Flawless
Gadis itu tercenung, memerhatikan bagaimana kondisinya kini. Kursi roda yang selalu menemaninya selama satu tahun terakhir, bahkan lebih setia daripada sahabatnya. Wajah cantiknya tertutup duka, rasa penyesalan dan kecewa. Bulir air mata menetes dari pipinya yang mulai Tirus. Pantulan wajahnya di kaca seakan mengejek betapa lemahnya dia.
Semua yang dulu ia miliki kini sudah lenyap, berbagai peristiwa yang membuatnya sehancur kini masih terngiang di kepalanya. Kecelakaan yang tak hanya membuat kakinya lumpuh, tapi juga merenggut kebahagiaan keluarga kecilnya. Gadis itu tak pernah menginginkan takdir berjalan sedemikian rupa.
Gadis itu terisak, menangis bahkan tak akan membuat keluarga, teman, dan sanak saudaranya mengasihaninya. Gadis itu sendiri, menikmati kesepian berteman kebencian. Hatinya tergores, luka besar yang menganga, andai dia bisa meminta, hanya satu, kematian
YOU ARE READING
Flawless
Teen FictionAndai mereka tau, bahwa kesempurnaan pada fisik akan kalah dengan kesempurnaan hati. Mereka lebih menghargai seseorang yang punya wajah menarik, dengan tubuh indah daripada gadis cacat dengan hati bersih tanpa celah. Bahkan sebagian pembaca, akan be...
