PERKENALAN

22 3 0
                                    

"Ayo, ayo, ayo, hajar, pukul dia" Suara bersorak ramai dari kantin, para penjaga kantin sudah panik dan menjerit-jerit khawatir terkena salah sasaran pukulan dari dua siswa yang sedang bertengkar dengan sengit, ada juga yang berusaha untuk melerai, tapi, sia-sia karena pertarungan sudah semakin seru, lagi pula dari pada nanti malah kena tinjuan yang salah sasaran, lebih baik diam dan ikut menonton pertarungan ini dan tinggal menunggu saja siapa yang akan menang, lagi pula ini juga pertarungan yang sangat seru, seperti film-film laga yang ada di televisi

"Bedebam" salah satu siswa yang sedang bertegkar terjatuh menghatam meja kantin sehingga meja kantin patah, belum sempat ia berdiri dan menahan rasa sakit, tiba-tiba satu kaki melayang tepat di perutnya sehingga ia terpental lumayan jauh hingga ia meringis kesakitan minta ampun.

" Ampun, ampun. Uhuk-uhuk" siswa itu meminta ampun sambil terbatuk dan memegangi perutnya menahan sakit yang tadi tertendang telak oleh lawannya, jelas itu adalah tendangan yang amat telak dan mematikan.

"Hah, ampun kata lo?" siswa satunya lagi yang sudah membuat lawannya terkapar meringis kesakitan, kini bertanya sinis kepada lawannya. seakan belum puas dan dengan napas yang menderu ia kini bersiap mengambil ancang-ancang dengan kaki sudah siap dilayangkan kearah kepala kali ini, dengan jarak hanya beberapa cm siswa itu berdiri tepat di depan lawannya yang sudah sedari tadi meringis kesakitan dan minta ampun, dengan kondisi yang sudah lemah jelas lawannya sudah tidak mampu berdiri, apa lagi balik melawan, kini ia hanya bisa meringis kesakitan sembari memegangi perutnya yang kesakitan.

"ini serangan penutup dari gue" kini dia sudah benar-benar sudah siap akan menendang kepala lawannya yang sudah terkapar tidak berdaya. "mampus lo-".teriak siswa itu, sehingga membuat siapa saja yang menyaksikan pertengkaran dua siswa itu melongo, menuggu-nunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sayangnya saat hendak kakinya sedikit lagi mengenai kepala lawannya yang sudah pasrah dengan kenyataan yang ada, tiba-tiba kerah baju siswa itu sudah ditarik oleh pak Sugandi dengan kuat dari belakang, sehingga hampir satu meter siswa itu terpelanting kebelakang.

"kalian berdua ikut bapak ke kantor" desis pak Sugandi sambil menarik kerah baju kedua siswa yang sedang bertengkar itu. Kedua siswa itu pun dibawa ke ruang guru dengan langkah patah-patah.

Saat pak Sugandi datang dan berhasil melerai kedua siswa itu, kantin seketika hening, siapapun yang menyaksikan pertarungan itu kaget dan berderu kecewa, karena pak Sugandi sudah mengganggu pertarungan yang seru itu, hampir saja pertarungan itu selesai dengan seru, jelas pertarungan itu sangat seru dan menantang layaknya film-film action layar lebar yang sering di tayanghkan di bioskop, tapi sayang seribu sayang pak Sugandi datang dan melerai pertarungan itu sehingga semua yang menyaksian dan bersorak-sorak menggerutu kecewa. Dan satu persatu pergi meninggalkan tempat itu dengan kecewa.

Di ruang guru,

Kedua siswa itu pun di itrogasi oleh pak Sugandi, seketika terdengar pak Sugandi yang sedang marah sampai keluar kantor beberapa siswa yang mencoba untuk mengintip-ngintip ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya tersentak kaget takut ketahuan bahwa mereka sedang menguping pembicaraan itu.

"KAMU LAH YANG SALAH BARA..." pak Sugandi berbicara lantang dengan intonasi tinggi dengan jari menunjuk ke arah Beni dan mata melotot marah menyalahkan Bara.

"LAH KOK SAYA PAK, DIA YANG MULAI DULUAN BUKAN SAYA. SAYA-" Bara yang tak terima di salahkan tak kalah lantang membela diri.

"UDAH BAPAK GAK BUTUH PENJELASAN KAMU, POKONYA KAMU HARUS DIHUKUM" pak Sugandi memotong penjelasan dari Bara.

"LAH GAK BISA BEGITU PAK, JELAS-JELAS SAYA GAK-"

"UDAH POKOKNYA SAYA GAK MAU DENGAR PENJELASAN KAMU, SEKARANG KAMU KELUAR DARI KANTOR DAN HORMAT MENGHADAP BENDERA SAMPAI BEL PULANG" pak Sugandi kembali memotong penjelasan dari Bara yang sedari tadi tak menerima keputusan yang diberikan oleh pak Sugandi, sambil menunjuk keluar kantor bermaksud mengusir Bara dari kantor, agar bergegas untuk menjalankan hukuman yang telah ia beri.

KAMU DAN HUJANWhere stories live. Discover now