07

4.3K 627 32
                                    

Darra bangun dengan perut berat, ternyata ada tangan di perutnya pantes aja berat.

Bentar,

Kayak ada yang janggal?

Tangan.

Tangan?

"AAA TANGAN SIAPA NIH?!" Mama dan Dinda langsung menuju kamar Darra pas denger teriakannya

"KENAPA???" Kompak bener.

"Tangan ma!" Ucap Darra setengah histeris.

"Ish kamu kirain kenapa!" Kok mama santai aja sih?!

"Jangan berisik, nanti Mas Lucas bangun." Setelahnya mereka menutup pintunya lagi dan pergi.

Sekarang, Darra baru sadar ia ada di mana. Iya, di kamar, dipelukan Lucas juga.

"Ekhm." Darra berdehem agak kenceng supaya Lucas bangun dan sadar kalo dia lagi peluk Darra!

"Ekhm!" Lucas masih belum bangun padahal deheman Darra udah lumayan keras.

"EKHM!" Akhirnya Lucas bergerak sedikit, walaupun pupus harapan karena dia malah ngeratin pelukannya?!

"Haduh anget banget pagi-pagi belum halal." Tiba-tiba suara Dimas mengintrupsi.

"Apa sih Dim?!" Darra buru-buru lepasin tangan Lucas yang melingkar di perutnya walaupun susah tapi bisa.

Lucas kebangun, Darra bodo amat walau itu gara-gara dia.

"Mas Lucas, mama tadi bilang katanya lo gak usah pulang. Nanti Tante Sonia dateng bawa baju sekalian ngomongin itu."

"Ngomongin apa?"

"Rahasia! Mending lo mandi mba, bau lo sampe sini tau." Darra mendengus, Dimas emang minta dipecat jadi adek.

"Biarin, wle!"

"Sana mandi cepet, nih handuknya." Handuknya malah dikuyel ke muka Darra, adek kurang ajar!

"Iya, nih gue mandi!"

"Ya udah, gue keluar ya. Awas, jangan barengan mandinya!" Dimas kabur dengan konyolnya.

Darra merengut kesal setelah pintu ditutup, lalu jalan malas ke kamar mandi.

"Saya keluar ya, kamu mandi aja. Udah siang soalnya." Lucas keluar kamar dan Darra langsung masuk ke kamar mandi setelahnya.

"Halo Darra, kita ketemu lagi." Darra salaman dengan Sonia yang notabenenya adalah ibu dari Lucas.

"Maaf ya, Om Adi nanti nyusul kesini. Ada rapat dadakan soalnya," ujar Tante Sonia seraya mengelus rambut Darra sayang.

"Iya tante," Darra mengangguk paham.

"Lucas mana?" Tanya Sonia setelah menyadari tidak melihat Lucas daritadi.

"Lagi mandi di atas," Dimas menjawab.

Gak lama, Lucas turun dari lantai atas dan berjalan ke arah kami semua yang sedang mengobrol hangat. Sebenernya cuma Dimas, Dinda, dan Tante Sonia aja yang ngobrol, Darra cuma memperhatikan sedangkan mama lagi menyiapkan jamuan.

"Bun, ayah mana?" Lucas langsung menyalimi Tante Sonia dan duduk disebelahnya.

"Nanti nyusul, kamu baru bangun ya?"

"Iya, hehehe." Lucas ketawa kecil setelah ketauan oleh bundanya.

"Gak sholat shubuh?" Lucas menggeleng, sukses dihadiahi cubitan dari bundanya.

Suara bell bunyi, Dinda langsung membuka pintu. Setelahnya, muncul wajah mirip Lucas memasuki ruang keluarga rumah Darra.

"Wah, ini dia yang ditunggu." Mama nyambut pria berusia hampir setengah abad ini dan bersalaman.

"Ayah." Lucas salim ke ayahnya.

"Dimas, panggil papa diruang kerja." Dimas langsung buru-buru menuju ruang kerja papa di lantai atas.

Gak sampai lima menit, Darra melihat papa jalan menuruni tangga.

"Wah, kamu sudah datang rupanya." Papa bersahabat baik dengan ayahnya Lucas.

Mereka memulai obrolan hangat, Darra tidak tertarik untuk bergabung barang sebentar saja. Darra daritadi cuma sibuk liatin kuku, gabut.

"Jadi bagaimana? Ini sudah mendekati tahun baru, yang mana tahun depan Darra akan kuliah."

"Ya sudah, kita percepat saja."

Darra yang daritadi tidak menyimak, gak ngerti mereka lagi bahas apa. Lucas juga cuma ngangguk-ngangguk aja, Darra gak tau dia emang beneran ngerti atau ujung-ujungnya sama kayak Darra yang gak paham sama sekali.

"Lucas, gimana?"

"Lucas terserah Darra aja."

Kok gue dibawa-bawa?

"Darra, gimana nak? Kamu udah siap kan?" Tanya Tante Sonia kepada Darra.

"Siap apa tante?" Mereka semua ketawa denger pertanyaan yang Darra lontarkan dengan wajah polos terkejutnya.

"Saya emang belum bilang sama si Darra, biar kejutan gitu loh maksudnya." Mama nepuk-nepuk pundak Darra

"Kamu sama Lucas kan mau nikah, pernikahannya dipercepet aja. Kamu juga kan udah kenal sama Lucas dari dulu?" Ayahnya Lucas menjelaskan secara singkat ke Darra

Sebentar,

"Nikah?" mereka semua mengangguk.

"Loh dulu kan kamu yang minta dinikahin sama Lucas, nah kebetulan Lucas juga suka sama kamu dari kecil. Jadi mama sama papa sepakat untuk nikahin kalian berdua, lagipula keluarga kita juga sudah saling mengenal satu sama lain." Jawab mama panjang lebar menjelaskan.

"HAH?" Oke, anggap aja Darra kagetnya emang telat banget.

"Kenapa sayang?" Tanya Tante Sonia lembut.

"Kapan aku ngomong gitu?!" Darra setengah histeris.

"Loh, kamu itu dulu setiap malem kalo abis main sama Lucas bilangnya pasti 'nanti aku kalo udah besar mau nikah sama Lucas yah ma' dan pas Lucas pindah kamu nangis histeris gak mau sekolah seminggu." Mama ngejelasin panjang lebar, Darra baru sadar ternyata masa kecilnya sesuram itu.

GILA?! KAYAKNYA DULU GUE PAS KECIL KEBANYAKAN NONTON MY HEART!

"Itu kan waktu masih kecil ma?!" Darra masih gak terima, bisa-bisanya orangtuanya menanggap itu hal serius.

"Udah, intinya kamu setuju kan nikah sama Lucas?"

Husband - Lucas ft Doyeon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang