh, tersenyum kala sudah berdiri seorang hwang hyunjin di belakangnya.

"kamu dateng juga, jin. ku pikir ga bakal dateng," ujar seungmin, sembari membalik tubuhnya, sempurna menghadap pada hyunjin.

hyunjin mencebik, "pastilah aku dateng. 'kan kamu yang minta,"

seungmin tersenyum mendengar penuturan yang keluar dari mulut hyunjin. rasanya hangat, hingga debaran jantungnya tidak bisa seungmin kendalikan. hyunjin itu pandai sekali membuat seungmin seakan melayang bersama ribuan kupu-kupu dan menjelajah awan, namun kembali dihempaskan begitu saja kala seungmin sadar akan posisinya.

seungmin benci mengakui, tapi ia benar-benar menyukai hyunjin. suka yang lebih dari sekedar suka. ia menyayangi hyunjin, lebih besar dari ia menyayangi dirinya sendiri.

dan, karena alasan itulah, seungmin harus melakukannya.

melakukan hal yang mungkin akan membuat hyunjin sedih--untuk sementara.

"hyunjin, tentang kemarin--"

seungmin menjeda kalimatnya, kala mendapati raut tegang dan gelisah dari wajah hyunjin. seungmin tahu, si bocah hwang itu pasti merasa tidak nyaman setelah apa yang dilakukannya sendiri terhadap seungmin beberapa hari lalu. karena, seungmin pun merasakan hal yang sama. ia bahkan tidak bisa tidur dengan tenang. ada rasa bingung dan senang disaat yang bersamaan.

seungmin tidak menyangkal jika ia senang ketika hyunjin menciumnya. namun, mengingat posisinya saat ini, seungmin tidak bisa untuk merasa senang. karena dibalik kesenangan, bukankah selalu ada sakit yang bersembunyi?

seungmin meraih jemari hyunjin, membuat empunya refleks tersentak. seungmin menatap manik gelap hyunjin, dalam, dan penuh kesenduan. yang lebih tua pun melakukan hal yang sama. keduanya larut dalam tatapan, mencari-cari sirat tersembunyi dari binaran bola mata masing-masing.

"hyunjin, yang kamu lakuin kemarin, boleh ga kalo aku balas?"

hyunjin tertegun. ia diam, dengan kedua manik membulat. terkejut, tentu saja.

dan tanpa hyunjin sadari, juga tanpa hyunjin sempat untuk menjawab, seungmin sudah lebih dulu mendekat dan mengikis jarak antara mereka. seungmin bernafas tepat di wajah hyunjin, dan itu membuat nafas hyunjin tercekat. terlebih, kala hyunjin merasakan ada sesuatu yang hangat menempel di bilah bibirnya.

hyunjin memejamkan mata. seungmin baru saja menciumnya. di bibir.

seungmin menjauhkan wajahnya setelah menyudahi kecupannya tadi. kembali pada posisi awal sebelum hyunjin datang. berdiri di pinggir pembatas rooftop. memandang senja.

hyunjin pun turut beralih. berdiri disebelah seungmin, pun memandang senja. membiarkan hembusan angin senja yang hangat menerpa wajah mereka. membiarkan waktu berlalu dengan sendirinya. membiarkan semuanya berjalan sesuai dengan caranya masing-masing.

"hyunjin, ayo, sampai disini aja."

hyunjin menoleh, beralih memandang seungmin yang terlihat indah dibawah pancaran jingga milik senja. hyunjin tertegun untuk yang kedua kalinya kala mendapati sorot putus asa dan kesedihan dari manik seungmin. wajahnya terlihat sangat lelah.

dan entah mengapa, kedua mata hyunjin memanas. ia berusaha mati-matian agar sesuatu yang mendesak keluar dari pelupuk matanya itu tidak benar-benar keluar.

"apanya yang sampai disini?"

bisa hyunjin lihat jika seungmin memejamkan kedua matanya, dan helaan nafas keluar dari bibir bocah kim tersebut.

kemudian, seungmin menoleh. menatap hyunjin tepat di matanya.

"kita."

a/n: ini apasih?

𝘁𝘄𝗶𝗹𝗶𝗴𝗵𝘁. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang