Satu

1.4K 128 5
                                    

Suasana malam hening nan indah tidak menerbitkan rasa takut gadis yang tengah membersihkan minimarket di kawasan sepi tersebut. Malam telah menjadi teman baginya. Dan temaram menjadi penyemarak hidupnya.

Gadis itu menghelakan nafas panjang nya saat semua pekerjaan dalam pembersihan telah selesai ia laksanakan, sekarang waktunya ia pulang, Matanya melirik ke arah cendela yang memperlihatkan pemandangan parkiran yang tidak terlalu luas, Hingga kedua mata amethyst nya menangkap seorang nenek tua yang berjalan pelan menuju minimarket, tanpa membuang waktu lebih lama segera saja ia berjalan menghampiri Nenek tersebut.

Siapa yang membiarkan seorang Nenek keluar malam malam begini?

Oh tega sekali, dan betapa kejinya orang itu.

"Nenek, ada yang bisa saya bantu?" Ia bertanya seraya menuntun wanita tua itu memasuki minimarket dengan langkah pelan nya.

Nenek itu memandang Hinata sejenak sebelum kedua matanya yang telah sedikit rabun melihat isi minimarket yang bersih dan rapi

"Aku hanya ingin membeli bahan untuk membuat kue, besok merupakan hari spesialnya cucuku yang berulang tahun, aku hanya ingin memberikannya kejutan"

Sang Nenek menjelaskan, gadis itu mengangguk mengerti dengan di iringi senyuman manisnya.

Teman kerja Hinata yang melihat pemandangan di depannya, memandang Hinata dengan pancaran mata rasa bersalah

"Hinata, kau memang baik sekali. Maaf merepotkanmu, tindakanmu benar benar cepat bahkan aku tidak menyadari nya tadi, padahal jam kerjamu baru saja selesai"

"Bukan masalah Tenten, Aku senang membantu."

Seorang gadis baik hati dan ramah tersebut bernama Hyuuga Hinata, Ia merupakan gadis yang mandiri dan kuat, bekerja sambil bersekolah merupakan kegiatannya sehari-hari, tidak ada kata menyerah dan lelah dalam kamus kehidupannya.

Hinata adalah gadis dengan figur malaikat. Surai panjang indigo, mata amethyst yang menawan, bibir tipis merah, dan bentuk tubuh yang nyaris sempurna. Tubuhnya termasuk mungil dengan tinggi 165 cm. Menjadikan dia amat menawan.

Namun jangan pernah menilainya sebagai gadis manis yang lemah. Dengan kemampuan taekwondo yang dimiliki, dia bisa menumbangkan lawannya hingga berakhir masuk ke Rumah Sakit dalam kondisi mengenaskan.

Angin dingin dimalam hari, Suara lolongan Anjing yang terdengar menakutkan, Ditambah suara Burung Hantu terdengar samar.

Benar-benar suasana tengah malam yang mencengkam, Suara Angin yang menabrak daun dengan lembut membuat orang yang mendengarnya sedikit merinding kala jika Mereka berjalan seorang diri dipinggir jalan hanya dengan lampu Jalan berkekuatan 55 watt.

Tapi tentu saja suasana ini sudah hal Biasa untuk Hinata yang jika pulang selalu seorang diri dan tentunya melewati jalanan tersebut.

Gadis itu Berjalan pelan diatas kerikil yang tertata rapi, sesekali kedua tangan nya saling meremas. Bibir nya bergumam mengikuti Nada Lagu yang tengah ia dengar dari ponsel pintarnya, ia kembali menghelakan Nafas nya pelan.

Perasaan nyaman itu sama sekali tidak bisa ia hilangkan semenjak beberapa menit yang lalu.
Ia merasakan firasat buruk mendatanginya, Hal itu tentu saja mengusik kenyamanan Hatinya.

Deg!

Tubuhnya tiba-tiba menegang dengan sendirinya, Segera saja Hinata membalikkan badannya. Saat itu juga ia bisa melihat seseorang yang terlihat tengah berjalan dibelakang nya dengan sedikit membungkuk dengan jarak kurang dari 2 meter.

'Bukan hantu kan?' Itu merupakan sebuah pertanyaan yang berputar putar di kepala Hinata.

'Jelas saja bukan hantu, mustahil bila hantu bisa menepaki tanah.' Kali ini Hinata mengangguk dengan sendirinya, menyetujui dengan pendapat batin dirinya sendiri.

336 Dilema [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang