24 - Pameran

Mulai dari awal
                                    

Hyunsik berdecak disela kesibukannya mengeluarkan makanan perasmanan yang menggiurkan. Aroma tteokboki dan potongan mandu yang masih hangat berasap itu semakin membuat perutnya keroncongan.

"Kau memang pintar mencuri kesempatan, hyung," ledek Hyunsik dengan sarkastik.

Keduanya bercengkrama sambil menikmati makanan selagi hangat. Perut mereka yang lebar cukup menampung banyak makanan yang wajarnya biasa dimakan oleh beberapa orang.

Changsub menatap sahabatnya yang sedang fokus menyantap kue beras pedas dengan lahap. Teringat saat ia terakhir kali menemui Hyunsik, sahabatnya mabuk berat dan sepertinya tidak ingat ia meracau apa. Ia tidak akan memaksa Hyunsik bercerita, hanya saja ia tahu betul sahabatnya itu sedang butuh liburan.

"Lalu kapan kau berlibur? Aigoooo, lihat lingkar hitam di matamu. Kau butuh refreshing sejenak di tengah kesibukanmu itu, Hyunsik."

Hyunsik menghela napas panjang disela kunyahannya. "Aku tidak punya waktu."

"Bukan, bukan.. itu karena kau tidak menyempatkan saja," Changsub mengomel dengan mulut setengah penuh, menelan makanannya sebelum melanjutkan penuturannya, "ikutlah ke K-Art besok lusa bersamaku, sekalian kau menyapa Profesor. Selagi aku pergi seminar, kau bisa berkunjung ke pameran seni rupa disana."

Mata kecil Hyunsik membulat. "Pameran? Seni rupa?"

Changsub mengangguk. "Ya, pameran seni kesukaanmu itu. makanya, sesekali pergi ke luar cari udara segar, jangan hanya berdiam di studio, nanti kau berjamur!"

Hyunsik mendengus mendengar ledekan sahabatnya itu. Namun ide Changsub tidak begitu buruk. Sudah lama ia menyibukkan diri dalam pekerjaan musiknya dan tidak mengapresiasi keindahan seni rupa. Ia juga perlu melepas kepenatan jiwa dan raganya. Siapa tahu pula, ia mendapat inspirasi bagus disana.

"Baiklah. Call!"

***

"Sekarang, kita mulai tempelkan lima lukisan di setiap dinding, beri jarak satu meter untuk setiap karya. Hati-hati, keselamatan karya itu terpenting, ya? jangan sampai terjatuh dan merusaknya," titah Sorn pada semua anggota divisi logistik. "Dan, oh ya.. kita akan memasang sebuah papan styrofoam di dekat pintu keluar untuk menempelkan kertas pesan dari tiap pengujung. Namjoo dan Seungmi, tolong tempelkan itu ya. Setelah selesai, baru kalian bantu yang lain memasang lukisan."

Seungmi dan Namjoo mengangguk.

Mereka segera menyebar setelah mendapatkan tugas masing-masing dari Sorn. Sudah pukul sepuluh malam dan mereka masih sibuk di gedung Pameran, karena besok adalah hari pelaksanaan. Sudah dipastikan sebagian panitia – terutama divisi logistik – harus menginap di gedung karena pembukaan kegiatan akan dilaksanakan di pagi hari. Pameran akan dilaksanakan selama satu minggu tanpa jeda. Satu minggu yang akan sangat melelahkan karena mereka harus melakukan kegiatan pameran tanpa melewatkan jadwal kuliah. Untungnya Minjae mensiasatinya dengan menerapkan shift tugas jaga saat hari H.

Jika Seungmi mengingat niatnya memilih divisi logistik karena merasa itu tugas termudah, kini ia sadar bahwa itu keliru total. Orang logistik butuh tenaga besar, untung saja dia agak terbiasa dengan kerja fisik.

Tapi setidaknya, kesibukan ini sejenak membuatnya melupakan masalah yang lain.

"Seung, sepertinya kita butuh sebuah meja disini. Kita kan harus menaruh sticky notes, bolpoin dan semacamnya, tidak mungkin kan ditaruh di lantai?" usul Namjoo.

"Betul juga." Seungmi berdecak. "Baiklah, aku cari dulu."

"Minta bantuan laki-laki, jangan angkat sendiri!" teriak Namjoo.

B[L]ACKSTREETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang