Ke-dua

35.3K 2.9K 27
                                    

Seperti yang dikatakan Regan, mereka langsung bertolak ke kediaman Adirama Hutama setibanya mereka di Jakarta. Tak ada yang menyambut kepulangan mereka di bandara. Namun ternyata, supir keluarga Hutama sudah menunggu di luar bandara.

Tak disambut di bandara, bukan berarti tak ada sambutan yang diberi keluarga Hutama padanya. Putri Nandita Hutama, kakak iparnya, menyambut kedatangan Isti dengan sebuah pelukan. "Selamat datang di keluarga Hutama, Isti."

"Makasih, Kak Putri."

Tak lupa Isti memeluk ibu mertuanya, dan mencium tangan ayah mertuanya dengan hormat.

"Isti pasti cape 'kan? Ayo kita ke dalam dulu. Bu Narti, tolong bawakan tas Isti ke kamar Regan ya," titah Putri pada seorang pelayan wanita yang siaga menunggu perintah.

Keluarga Hutama merupakan keluarga yang cukup terpandang dan disegani. Adirama memiliki beberapa gedung departement store yang tersebar di beberapa titik di Pulau Jawa. Bahkan nama Adirama Hutama, pernah tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia oleh majalah Forbes.

Sebagai putra pertama, Panji Sakala Hutama diberi kuasa memegang empat cabang departement store. Sang istri juga kecipratan pastinya. Ibu dari cucu pertama Adirama itu diberi tanggung jawab memegang dua cabang perusahaan.

Sementara sang putri, sama sekali tak tertarik untuk terjun ke dunia bisnis. Bersama sang ibu, Putri menjadi donatur tetap di beberapa panti asuhan juga panti werdha. Mendirikan rumah singgah untuk kaum tuna susila, serta kegiatan lain yang bergerak di bidang kemanusiaan. Mungkin setelah ini, Isti akan bergabung dengan Putri dan ibu mertuanya, Masayu.

"Gimana bulan madunya, Ti? Kamu menikmatinya kan?"

Perjalanan bulan madunya dengan Regan ke Bali merupakan hadiah pernikahan yang diberi Putri untuk adik dan adik iparnya. Awalnya, Putri menawarkan tiket ke Maldives. Namun Isti menolak, dengan menjadikan jarak yang terlalu jauh sebagai alasan.

"Alhamdulillah, Kak Putri. Makasih ya, Kak. Isti senang dan sangat menikmatinya," ujar Isti tulus.

"Seharusnya ke Maldives, Ti, pasti lebih romantis. Kamu malah nggak mau."

"Bali udah cukup, Kak," jawab Isti. "Oh iya, hampir lupa. Isti punya sesuatu untuk Mama, Kak Putri dan yang lain."

"Oh ya?" Putri bertanya penasaran.

Isti mengeluarkan oleh-oleh yang sudah ia persiapkan sejak kemarin. Membagikan nya pada Putri dan Masayu. Sekalian Isti titipkan oleh-oleh untuk suami Putri juga ayah mertuanya. Isti masih merasa segan harus berinteraksi dengan mereka.

Setelah membongkar juga membagikan oleh-oleh, Isti diajak makan siang bersama. Keluarga Hutama yang lain sudah menunggu Isti, Putri dan ibu mertuanya. Putra sulung keluarga Hutama yang tak ikut menyambut Isti dan Regan tadi, juga sudah ikut bergabung di meja makan. Termasuk seorang wanita yang Isti tahu tak pernah menyukai keberadaannya.

"Silakan bergabung, Isti."

Kursi di sebelah kiri Regan memang disediakan untuk Isti. Suaminya itu tak mengatakan apa-apa saat Isti sudah berada di sebelahnya.

Isti duduk berhadapan dengan Viona, istri kakak pertama Regan. Sejak pertama kali mengenal keluarga Hutama, Viona sudah menunjukkan ketidaksukaannya pada Isti. Padahal Isti sama sekali tak tahu apa kesalahan yang ia perbuat pada wanita itu.

Isti pun tak begitu mengenal Viona. Meskipun memang, nama Viona Arabella bukan nama asing di dunia fashion. Ia adalah perancang busana terkemuka. Karyanya sudah malang melintang di dunia fashion. Beberapa selebriti terkenal memakai rancangannya. Bahkan saat pernikahan putri presiden, Viona turut ambil bagian.

The Wedding (Selesai ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang