War#1

77 12 3
                                    

Jinki marah besar.

Yah.. Siapa yang tidak marah melihat drone termahal yang ia punya ditembak dan rusak dalam sekejap, padahal itu baru pemakaian kedua?

"Kan aku sudah bilang," ucap Kibum berusaha menenangkan. "Terlalu beresiko. Terutama terhadap drone kesayanganmu."

"MASA BODOH! AKU NANTI YANG AKAN MEMBINASAKAN MEREKA SATU-PERSATU."

"Aku tahu kau bodoh. Tapi tolong jangan sekarang..."

~o~o~o~o~o~

Seohyun menyeringai puas begitu tembakan dari mesin tembak otomatis ciptaannya berhasil mengenai drone yang tiba-tiba melintas di atas markas dan mengintai kandang anjingnya.

Ya, seorang Seohyun, si bungsu yang terkenal polos dan kalem pun bisa memyeringai ala tokoh antagonis di saat-saat tertentu.

Tidak ingin lengah, Seohyun bergegas menghubungi yang lain.

"Eonnideul, pasukan polisi militer darurat dari pusat kota sudah datang."

~o~o~o~o~o~

Jinki menyelinap di antara pepohonan dan semak-semak. Lahan bekas area pelestarian lumayan menguntungkannya.

Perlahan ia mengendap tak bersuara menuju sebuah bangunan raksasa berdinding kokoh abu-abu yang terlihat mencolok di antara pohon berdaun hijau segar. Bahkan para gangster itu tak perlu repot-repot menyamarkan bangunan mereka.

Dan Jinki paham betul akan hal itu. Bila mereka ketahuan, yang mereka lakukan untuk mengatasinya hanya satu: pertumpahan darah. Itulah cara kerja gangster.

Jinki hanya perlu menempuh jarak 10 meter hingga ia bisa menyentuh dinding abu-abu itu, namun tiba-tiba ada pantulan sinar menyilaukan yang tepat mengenai matanya hingga ia buta sesaat.

Dan setelahnya semua menjadi gelap. Entah ke mana sinar menyilaukan tadi.

Dan sebuah pukulan menghantam tepat ke kepalanya.

~o~o~o~o~o~

Jinki mengerjap, menggeliat, dan mencoba duduk.

Tapi tidak bisa.

"Eonni, dia sudah sadar!"

"Ya terus aku harus apa?? Bilang 'selamat pagi sayang', begitu? Dih, najis."

Suara gelak tawa memenuhi pendengaran Jinki setelah percakapan antara dua orang gadis yang terdengar mengesalkan itu. Setelah kesadaran Jinki pulih seutuhnya, ia mengecek keadaan. Dan baru menyadari kalau dia bukan dalam posis berbaring.

Dia.... Berada di penjara berdiri. Ya, penyebab ia tak bisa duduk karena ia dalam posisi berdiri di penjara sempit yang berukuran pas se pria dewasa yang sedang berdiri.

"Si Orang Bodoh ini, ckckck." Seorang gadis bertubuh pendek berisi dengan wajah sangar, yang sesungguhnya imut, menghampiri sel tahanannya. "Hanya orang bodoh yang memancing amukan gangster dengan drone kesayangan. Mahal lagi."

"Uri Seohyunie benar-benar hebat. Aku menjadi saksi hidup satu-satunya ketika ia menyeringai jahat! Hahaha!" Yoona tertawa puas sembari bertepuk tangan heboh. Seohyun tersipu, "Apa sih, Yoong eonni."

Tiffany yang sedari tadi diam fokus membersihkan pisau berburu dan pistolnya, tiba-tiba angkat bicara, "Jinki-ssi, for your information, kau sudah ditahan di sini sehari semalam. Ini hari keduamu. Di peperangan kemarin, kalian, polisi-polisi brengsek, kalah telak dengan kami. Paham?"

Sunny mengangguk mengiyakan. "Yeah... Selama kita punya Hyoyeon, Taeyeon, Sooyoung, Yuri, dan para anjing tentunya, musuh sangat mudah dibantai. Terlalu mudah."

180 DegreesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang