MALAM YANG BERTABUR BINTANG

19 1 0
                                    



Malam pukul 20.15

Aku berdiri di depan gerbang sekolah gelisah, resah, bingung entah dengan siapa aku pulang, karena ini hari pertama kalinya aku pulang semalam ini dan tak ada yang menjemputku pulang, biasanya aku pulang dijemput oleh ayah atau ibu, namun ayah atau ibuku seminggu ini sedang berada di luar kota, untuk mengurus bisnis katanya.

Jadi mau tak mau aku harus pulang sendiri entah naik ojek atau angkutan umum selama seminggu ini, tetapi hari ini aku ada tugas kelompok dan kelompokku memutuskan untuk mengerjakannya di sekolah, hingga malam seperti ini.

Semua teman-temanku sudah pulang dijemput oleh orang tua mereka masing-masing, ya maklum kami masih kelas satu SMA jadi masih agak anak mami gitu deh. Dan kini tinggal aku sendiri di sekolah ini yang sedang resah, pulang dengan siapa aku?, angkutan umum sudah jarang sekali jam segini melintas, naik ojek?, sekolahku terbilang cukup jauh dari pangkalan ojek, memang sih tadi ada beberapa temanku yang menawari agar aku menebeng dengannya, namun karena aku ini pemalu dan tidak enak-kan orangnya, aku pun menolaknya, lagi pula tidak ada teman sekelasku yang rumahnya searah atau dekat dengan rumahku.

Tiba-tiba saja ada motor yang berhenti tepat di depanku, dan itu adalah Bara ya aku tahu sekali jacket levis kumelnya yang khas itu.

"WOII, ngapain lo jam segini masih di sini?, masih pake seragam lagi?" Tanya Bara, "wah jangan-jangan..".

"apaan sih lo, udah tau gue baru kelar kerja kelompok tadi" jawabku agak sedikit ketus. Dalam hati aku mengeluh kenapa harus dia sih yang datang kenapa gk tukang ojek aja gitu-kek atau apa-kek?.

"hah kerja kelompok?, kalo kerja kelompok itu minimal tiga orang, gak sendiri kaya gini" ucap Bara.

"iya emang rame kok tadi, cuman temen-temen gue udah pada pulang duluan".

"oalah, untung aja lo gak ketemu sama penunggu sekolah ini" ucap Bara menakutiku, memang sekolahku ini sering terdengar kabar bahwa sekolahku ini angker atau seram. jika sudah malam seperti ini sekolahku sangatlah sepi dan hanya dihiasi oleh lampu-lampu yang sudah agak redup, dan dari situlah orang-orang menilai sekolahku ini seram dan angker.

"ihh apaan sih lo" jawabku kesal dan agak takut

"yaudah terus lo ngapain di sini?, bukannya langsung pulang?" Tanya Bara sambil menyela motornya itu, " ayo cepetan mau bareng gak?" tawar Bara, "kalo gak mau juga gapapa sih, gue juga gak mau maksa, lagi pula bagus jadi gak ada yang ngerepotin gue".

"ihh kalo gak niat buat nawarin pulang mendingan gak usah" jawabku ketus belagak cuek sambil membuang muka.

"oh yaudah bagus, bye" ucap Bara santai, "oh iya hati-hati ya sekolah ini katanya kalo udah di atas jam 20.00 tuh katanya horor banget". Bara kembali menakutiku hendak manrik gas motornya untuk pergi

Reflek aku pun segera naik kemotor Bara "ihh yaudah anterin gue pulang ya, please..." aku memohon karena sudah takut, dan dari pada aku hanya sendiri di sini.

"dih tadi katanya kalo gak niat mending gak usah" ucap Bara, "gue gak maksa ya, ini gara-gara gue kasian aja sama lo ya".

"iya, iya please ya, gue takut".

"hahaha, ama setan takut, setan aja takut ketemu sama lo, hahaha. Udah belom mandi, bau, masih pake seragam sekolah, kummel, dekil pula" ucap Bara meledek.

"ihh ngeselin banget sih lo" ucapku jengkel. Lagi-lagi Bara membuatku kesal, kalo aja aku gak pulang semalam ini mendingan aku naik ojek, dari pada harus diantar pulang sama cowok super ngeselin yang belaga sok stay cool ini.

Aku pun terpaksa untuk menumpang kepadanya, dan malam ini adalah malam yang bertabur bintang, langit begitu cerah nan indah tak pernah aku melihat malam seperti ini sebelumnya, mungkin karena biasanya aku pulang terlalu cepat atau diantar jemput oleh mobil jadi tidak sempat untuk melihat langit yang indah, jika di rumah aku hanya memandangi laptop dan tak pernah keluar kamar. Mungkin ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta kepada bintang dan langit malam yang indah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KAMU DAN HUJANWhere stories live. Discover now