💄Ticket, Library, and Vape

Start from the beginning
                                    

"Gue mau ngajak Lo ke festival jazz, Sabtu ini. Lo mau?" Ajak Farhan. Ah semesta, apa Evlyn sedang bermimpi? Jika ya bangunkan tolong, ia tak mau jatuh terlalu dalam pada pemuda dengan iri coklat ini. "Evlyn, kok bengong?"

Haish, bodoh benar ia malah bengong disaat yang tidak tepat.

Dodol! Dodol! Dodol!

Rutuknya pada diri sendiri.

"Hm, festival yang sama kaya kemaren han?" Tanya Evlyn. Farhan mengangguk, tanda mengiyakan.

Semesta seharusnya tahu Evlyn akan menjawab apa.

💄


"Menurut Lo gue harus gimana, Tel?" Tanya Nada pada gadis yang sedang menulis pada notenya itu.

"Minta maaf lah ke Raidan, apa lagi?" Jawab Stely santai. Masih fokus pada catatannya.

Nada bingung, bagaiman ia harus menyampaikan permintaan maafnya pada Raidan. Benar-benar ia merasa tak enak pada pemuda Baskoro itu.

"Gimana caranya gue bingung!" Frustasi Nada. Stely menatap malas gadis dengan koleksi squishy itu.

"Ya Lo tinggal ketemuan sama dia, trus lo bilang 'Rai, maapin gua karena masalah kemaren. Jujur gue bener-bener lupa. Gue gak maksud bikin Lo sampai berantem gitu. Maapin gua ya' udah selesai," Stely kembali fokus pada hal yang dikerjakannya diawal.

"Ngomongnya gampang banget nyet!" Ujar Nada kesal, kalau sekarang mereka sedang tidak diperpustakaan mungkin sudah Nada tendang Stely ke mars.

"Ya trus mau gima- eh, Nad itu Raidan masuk perpus. Gih minta maap," suruh Stely. Mendadak Nada panik. "Ah lama Lo."

"Anj Lo mau nga-"

"Raidan! Sini, Nada mau ngomong!" Pemuda yang dipanggil segera menoleh. Nada segera melotot pada Stely. Benar, keluar dari perpustakaan Nada akan menendang Stely ke mars.

"Kurang ajar!" Desis Nada pelan.

"Fighting temanku! Aku tau kau mampu! Fighting!!" Stely segera melipir keluar dari perpustakaan.

GUA KUDU NGAPAEN???

"Mau ngomong apa nad?" Tanya Raidan dingin.

YA ALLAH NGERI BANGET INI, MUKA  RAIDAN JADI GALAK.

"Hm, itu Rai..." Kelu banget ini lidah mau ngomong maaf, belum Raidan liatinnya dingin banget kaya mau makan Nada. Nada takut kawan-kawan. "Gue... Gue mau... Mau anu, itu..."

"Apa?" Tanya Raidan.

Ya Allah, galak bener:(

"Rai, maaf soal kemaren gua bener-bener lupa. Lo tau kan kalau gue Oneng, pelupa. Gue bener-bener minta maaf Rai! Tolong maafin gue ya!!" Nada ngomong sekali tarikan nafas gitu, Raidan kaget kan. Mau ketawa aja rasanya Raidan ini Nadanya lucu banget.

Hshshshs pertahankan sikapmu nak!

"Iya, udah gue maafin," jawab Raidan kembali pada sikap dingin dia.

"Se-serius?" Tanya Nada langsung liat Raidan gitu. Ngerti gak ini rasanya Raidan mau cubit pipi Nada, lucu banget.

Hm, gemash sekali.

"Iya," jawab Raidan sudah mengurangi radar kedinginannya.

"Makasih," jawab Nada.

"Tapi ada syaratnya," ujar Raidan dengan senyumnya yang misterius.

"Apa?" Tanya Nada lumayan takut.

"Sini gue bisikin."


💄



"Sampai kapan sih Lo mau gini terus?"

"Hannah?"

"Buang!"

Pemuda sipit itu hanya diam. Tak bergeming.

"Buang!"

"Gak."

"Buang! Bunda ga bakalan suka liat Lo kaya gini!"

"Berhenti ikut campur urusan gue!"

Tenggorokan Hannah tercekat. Ia melangkah mundur.

"Han, maksud gue gak gitu. Hannah gue gak bermaksud," tersadar pemuda itu segera meraih pergelangan tangan Hannah.

"Lepasin gue!"

"Maaf Han, maaf. Gue berhenti, gue berhenti!" Pemuda itu langsung melempar botol vapenya kearah temannya.

"Gue cuma mau Lo berhenti gitu tiap ada masalah Leo! Gue gak mau liat Lo kenapa-napa! Gue khawatir sama Lo, tapi Lo gak mau ngerti sama kekhawatiran gue! Gue takut Lo kenapa-napa. Tapi Lo malah ninggalin gue!" Isak Hannah. Leo benar-benar merasa bersalah. Ia bersalah meninggalkan Hannah kemarin itu, padahal ia tahu benar ia sedang membutuhkan gadis itu. Langsung saja ia memeluk gadis yang membelakangi nya itu.

"Maafin Leo, Han. Leo emang bodoh," bisik Leo.

Entahlah, ada saja cara semesta memisahkan kemudian dengan seenak hati menyatukan. Sungguh, banyak sekali caranya mempermainkan hati anak manusia.

💄

Karena besok ujian aku up
Wkwk
Vomment woy vomment

Teenager Area ✓Where stories live. Discover now